29

164 18 1
                                    

Pohon-pohon yang  berwarna hijau, kini telah berubah diwarnai dengan kuning atau merah, kemudian  beberapa daun mulai rontok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pohon-pohon yang  berwarna hijau, kini telah berubah diwarnai dengan kuning atau merah, kemudian  beberapa daun mulai rontok. Musim panas telah berakhir, hari terasa pendek, hingga tak terasa kini sudah memasuki musim gugur yang menyebabkan pagi ini begitu terasa dingin.

Seara tengah memakaikan syal pada Nathan dengan telaten. Nathan tak henti- hentinya memerhatikan wajah cantik istrinya semakin hari membuat ia semakin jatuh cinta padanya.

"Nah selesai" ucap Seara sambil tersenyum.

Seara pun menatap Nathan, ia langsung mengerutkan keningnya saat menatap Nathan, yang begitu intens menatapnya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Seara.

Nathan membalasnya dengan senyumnya tak lama dari itu Nathan menurunkan wajahnya untuk mencium Seara. Wajah Seara seketika merona, ia membalas ciuman Nathan dengan lembut, namun tak lama dari itu Seara segera melepaskan ciumannya.

"Sudah sana, Ernando menunggumu diluar" ucap Seara menahan malu

Nathan masih memerhatikan wajah Seara tak lama dari itu ia memberikan kecupan-kecupan kecil di pipi kanan kiri Seara, lalu ke keningnya, dan terakhir ia mengecup kembali bibir Seara beberapa kali, hingga tangan Seara menahan tubuh Nathan agar ia menghentikannya.

"Nathan..." Ucap Seara sambil berusaha menahannya.

Nathan terkekeh kecil saat melihat ekspresi Seara yang mencoba menghindari kecupan-kecupannya.

Nathan pun akhirnya menghentikannya, lalu ia pun berpamitan untuk pergi bekerja.

Seara ikut terkekeh juga di sertai rasa malu dengan tingkah suaminya.

***

Ivar mengelus-ngelus pipinya yang baru saja mendapati tamparan keras dari Deana karena ia menanyakan kapan Deana mengumumkan penerus terbarunya.

"Kau berani menanyakan hal itu padaku sedangkan pekerjaan yang kau lakukan saja sampai sekarang tidak ada hasilnya" ucap Deana dengan kesal.

"Aku sudah semaksimal mungkin mencari keberadaan wanita itu nyonya. Tapi hasilnya memang nihil. Mungkin saja wanita memang sudah pergi jauh" timpal Ivar

"Pergi jauh? Memangnya kau seorang cenayang bisa mengetahui dia pergi jauh. Bagaimana jika sebenarnya dia tidak jauh dari kita?"

Ivar hanya menunduk tak bisa menjawab.

"Aku tidak akan mengumumkannya sebelum kau menemukan wanita itu!"

"Baik nyonya" jawab Ivar, ia pun berpamitan dan keluar dari ruangan Deana.

Ivar menghela nafas panjangnya. Terkadang rasanya ia begitu ingin meluapkan amarahnya. Terkadang ia merasa tidak tahan saat harus menahan kesabaran saat ia mendapati amarah dari Deana. Mempunyai majikan wanita dengan laki-laki jelas sangat jauh berbeda. Jika boleh memilih Ivar jauh lebih suka saat bekerja dengan kepemimpinan Austeen dibandingankan Deana dengan segala moodnya yang tidak bisa ditebak.

THE SIMON (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang