"Tin ... tidak seorang diri di dalam sana," balas Ping, dan tak hanya Pavel yang terkejut saat mendengar itu, tetapi juga Lee dan Ryu yang langsung saling menatap satu sama lain.
"Apa maksudmu?" tanya Pavel yang masih belum mencernah perkataan Ping dengan sangat baik. Ia hanya berpikir, mungkin di dalam sana ada Dokter, atau perawat yang tengah memeriksa kondisi suaminya.
"Tin bersama seorang wanita."
Graham Pavel mengeras dengan kedua telapak tangan yang mengepal sempurna.
"Siapa dia?!" tanya Pavel dengan suara yang bergetar berusaha menahan amarah.
"Dia ...."
"SIAPA WANITA ITU?!" sentak Pavel hilang kendali hendak menyerang Ping jika saja Ryu tak lekas memegangi lengannya.
"Tuan, aku mohon. Bisakah Anda tenang dulu, aku akan menjelaskan hal ini ...."
"BERHENTI MENYURUHKU TENANG! DEMI TUHAN ... AKU TIDAK BISA TENANG, SIAPA WANITA YANG BERSAMA SUAMIKU, PING?!" teriak Pavel hilang kewarasan.
"Tuan muda, aku mohon. Dengarkan aku kali ini," balas Ping yang cukup khawatir dengan reaksi Pavel saat ini, dan sudah bisa menebak apa yang akan terjadi dengan Tin juga wanita itu.
Tak akan menjadi masalah jika Pavel ingin melampiaskan semua kemarahannya kepada wanita itu, sebab ia pun tak akan mencegahnya meski Pavel sampai membunuh wanita itu. Namun, bagaimana jika Pavel ikut menyakiti Tin, sedang kondisi Tin belum bisa di katakan membaik, terlebih ingatan pria itu bermasalah saat ini.
"Aku mohon, kondisi Tin tidak cukup baik saat ini, aku tahu Anda sangat marah, tapi aku mohon sekali lagi ... Tin ... benar-benar tidak mengingat apa pun, Anda tahu, 'kan? Jika Tin sangat mencintai Anda."
"..."
"Jika bukan karena ingatannya yang bermasalah, ia tak akan mungkin bersama wanita lain seperti sekarang. Jadi, bisakah Anda mengontrol emosi Anda? Hanya untuk sementara saja, sampai kondisi Tin sedikit membaik."
Tak mengatakan apa pun, Pavel menepis tangan Ryu yang sejak tadi memeganginya, berjalan ke arah Ping, mencengkram kerah kemeja pria itu dan mendorongnya, sebelum melangkah menuju sebuah kamar inap VVIP yang tak jauh dari sana.
"Papah ...!" panggil Pavel membuka pintu ruangan, terperangah dengan air mata yang kembali luruh, bahkan sisa air mata yang menetes beberapa detik lalu masih belum kering.
Tubuhnya tiba-tiba kaku saat melihat pemandangan di hadapannya, di mana tubuh sang suami tengah di peluk erat oleh seorang wanita asing. Dan yang membuat Pavel semakin murka karena pria itu balas memeluk, bahkan kehadirannya di sana tak membuat Tin melepaskan pelukannya, begitu juga dengan Kattie yang semakin mengeratkan pelukannya.
"MENJAUH DARI TUBUH SUAMIKU, SIALAN!" teriak Pavel.
Meraih sebuah meja kecil yang tak jauh dari jangkauannya dan langsung melemparkannya tepat ke arah tempat tidur. Beruntung kursi tersebut hanya menghantam dinding hingga semua isi dari dalam laci meja berhamburan keluar dan tak sampai mengenai kepala Kattie yang seketika memucat karena terkejut.
"Siapa kau?!" tanya Tin menatap tajam.
Satu pertanyaan yang membuat jantung Pavel seolah berhenti berdetak dengan rasa sakit bagai di tusuk seribu pedang. Pandangannya kabur oleh air mata, bahkan tak mampu menjawab, meski hanya untuk mengatakan "aku adalah istri yang sangat kau cintai". Sangat ingin menarik tubuh Tin agar menjauh dari wanita itu, jika saja ia tak mengingat ucapan Ping yang mengatakan tentang kondisi Tin dan juga ingatannya, Tin tak mengingat apa pun. Hanya itu yang sedikit membantunya untuk meredakan amarahnya dan kewarasannya. Ia tak ingin menyakiti Tin, sebab suaminya tak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For HIM Book '2'
RomanceSekuel dari cerita 'For HIM' musim pertama. Dan sesuai dengan genrenya 'darkromance', akan ada konflik dan tokoh baru di dalam cerita ini, sekaligus menuntaskan kisah cinta yang belum berakhir pada tokoh sebelumnya.