"Lalu di mana Tin?"
Ryu dan Ping hanya bisa saling pandang, sebelum pandangan mata mereka kembali teralihkan kepada Pavel yang seketika memejam. Berusaha menahan jantungnya yang kembali berdenyut nyeri.
"Di satu ruangan yang berbeda, aku sudah mengatakannya padamu tentang kondisi Tin sebelumnya, 'kan?"
"Yah," angguk Benz pelan, masih bisa bersikap tenang sebab ada Garfield yang tak pernah bosan menenangkannya dengan usapan lembut di punggungnya, "meski aku masih membutuhkan penjelasan untuk itu."
"Kerusakan pada bagian sistem limbik yang ada di dalam otak, bagian ini mengatur emosi dan ingatan seseorang, ini juga menyangkut emosional penderita saat terakhir kali kecelakaan itu terjadi. Menurut penjelasan Dokter, di beberapa kasus, saat kecelakaan terjadi bagian otak akan berusaha melindungi ingatan lain dengan cara memblokir ingatan yang membuatnya takut, atau menjadi pemicu ketakutannya," jelas Ping.
"Ketakutan?"
"Yah, sepertinya kecelakaan yang terjadi pada Tin bukan kecelakaan biasa. Dan aku mengira, seseorang telah mengancamnya sebelum kecelakaan itu terjadi," jawab Ping memberi kesimpulan.
"Ancaman?"
"Hari di mana mereka mengalami kecelakaan secara bersamaan. Itu sangatlah berhubungan, aku rasa Tin telah menolak sesuatu yang mereka inginkan hingga mereka akhirnya mencelakai Tuan Pavel, dan Tin pasti tahu itu."
"Lalu? Di mana Tin sekarang?"
"Di ruangan VVIP, tak jauh dari sini."
"Aku akan ke sana.... "
"Benz ...." Ping memegangi lengan Benz yang hendak melangkah pergi.
"Ada apa?"
"Tin tidak sendiri di sana."
"Maksudnya?" tanya Benz masih tak mengerti.
"Ada seorang wanita yang menemaninya, wanita yang mengaku sebagai istrinya."
"Lalu?"
"Tin mempercayainya."
"A-pa?!"
"Yah, seperti yang kau dengar," balas Ping dengan wajah serius.
"Ini gila!" umpat Benz, mengalihkan pandangannya ke arah Pavel yang masih memejam, terlihat seolah sedang tidur lelap, dalam hatinya menjerit menahan perih.
"Jadi, Pew seperti ini karena wanita itu?" tanya Benz sedikit merendahkan nada suaranya.
Tak menjawab, Ping hanya mengangguk. Sedang Benz langsung mencengkram rambut dengan kedua tangannya, sudah bisa membayangkan bagaimana sakitnya Pavel saat melihat pria yang ia cintai malah bersama wanita lain, kendatipun ingatan Tin yang menjadi masalahnya. Namun, tetap saja itu akan terasa sangat menyakitkan bagi Pavel yang dalam kondisi hancur saat ini.
"Baiklah, aku akan menemuinya," ucap Benz yang langsung melangkah pergi meninggalkan ruangan menyusul Garfield. Meninggalkan Ping dan yang masih berdiri kembali saling pandang.
Hingga pintu ruangan kembali terbuka dan menampakkan sosok Lee di sana, dan meskipun pria itu tak mengucapkan satu kata pun. Namun, Ping langsung bisa menebak, jika ada sesuatu yang telah terjadi.
"Maaf, Tuan Ryu. Sepertinya aku harus pergi, tapi ...." Kalimat Ping tertahan di tenggorokan, dengan pandangan yang tertuju ke arah Pavel.
"Aku akan menjaganya. Kau tidak perlu khawatir," balas Ryu yang lekas mengerti.
"Terima kasih, maaf jika lagi-lagi aku merepotkan Anda."
"Tidak sedikit pun, Ping. Senang bisa membantumu," balas Ryu sebelum Ping melangkah meninggalkan ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
For HIM Book '2'
RomansaSekuel dari cerita 'For HIM' musim pertama. Dan sesuai dengan genrenya 'darkromance', akan ada konflik dan tokoh baru di dalam cerita ini, sekaligus menuntaskan kisah cinta yang belum berakhir pada tokoh sebelumnya.