"Tuan Pavel menderita cidera otak akibat benturan keras di kepala hingga kehilangan kesadaran."
"Apa ... kondisinya ...."
"Ia mengalami memar pada jaringan otak. Benjolan ini terdiri dari area otak yang terluka atau bengkak bercampur darah yang bocor dari arteri. Beruntung Tuan Pavel hanya mengalami cidera ringan. Kita akan melakukan pemeriksaaan CT scan lanjutan secara rutin. Akan ada pengobatan yang diberikan untuk mencegah kerusakan saraf atau mempercepat penyembuhan saraf, dan tujuan utama di ICU adalah untuk mencegah cedera sekunder pada otak yang mengacu pada trauma awal pada otak."
Ping menarik napas kuat dan dalam, masih bungkam sambil mencengkram rambutnya kuat, menahan perasaan sakit dan sedih dengan wajah yang tampak memerah, terlihat menarik napas hingga berulang kali sebelum duduk tertunduk menatap lantai dengan kedua mata berkaca. Lee pun demikian, bahkan air matanya seketika menitik begitu saja, kala rasa bersalah dan ketakutan menggerogoti hatinya. Seharusnya ia mengabaikan saja keinginan Pavel yang tak ingin pergi bersama, mungkin hal itu tidak akan terjadi jika ia kekeh untuk menemani Pavel.
"Ping, sebaiknya hubungi Tuan Krittin." Ryu kembali memberi saran saat merasa jika kondisi Pavel memang cukup parah, sedang Ping masih tertunduk untuk beberapa saat sebelum akhirnya terlihat mengangguk dan mengambil ponsel dalam saku jasnya hingga beberapa saat.
"Tidak bisa di hubungi," ucap Ping, kembali melakukan panggilan, bahkan ia melakukannya hingga berkali-kali.
"Bagaimana dengan nomor lain?"
Tak menjawab, Ping mulai mencari nomor Benz yang juga berada di daftar panggilan cepat. Tahu jika mereka berangkat bersama menuju Chiang Mai pagi ini.
📞 "Benz, di mana Tin? Aku kesulitan menghubungin nomor ponselnya," tanya Ping tanpa basa-basi saat panggilan tersambung.
📞 "Tin? Bukankah seharusnya ia sudah berada di rumah?" jawab Benz dengan satu pertanyaan hingga membuat Ping terdiam sejenak.
📞 "Kembali ke rumah?"
📞 "Benar, saat perjalanan menuju bandara, perasaan Tin mendadak gelisah, memutuskan untuk kembali ke rumah dan membatalkan keberangkatan," balas Benz terdengar menepikan mobilnya.
📞 "Tapi ... nomor ponsel Tin tidak bisa di hubungi."
Hening hingga beberapa saat.
📞 "Kenapa tidak pulang saja di rumah untuk ...."
📞 "Tuan muda mengalami kecelakaan, dan aku sedang berada di rumah sakit sekarang," potong Ping mengejutkan Benz.
📞 "Apa yang sudah terjadi? Di mana Lee?" tanya Benz menginjak pedal gas hingga mobil kembali melaju, dengan suara ban yang berdecik saat beradu dengan aspal.
📞 "Sepertinya ada seseorang yang sengaja mencelakai Tuan muda."
📞 "Apa? Tapi bagaimana bisa? Apa yang Lee lakukan? Bukankah kalian ke Dream Fashion bersama?"
📞 "Kondisi Tuan muda sedang tidak baik pagi ini, dan memutuskan untuk pulang bersama Lee, aku tetap di Dream Fashion sampai acara selesai."
📞 "Baiklah, lekas hubungi Elletra. Mungkin Tin sudah berada di rumah sekarang."
📞 "Baiklah, dan kau?"
📞 "Aku akan kembali dengan segera setelah menjemput Ibu Madeline."
📞 "Lalu mobil itu? Lee masih mengingat plat nomornya."
📞 "Dasar orang-orang bodoh, berniat mencelakai Pew menggunakan mobil yang berplat. Beri tahu Lee untuk tidak bertindak sebelum aku datang. Aku akan menghubungi Garfield dan yang lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
For HIM Book '2'
RomanceSekuel dari cerita 'For HIM' musim pertama. Dan sesuai dengan genrenya 'darkromance', akan ada konflik dan tokoh baru di dalam cerita ini, sekaligus menuntaskan kisah cinta yang belum berakhir pada tokoh sebelumnya.