CHAPTER 43

411 46 21
                                    

Lihatlah saja nanti, apa yang akan aku lakukan!" gumam Kattie yang langsung mengambil ponsel dari dalam tasnya dan terlihat menghubungi seseorang.

📞 "James, aku menunggumu ke dirumah sakit sekarang."

📞 "Apa ada masalah dengan Tuan Krittin?"

📞 "Tidak, tapi aku butuh bantuanmu untuk menggiring seseorang masuk ke dalam sel."

📞 "Siapa?"

📞 "Pavel Tunner."

📞 "Apa?"

📞 "Pria itu menyerang dan membuat tulang rusukku patah, aku akan mengambil surat visum sebagai bukti penyerangan, dan kau tinggal membantuku untuk melaporkan kejadian seputar tempat, waktu, dan kronologi kejadian yang terjadi bebeberapa menit yang lalu."

📞 "Tapi, apa kau baik-baik saja sekarang?"

📞 "Aku mengalami patah tulang rusuk, apa kau tuli? Kau pikir aku baik-baik saja sekarang?" balas Kattie yang kembali meringis sambil memegangi tulang rusuknya saat rasa sakit kembali menyerangnya.

📞 "Baiklah. Aku akan ke sana."

📞 "Bisakah kau bergegas?"

📞 "Yah, tapi ... bagaimana keadaan Tuan Tunner?"

📞 "Dia masih berada di dalam kendaliku, sebaiknya kau tidak memikirkan itu, dan satu lagi."

📞 "Katakan."

📞 "Bisakah kau menyingkirkan seseorang yang bernama Ping? Dia cukup mengangguku James, bahkan mulai mencurigaiku."

📞 "Aku pikir kau bisa mengatasinya. Seharusnya kau sudah bisa mengantisipasi akan hal itu Kattie."

📞 "Aku tidak tahu jika Tuan Krittin akan mengingat pria sialan itu! Apa kau tahu, jika Tuan Krittin hanya melupakan istri dan ibunya? Namun, tak melupakan semua orang di sekitarnya? Beruntung dia percaya jika aku adalah istrinya, dengan menunjukkan semua bukti yang kalian buat."

📞 "Baiklah, kau hanya butuh terus berada di sampingnya. Beri dia Alprazolam, chlordiazepoxide, clonazepam dan diazepam dengan dosis tinggi, kau tahu jika obat itu akan membuatnya melupakan semuanya."

📞 "Kau gila?! Dia bisa mati!"

📞 "Itu yang Tuan Luke inginkan, melihat Tuan Krittin mati secara perlahan. Memang apa yang kau harapkan?" 

Kattie terdiam sesaat.

📞 "Aku hanya ingin bersenang-senang dengannya sebentar."

📞 "Bersenang-senang? Ingat misi kita Kattie, kau akan membunuh pria itu dengan perlahan, bukan bersenang-senang dengannya!"

📞 "Yah, aku tahu!"

📞 "Maka sebaiknya lakukan apa yang aku katakan. Jangan membuatku berpikir jika kau menyukai Tuan Krittin."

📞 "Diam kau!"

📞 "Wild mengawasimu Kattie, kau tahu dia orang seperti apa. Jangan mengecewakannya karena perasaan bodohmu. Dia bisa saja melubangi kepalamu dengan peluru, meskipun kau adalah kekasihnya. Aku rasa kau lebih tahu sikap tempramen Wild."

Panggilan telpon berakhir, sambil menahan sakit yang menyerang di area rusuknya. Kattie kembali menyeret langkah kakinya dengan perlahan menuju ruang pemeriksaan. Meninggalkan satu psikopat lainnya yang tak lain adalah Lee yang tengah bersandar di balik tembok dengan sebatang rokok di tangannya.

Tentu saja ia bisa mendengar semua obrolan Kattie, meski tak begitu jelas, dan hal itu cukup membuatnya marah. Sebab tidak tahu dengan siapa Kattie berbicara. Ia hanya yakin jika komplotan Kattie bukanlah orang-orang sembarangan, ia pun tidak boleh bertindak gegabah, dan harus menunggu untuk mendapatkan mereka semua.

For HIM Book '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang