Police Station
Tatapan tajam Luke tertuju pada seorang sosok yang tengah duduk tepat di hadapannya dan hanya di pisahkan oleh kaca pembatas. Sosok dengan topi hitam dan masker mulut yang menutupi separuh dari wajahnya, hingga hanya menyisahkan sorot mata yang tak kalah tajam menikam penuh amarah, balik menatapnya tak berkedip.
"Kau?"
"Pavel Tunner."
Hening dengan atmosfer di sekitar ruangan yang seketika berubah menjadi tak biasa, saat tatapan tajam mereka saling beradu satu sama lain hingga beberapa saat.
"Apa yang kau ...."
"Ssshh ...."
Pavel menempelkan telunjuk di bibirnya yang masih tertutupi masker.
"Aku ke sini bukan untuk mendengar omong kosongmu, apa pun itu!" sambung Pavel terdengar datar dan dingin, "aku hanya ingin kau bisa melihatku untuk yang terakhir kalinya."
Segera setelah mengatakan itu. Pavel langsung membuka topi dan masker mulutnya, dengan seringaian menakutkan yang kini menghiasi wajahnya.
"Kau akan terus mengingat wajahku di saat kau merenggang nyawa, termasuk semua kesalahan yang sudah kau lakukan kepada suamiku, Dan di saat itulah, aku pastikan kau akan benar-benar merasakan penyesalan karena sudah berani menyentuh keluargaku," sambung Pavel, kembali memakai topi dan masker mulutnya sebelum bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja tanpa mendengarkan apa pun dari pria itu.
Meninggalkan Luke tanpa kata apa pun lagi. Dan Luke yang hanya diam saja dengan rahang yang saling mengunyah di dalam sana, berharap James bisa menemuinya lebih cepat agar ia lekas memerintahkan pria itu untuk melenyapkan nyawa Pavel sekaligus. Dan apa yang ia harapkan akhirnya terjadi, lima belas menit setelah Pavel meninggalkan tempat tersebut, James terlihat di sana, melangkah mendekat dan duduk di hadapannya.
"Tuan ...."
"Kau tak punya banyak waktu, katakan apa yang kau temukan, dan lekas susul Pavel Naret."
Kening James mengernyit. "Pavel Naret?"
"Bajingan sialan itu baru saja meninggalkan tempat ini. Dan ia benar-benar membuatku cukup kesal. Aku ingin kau melenyapkan nyawanya sekarang juga hingga tak ada lagi yang tersisa dari Phoom dan Tunner Families."
James mengangguk paham.
"Lalu apa yang kau dapatkan? Lekas berikan padaku dan pergi dari sini."
Tak menjawab, James hanya meletakkan sebuah map coklat di atas meja, dan mengeluarkan beberapa lembar foto sebelum di tempelkannya di permukaan kaca untuk di lihat oleh pria itu. Foto bayi kecil yang sedang berada di dalam gendongan seorang wanita yang tengah duduk di sebuah kursi roda halaman rumah sakit.
"Vee dan ... anakku?" gumam Luke dengan suara sedikit bergetar dan kedua mata berkaca.
"Yah, wanita itu melahirkan seorang bayi perempuan yang di beri nama Ranesmee Tunner."
Luke menarik napas kuat dan dalam, masih menatap lembaran foto tersebut dengan jantung yang berdebar kencang hingga mulai berpikir, apa ia masih akan di beri kesempatan untuk bertemu Vee dan bayi mereka? Meski keinginan itu adalah hal yang mustahil. Namun, ia masih memiliki harapan untuk itu. Di mana, suatu hari nanti, ia akan membawa Vee dan putri mereka pergi jauh.
"Aku akan menyusul Pavel Tunner dan melenyapkannya dengan segera, seperti perintah Anda," ucap James beranjak dari duduknya, meninggalkan beberapa lembar foto di atas meja, sebelum dua pria berseragam membawa Luke Everdeen keluar dari dalam ruangan tersebut.
"Kalian melupakan satu hal?" tanya Luke saat mereka melewatkan ruangan tahanan Luke.
"Tidak."
"Lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For HIM Book '2'
RomanceSekuel dari cerita 'For HIM' musim pertama. Dan sesuai dengan genrenya 'darkromance', akan ada konflik dan tokoh baru di dalam cerita ini, sekaligus menuntaskan kisah cinta yang belum berakhir pada tokoh sebelumnya.