Hujan mereda di jam 02:00 pagi. Di Kediaman Kattie yang tampak legam dan James yang tengah berdiri di beranda samping rumah tersebut. Menatap tubuh kaku tak bernyawa Kattie yang sudah terbaring terbungkus kain.
"Akhirnya kau tewas karena perasaan bodohmu. Aku bahkan sudah memperingatkanmu. Jangan pernah mencintainya. Tapi apa yang kau lakukan, kau mengabaikan omonganku, bahkan membunuh Wild, satu-satunya pria yang sangat mencintaimu."
James mengeluarkan sebuah benda kecil dari saku jaketnya yang berisikan sebuah cincin terukir nama Kattie di sana. Cincin yang di siapkan Wild untuk menikahinya. Dengan perlahan James menyematkan cincin tersebut di jemari Kattie yang dingin dan membiru sebelum mengangkat mayat Kattie dan membawanya ke halaman belakang, yang di sana sudah ada galian untuk menguburkan mayat Kattie.
"Berbahagialah kalian. Wild tidak akan dendam karena sudah kau bunuh," ucap James sebelum menutupi tubuh Kattie dengan tanah basah.
Usai dengan semuanya, James meninggalkan tempat tersebut, melangkah masuk ke dalam rumah, dan membersihkan semua bukti yang bisa saja menjeratnya dalam kasus hukum. Termasuk sebuah cairan beracun yang sudah ia masukan ke dalam air mineral milik Tin secara diam diam. Dan yang buruknya, Tin tanpa sengaja meminum air tersebut sebelum berdebatan, dan berakhir Kattie yang mengakhiri hidup.
James bahkan menyaksikan semuanya, duduk dengan tenang di satu ruangan, tak khawatir sebab tahu jika sebentar lagi Tin akan tewas oleh racun yang di minumnya. Namun, berbeda dengan Kattie yang tangannya belum sempat ia raih saat tengah berdiri di depan pagar pembatas. Wanita itu melompat terlebih dahulu dan mengabaikan teriakannya.
"Kattie ... jangan bodoh, kembali padaku," bujuk James beberapa jam lalu sebelum Kattie melompat dari sana.
"Tidak! Tinggalkan aku ...."
"Aku mohon Kattie, kita akan pergi dari sini, kita akan melupakan semuanya, kau akan baik-baik saja."
"Aku tidak akan kembali seperti semula lagi James, hatiku hancur, aku sangat mencintainya. Tak ada yang bisa menolongku. Siapa pun itu."
"Kattie ... semua akan baik-baik saja. Percayalah padaku. Pegang tanganku sekarang juga," bujuk James.
"Aku lelah ... aku mohon ... biarkan aku beristirahat lebih lama .... "
"Tidak! KATTIE ...!"
Dengan satu tarikan napas panjang, James berusaha menahan perasaan sakitnya. Ia bahkan kehilangan dua sahabat sekaligus hanya dalam selang waktu beberapa jam saja. Marah pun, ia tak tahu, harus marah kepada siapa. Setidaknya ia puas, saat yakin jika Tin sudah tewas di satu tempat. Sebab pria itu yang harus bertanggung jawab atas tewasnya Kattie dan Wild, ia hanya butuh mencari mayat Tin dan menguburnya di satu tempat.
__
__
Pavel berdiri di antara genangan air bekas badai semalam dengan ponsel milik Tin yang mereka temukan tak jauh dari kediaman Kattie.
Mata sembab, dan pucat menghiasi wajah Pavel yang terus terdiam di sana sambil menatap layar ponsel suaminya yang di sana tampak foto dirinya yang tengah tersenyum, ia ingat, saat itu Tin mengambil gambarnya, dan saat itu mereka tengah merasakan kebahagiaan.
"Pew ...."
"Di mana suamiku, Benz?" tanya Pavel.
Berusaha sekuat mungkin untuk tegar. Saat ia tahu jika suaminya sudah meninggal akibat racun yang mereka berikan padanya, meski demikian ia masih terus menaruh harapan jika Benz, Ping, Nut, Garfield dan Lee bisa menemukan suaminya di sana, ia berharap Tin akan memberikannya kejutan, suaminya hanya sedang mengerjainya, dan tiba-tiba muncul di hadapannya dengan senyum sambil memanggilnya 'Tii-rak' seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
For HIM Book '2'
RomanceSekuel dari cerita 'For HIM' musim pertama. Dan sesuai dengan genrenya 'darkromance', akan ada konflik dan tokoh baru di dalam cerita ini, sekaligus menuntaskan kisah cinta yang belum berakhir pada tokoh sebelumnya.