CHAPTER 8

536 51 3
                                    

"Masih memikirkan mobil asing itu?" tanya Ping saat mendapati Pavel yang tengah melamun di antara obrolan Benz, Garfield, Nut dan Lee yang baru saja tiba beberapa menit lalu, "jika merasa tak nyaman, Anda bisa membicarakan masalah ini dengan Tin," sambungnya.

Pavel menghela napas panjang, sebelum mengambil sebatang rokok di atas meja, di tatapnya hingga beberapa detik sambil berpikir, hendak membakarnya tetapi, di batalkan dan kembali meletakkannya di atas meja. Ia rasa Tin tak akan menyukai aroma rokok di mulutnya, dan itu artinya ia harus berhenti merokok mulai dari sekarang.

"Aku tidak ingin Tin memikirkan banyak hal," balas Pavel memilih untuk meminum sekaleng bir dingin rendah alkohol yang ia beli dari supermarket siang tadi di bandingkan coktail yang selalu ia konsumsi sebelumnya, "pekerjaan kantor saja sudah membuatnya sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku tidak ingin menambah bebannya lagi," sambungnya.

"Tapi aku rasa Tin memang harus mengetahuinya, mungkin apa yang Anda pikirkan itu benar."

Pavel menatap Ping hingga beberapa detik, wajahnya tampak gelisah dan khawatir. Jika ia mengatakan yang sejujurnya mengenai rasa curiganya tentang mobil asing siang tadi yang ia lihat di sekitar rumahnya, ia khawatir jika Tin akan mulai mencari tahu, dan kembali berurusan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan kriminal lagi, itu yang tidak ia inginkan.

"Mungkin tidak sekarang. Kau benar, aku terlalu memikirkan banyak hal. Dan, ada pun itu benar, jika ada beberapa orang yang saat ini sedang mengawasiku dan Tin. Aku juga tidak akan tinggal diam," balas Pavel.

"Berjanjilah, jika apa pun yang terjadi, Anda tidak akan menyembunyikan apa pun dari kami."

Pavel mengalihkan pandangan ke arah Benz dan yang lainnya di sana. Sejak ia menjadi suami dari Krittin Tunner, itu berarti ia juga termasuk dalam bagian dari Tunner, Meirion, dan Eden. Ia memang tidak sendiri, bahkan mereka selalu siap menjadi tameng untuk melindunginya dan keluarganya.

"Membicarakan sesuatu hal yang serius?" tanya Tin yang tiba-tiba muncul entah sejak kapan. 

"Kau sudah kembali?"

"Hmm, dan aku merindukanmu," balas Tin, berdiri di balik punggung Pavel dan melingkarkan kedua lengan di leher kekasihnya sebelum mengecup pipinya lembut, "apa ada sesuatu?"

"Tidak ada yang serius," balas Pavel, menatap Ping sekilas, memberi isyarat agar Ping tidak mengatakan apa pun dulu, sebelum ia kembali tersenyum sambil mengusap lengan suaminya.

"Apa benar begitu, Ping?" tanya Tin, menatap Ping untuk meyakinkan.

"Yah," angguk pria bermata almond itu sebelum bangkit dari duduknya dan ikut bergabung dengan yang lainnya.

"Bagaimana dengan pertemuannya kali ini?"

"Semua berjalan dengan lancar," balas Tin tak berniat melepaskan pelukan.

"Mereka sudah menunggumu sangat lama." Pavel sedikit berbisik.

"Hmm," angguk Tin yang masih betah menyandarkan kepala di bahu kekasihnya.

"Maka duduklah di sana."

"Sebentar lagi," balas Tin terdengar lelah, "Tii-rak."

"Yah?"

"Ada hal penting yang ingin aku sampaikan, bisakah kau membantuku?" tanya Tin yang langsung beranjak dari duduknya.

"Tentu," angguk Pavel ikut beranjak.

Mengikuti langkah Tin yang menggandeng tangannya masuk ke dalam rumah, menaiki anak tangga menuju kamar tidur usai berpamitan dengan mereka yang sepertinya sangat menikmati obrolan sambil menikmati alkohol dan barbeque

For HIM Book '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang