minus one

5 0 0
                                    

Waktu berlalu sangat cepat. Sudah hampir satu tahun sera tinggal di luar kota untuk kuliah. Sera merantau di kota ini sendirian, terkadang sera juga bertemu dengan azen. Karena hanya azen satu-satunya orang yang sera sangat kenal di kota asing ini.

Hari ini sera sedang berjalan di pusat kota sambil memakan roti. Sera sedang telfon dengan mio.

"Rea mana nih? Kok di telfon gak di angkat tumben banget" ucap sera.

"Tau tuh, mungkin lagi stres mikirin tugas kali" ucap mio.

"Ya udah ya mio, gue mau lanjut jalan ntar gue telfon lagi, lo jangan ngegame mulu kerjain tugas woe" ucap sera.

"Tugas gue cuman ngegame ser" ucap mio membuat sera tertawa.

Sera kemudian mematikan ponselnya lalu lanjut untuk berjalan-jalan. Waktu mulai larut malam, Sera memutuskan untuk segera pulang ke kosan dia.

Saat sampai di kos an sera sempat menelpon rea namun tidak ada jawaban. Sera akhirnya mematikan panggilan lalu tidur.

Keesokan paginya sera mendapatkan pesan dari mio kalau rea di rawat di rumah sakit. Sera mencoba menelpon mio namun tidak di angkat. Sera merasa ada yang tidak beres. Hari itu juga sera pergi dari kosannya dan pulang ke kota asalnya.

Sera membeli tiket kereta untuk pergi pulang. Setelah lama perjalanan sera akhirnya sampai di kota asalnya. Sera langsung menelpon mio berkali-kali sampai akhirnya di angkat.

"Halo! Mio! Rea di rawat rumah sakit mana? Gue ke sana sekarang! Rea sakit apa? Kok bisa sampai di rawat di rumah sakit??" Tanya sera.

"Loh ser, bukannya lo di luar kota? Emangnya mau ke tempat rea di rawat sekarang?" Tanya mio.

"Gue udah pulang ke sini, lo dimana?" Tanya sera.

"Gue lagi perjalanan ke sana, rea di rawat di rumah sakit xxxx" ucap mio.

"Yaudah gue duluan kalo gitu" ucap sera langsung mematikan ponselnya dan segera menuju rumah sakit dimana rea di rawat.

__________

Sera akhirnya sampai di rumah sakit. Sera segera pergi mencari kamar inapnya rea, saat sedang berjalan menyusuri lorong sera melihat orang tua rea sedang menangis di depan sebuah kamar. Sera segera menghampiri orang tua rea.

"Tante om" panggil sera. Ibunya rea langsung memeluk sera erat-erat dan terus menangis sesenggukan.

"Tante kenapa?? Reanya sakit apa? Kok bisa sampai di rawat inap?" Tanya sera. Ibunya rea tidak menjawab dan terus menangis memeluk sera.

Sera memutuskan untuk menenangkan ibunya rea. Tak lama tiba-tiba polisi datang membuat sera kebingungan.

"Apakah anda orang tua dari saudari rea?" Tanya salah satu polisi tersebut.

"Iya, saya ayahnya" ucap ayahnya rea.

"Baik, kami perlu bicara sama bapak" ucap polisi itu.

"Tolong! Hukum orang itu!!!" Ucap ibunya rea tiba-tiba sambil meremas erat seragam polisi itu.

"Tante??" Panggil sera sangat kebingungan.

Polisi itu dan ayahnya rea berusaha untuk menenangkan ibunya rea. Setelah itu polisi dan ayahnya rea berjalan pergi.

"Om! Sebenarnya ada apa? Rea kenapa?" Tanya sera pada ayahnya rea. Ayahnya rea menepuk pundak sera.

"Nanti om kasih tau, tolong jaga tante dulu ya, sera" ucap ayahnya rea. Sera menganggukkan kepalanya.

_________

"Om, rea sebenarnya kenapa?" Tanya sera.

Sekarang sera sedang duduk bersama dengan ayahnya rea di taman rumah sakit.

"Rea...rea mengalami pelecehan di kampusnya, beberapa anak brengsek itu berbuat hal tak senonoh kepada rea" ucap ayahnya rea tak sanggup menahan air matanya.

Sera yang mendengarnya tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya sesuatu telah meremas hatinya. Kepala sera seakan mau meledak.

"Om? Ini gak bener kan? Rea..." Ucap sera sudah tidak sanggup untuk berbicara.

"Om juga gak mau percaya! Tapi rea sekarang tidak sadarkan diri di sini" ucap ayahnya rea.

Sera meneteskan air matanya, tangan sera gemetaran. Nafas sera terasa sesak, kepala sera panas. Amarah, kesedihan, dendam, rasa sakit bercampur aduk.

"Siapa?" Tanya sera. Suara sera terdengar sangat menakutkan. Mata sera berubah gelap.

"Siapa yang berani menyentuh rea?" Tanya sera.

"Sia-" belum selesai sera bgomong. Seseorang memanggil sera membuat sera menoleh. Sera melihat ke arah orang yang memanggilnya, dia adalah mio.

"Sera!" Panggil mio sambil berlari ke arah sera.

"Rea dimana?? Rea sakit apa? Gimana keadaannya??" Tanya mio pada sera.

"Mio...rea..dia masih belum sadar" ucap sera.

"Sakit apa dah tu bocah? Gak biasanya sampe di rawat inap gini, dia salah makan kah? Keracunan makanan atau apa?" Tanya mio. Sera hanya diam tidak bisa mengatakan apapun.

"Kok lo diem sih ser? Kenapa? Eh-lo nangis??? Kenapa??? Jawab ser!! Jangan bikin gue takut!" Ucap mio.

Setelah itu ayahnya rea mendekati mio lalu menceritakan semua yang terjadi pada rea. Mio yang mendengarnya langsung terduduk lemas. Mio menangis sejadi-jadinya memeluk sera erat.

________

Beberapa hari kemudian dokter mengabarkan bahwa rea akhirnya sadar. Sera dan mio langsung menjenguk rea ke dalam ruangannya. Sera melihat banyak sekali luka di wajah rea.

Sera mengepalkan tangannya kuat, ingin sekali memukul orang yang berani melukai rea. Mio mendekati rea dan mengelus tangan rea sambil mencoba untuk mengajak rea bicara.

"Rea...rea..." Mio terus memanggil rea sambil mengusap tangan rea.

"Mio..mio..mio..." Panggil rea dengan suara sangat lemah. Mio yang mendengarnya tidak bisa menahan air matanya.

"di sini...gue di sini" ucap mio.

"Sera...mana?" Tanya rea. Suara rea sangat parau, bukan rea seperti biasanya yang selalu ceria.

"Gue di sini, lo jangan banyak bicara istirahat aja" ucap sera di samping rea.

"Sera...sera...seraa...sakit..." Ucap rea. Suaranya bergetar, mendengarnya membuat hati sera serasa di iris. Sera mengepalkan tangannya, kukunya menusuk telapak tangannya.

"Tidur aja re, tidur aja" ucap sera.

"Aku..takut..." Ucap rea.

"Ada gue gak perlu takut" ucap sera.

"Bener..ada sera..gak perlu..takut..sera kuat..sera bisa..jagain aku" ucap rea sebelum akhirnya tertidur.

"Mio..gue gak kuat, sakit banget liat rea" ucap sera pelan di samping mio.

"Gue juga, tapi kita gak boleh keliatan lemah, gue udah minta pengacara gue buat urus kasus ini dan jeblosin anak-anak anjing bangsat itu ke dalam penjara!" Ucap mio pelan.

Angry Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang