CHAPTER 20

477 58 13
                                    

"Pew?"

"Yah, bukankah itu suatu kebetulan yang mengejutkan?" tanya Ping.

"Yah, aku rasa." Pavel kembali mengunyah popcorn di mulutnya.

"Baiklah, aku akan ke ruang kerja," balas Ping hendak bangkit dari duduknya.

"Tunggu!" serga Pavel yang langsung menarik ujung jaket Ping. 

"Ada apa, Tuan?"

"Filmnya belum selesai," balas Pavel dengan pandangan yang masih fokus di latar televisi, sedang tangannya masih tak melepaskan ujung jaket Ping.

"T-tapi ...."

"Kita sudah sepakat. Kau akan menemaniku nonton, Ping!" 

Ping memijat tengkuk lehernya. Seharusnya ia sadar jika tak bisa melakukan apa pun, terlebih untuk menolak.

"B-baiklah," angguk Ping yang kembali duduk di samping Pavel, "sebenarnya ini apa, Tuan?" sambungnya yang masih tak mengerti dengan adegan film barbie yang mereka nonton. Ia sudah terbiasa menonton serial drama romantis bersama Nut, apa Tin juga sudah terbiasa menonton Barbie?

"Ini menceritakan kisah tentang seorang perempuan bernama Odette yang suatu hari bertemu dengan unicorn dan kemudian mengikutinya masuk ke dalam hutan," jawab Pavel dengan lancar.

"Lalu?" 

"Di sana, ia secara tak sengaja melihat pertempuran yang terjadi antara Ratu peri dengan penyihir jahat. Penyihir tersebut pun mengubah Odette menjadi angsa putih. Berkat bantuan ratu peri, sihir tersebut pun tidak begitu sempurna karena Odette tetap dapat menjadi manusia di siang hari, dan hanya menjadi angsa di malam hari. Misi pun dimulai dengan Odette yang berusaha untuk mengalahkan kejahatan sang penyihir dan mematahkan sihir yang ia dapatkan. Bukankah ini kisah yang sangat menarik?" tanya Pavel.

"Yah ... tentu saja. Angsa, kuda, peri ... itu sangat menarik," angguk Ping yang kembali menyadarkan tubuhnya kesandaran sofa. Dan tak cukup lima menit saat Ping akhirnya tertidur pulas di sana sambil memeluk bantal.

"Tii-rak," panggil Tin menghampiri, cukup terkejut saat melihat Ping yang sudah pulas di samping Pavel, dengan kepala yang nyaris bersandar di bahu Pavel.

"Sejak kapan Ping di sana?" tanya Tin masih berdiri di samping Pavel.

"Sudah sejak tadi, aku yang memintanya menemaniku nonton di saat kau sedang sibuk," jawab Pavel.

"Maafkan aku, ada hal penting yang harus di kerjakan," balas Tin duduk di antara Ping dan istrinya.

"Tidak masalah, aku mengerti," angguk Pavel tersenyum usai mendapatkan kecupan lembut di bibirnya.

"Beberapa hari ini aku sangat menyukai bibirmu. Terasa manis, dan ... asam," ucap Tin yang membuat Pavel terkekeh sambil menunjukkan buah lemon kepada Tin yang langsung mengusap bibirnya saat rasa asem lemon menempel di sana.

"Oh, m-maaf ...." Ping tiba-tiba terbangun hingga mengejutkan Tin dan Pavel.

"Kau sudah bangun?" tanya Pavel meletakkan mangkuk berisi popcorn di atas meja.

"Aku tidak tidur ...."

"Apa?"

"Yah, aku melihat kalian. Mungkin kalian membutuhkan tempat yang lebih tertutup dan lanjutkan pekerjaan kalian, aku akan menyelesaikan film barbie ini, menunggu Odette kembali menjadi angsa," balas Ping. 

Tin langsung meraih tubuh Pavel untuk di gendongnya.

"Kalian lebih mirip Odette dan pangerannya," sambung Ping.

For HIM Book '2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang