Menjenguk mba nara

12.9K 394 6
                                    

Selesai sarapan,nadilla langsung membantu mas revan membersihkan diri,dan bunda masih juga di rumah sambil buat kue bersama mbo siti.

Ayah jangan tanya lagi,lelaki paruh baya itu saat sudah selesai sarapan langsung pamit ka kantor,walau bunda sudah memasang wajah permusuhan tetapi ayah tetap pergi karena memang betul-betul banyak kerjaan sekali.

"Abis ini taruh apa lagi mbo?"tanya bunda saat semua bahan kue sudah ia masukkan kedalam tempat mixer

"Tambah mentega lagi nyonya"jawab mbo siti.

Bunda langsung memanggil mentega sebanyak sendok makan.setelah itu mengadonkan semuanya dengan mixer.

"Wah bunda sama mbo siti lagi buat kue nih"ucap nadilla yang baru turun bersama mas revan.

"Iya dong,bunda buat untuk revan,udah lama juga revan nggak makan kue kan"ujar bunda yang masih fokus pada adonan kue.

Nadilla pun hanya duduk di samping kursi roda mas revan,sambil melihat dua perempuan itu dengan senyuman.

"Pasti bakalan enak banget nih kuenya buatan bunda dan mbo siti"

"Yang pasti dong dill,kamu nggak usah raguin tangan bunda deh kalo urusan buat kue kayak gini mah gampang tau"

"Hahaha bunda,bunda"tawa nadilla karena ibu mertuanya yang sangat lucu.

"Kapan-kapan kita jalan yuk dill,bunda kan nggak pernah jalan sama kamu loh"celutuk bunda tiba-tiba.

"Boleh bun,sebisa bunda aja,nadilla mah ikut aja soalnya hehe"

"Oke nanti bunda kabarin kamu yah"

"Siap bun,kalo gitu aku sama mas revan ke depan dulu yah"pamit nadilla sambil mendorong kursi roda itu untuk menuju luar dan melihat-melihat suasana siang hari di rumah.

"Bosan nggak kamu?"tanya nadilla saat sudah duduk di kursi teras.

"Ng-gak"

"Kalo bosan bilang aja yah mas"

"Iy-a"

"Oh iya tadi aku dapat kabar dari pihak kepolisian,kalo mba nara masuk rumah sakit jiwa mas"ucapku memberitahu kabar mba nara pada mas revan.

Karena bagaimana pun juga mas revan dan mba nara pernah menjadi kekasih,walau cuman mas revan saja yang mencintai mba nara.

Ku tatap wajah mas revan yang berubah menjadi kaget karena tidak menyangka dengan kabar mba nara itu.

"Ap-a"ucap mas revan dengan wajah kagetnya.

"Aku juga nggak tau lebih mas,polisi cuman bilang mba nara masuk rumah sakit itu aja nggak lebih"

Mas revan menundukan kepalanya itu dengan sayu,aku hanya mengelus punggung belakangnya dengan pelan saja untuk menyabarkan lelaki itu.

"Kalo mas mau kita jenguk mba nara,biar kita lihat keadaan mba nara gimana"

"Mema-ng nya ka-mu ng-ga pa-pa?"tanya mas revan dengan hati-hati,takut melukai perasaan nadilla.

"Nggap pa-pa kok mas,malah aku pengen banget liat mba nara,karena gimana pun juga mba nara pernah membantu keluarga aku walau kayak gitu jalannya"jawab nadilla.

"O-ke ki-ta je-ng-uk na-ra"putus mas revan.

"Yasudah aku bilang bunda dulu,biar kalo bunda setuju kita langsung siap-siap kesana juga hari ini"

Nadilla kembali mendorong kursi roda mas revan masuk ke dalam rumah dan bertemu bunda untuk meminta izin menjenguk mba nara.

"Bunda"panggil nadilla kepada bunda yang masih mengoven kuenya.

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang