CHAPTER 14

430 59 16
                                    

"Aku akan membawa Thana," ucap Pavel usai menutup pintu kamar Thana, berdiri di hadapan Sailub yang masih duduk di kursinya, sedang Tin hanya diam tak berkomentar apa pun.

"Kau tidak bisa membawanya."

"Dan kau pikir memiliki hak untuk melarangku?"

"Tentu!"

"Pria sepertimu? Yang jelas sudah membuatnya seperti ini?"

"Aku tahu, aku yang sudah mengakibatkan Tha menjadi seperti ini, tapi bukan berarti kau bisa membawanya begitu saja," balas Sailub masih bersikeras.

"Kenapa aku harus mendengarmu? Beri aku satu alasan ...."

"Aku mencintainya."

Pavel menatap Sailub tajam. Mencoba mencari kebenaran di dalam kedua mata Sailub, dan yang membuatnya marah adalah ia yang tak bisa melihat kebohongan di sana. Ia pun tidak tahu apa harus senang saat mengetahui itu. Yang ada di dalam kepalanya saat ini hanyalah ingin menjauhkan Thana dari Sailub, pria yang sudah membuatnya menderita selama bertahun-tahun, dan cinta Sailub saja tidaklah cukup untuk membayar semua penderitaan itu. Mungkinkah ia sudah menjadi sangat egois sekarang? Sedang yang ia tahu Thana juga sangat mencintai Sailub hingga rela melakukan apa saja untuk pria itu termasuk mengorbankan hidupnya sendiri.

Ini gila. 

Pavel mengumpat marah, sebab apa yang di lakukan Thana tak jauh berbeda dengannya yang rela melakukan apa pun demi Tin yang sangat di cintainya.

"Aku akan menjaganya."

"Kau tahu jika aku tak akan pernah membiarkanmu!"

"Aku mohon," ucap Sailub yang cukup mengejutkan Tin dan Sailub.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah saat Sailub menekuk lutut di atas lantai dan bersujud di ujung kaki Pavel untuk memohon. Sungguh adegan yang tampak familiar. Beberapa bulan lalu, Pavel juga pernah melakukan hal yang sama, berlutut di hadapan Sailub sambil memohon agar Sailub tak membawa Tin darinya tetapi, pria itu mengabaikannya.

"Aku mohon padamu, jangan membawanya pergi. Hanya Thana yang aku miliki di dunia ini."

Pavel mengepalkan tangan kuat. "Brengsek, keparat, kau bajingan keji, sungguh biadab!" 

Pria itu tak berhenti mengumpat hingga Tin harus memeluknya untuk menenangkan sekaligus menekan emosinya. Tin juga bersyukur sebab Pavel sudah banyak berubah, jika masih seorang Pavel yang dulu, mungkin tidak akan ada suara merendah, tidak ada obrolan secara baik-baik, dan tidak akan ada barang yang masih tertata di tempatnya. Tin menyukai perubahan sikap Pavel yang jauh lebih lembut, kalem, dan dewasa dengan tidak menghadapi semua masalah dengan emosional seperti dulu.

"Aku tidak ingin sepertimu yang mengabaikan permohonanku saat itu dan tetap membawa Tin dariku. Hanya untuk kali ini, dan ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika Thana sampai menangis dan terluka lagi karenamu. Aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku sendiri, kau tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menghancurkanmu," ucap Pavel setelah merasa perasaannya jauh lebih baik.

Tanpa menunggu kalimat yang keluar dari mulut Sailub pun, Pavel lekas meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Sailub yang masih berlutut di sana.

"Apa pun yang terjadi, kau harus tetap menghubungiku," sambung Tin yang hanya di balas anggukkan oleh Sailub sebelum menyusul langkah Pavel keluar dari kediaman Sailub dan meninggalkan perkebunan.

---

Kediaman Ryu Dante

Mark berdiri cemas di samping tempat tidur Ryu yang saat ini terbaring di balik selimut dengan kondisi tubuh yang masih panas. Suhu tubuh Ryu semakin tinggi hingga membuat Mark menjadi sangat khawatir sebab pria itu menolak untuk ke rumah sakit.

For HIM Book '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang