Setelah kepulangan nara dari rumah nadila,nara langsung mengurus keperluan menikah nadila dan suaminya,itupun juga tanpa sepengetahuan suaminya nanti akan ia beritau saat sudah hari H nya.
Nanti mereka akan menikah biasa saja,dan menikah di rumah karena tidak mungkin di rumah nadila nanti pasti akan sangat merepotkan karena harus melewati gank yang sangat kecil itu apalagi mas revan memakai kursi roda.
Hari itu pun sudah tiba dan nadila dari semalam sudah di jemput oleh supir nara untuk ke rumah karena besok pagi ia sudah menikah dengan mas revan,nara juga sudah memberi tau kepada mas revan kalo besok ia akan menikah dengan seseorang untuk bisa merawatnya lebih tanpa harus khawatir lagi kalo ada yang mengundurkan diri.
Pagi pun tiba,penghulu sudah datang dan akad pun di mulai dengan saksi hanya para pekerja di dalam rumah itu saja tanpa mengundang siapa pun.
Selesai akad dan urus berkas-berkas penghulu pun pamit pulang dan para pekerja langsung beres-beres.dan nara kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Oke karena sekarang saya lagi sibuk,jadi saya nggak punya waktu buat jelasin,kalo mau tanya apa-apa tentang laki-laki cacat itu.tanya aja kek mbok siti,paham."
"Iya paham mba."
Nara pun berlalu keluar dan hanya meninggalkan mas revan yang terduduk kaku di atas kursi rodanya dan nadila yang berdiri bingung karena harus melakukan apa.
"Bu nadilla."panggil mbok siti dengan sopan kepada nadila.
"Ah iya bu"
"Minta tolong yah bawa tuan di kamar,karena tuan nggak bisa terlalu lama duduk di kursi roda,punten yah bu."ujar mbok siti.
"Oh iya bu,makasih yah.kalo gitu saya bawa mas revan ke kamar dulu."nadila pun mendorong kursi roda mas revan menuju ke kamar yang ada di lantai dua dengan menaiki lift.
Saat naik lift nadila bingung karena ini pertama kalinya ia naik tapi syukur ia di bantu dengan mba narti yang mengajarnya cara naik ke lift.
Tak selang berapa lama pun mereka sudah sampai di lantai dua,nadila pun keluar sambil mendorong kursi roda mas revan menuju kamar suaminya itu.
"Oke sekarang pindahin mas revan ke atas ranjang,tapi aku nggak tau gimana cara pindahin mas revan ke situ."bingung nadila sambil menatap mas revan yang juga menatapnya.
"Bentar yah mas aku pikirin dulu cara pindahin kamu,nggak mungkin aku manggil orang lain kan karena mereka pasti sibuk beresin rumah karena kita abis nikah.aha aku udah punya ide."ucap nadila dengan senang karena sudah punya cara untuk memindahkan tubuh kaku suaminya ini.
Ia mendekat ke mas revan,pertama ia membuka perekat di kedua kakinya dan menaruh kakinya itu turun dari sanggahan kursi roda,setelah itu membuka perekat di pinggang suaminya,setelah itu menaruh tangan kiri suaminya yang tidak menekuk itu di bahunya dan nadila menaruh kedua tangannya di bawah ketiak mas revan sambil bilang permisi ia langsung mengangkat tubuh tinggi dan kurus itu ke atas ranjang.
Setelah berhasil ia langsung membaringkan mas revan ke posisi lurus,setelah itu memakaikan selimut sampai batas dadanya.
"Alhamdulillah akhirnya."
Karena capek nadila duduk di sisi ranjang mas revan sambil mengatur nafasnya yang naik turun.
Tok tok tok
"Bu."panggil mba narti dari luar kamar.
"Ah iya mba,bentar aku buka pintunya."
Clek
Ternyata mba narti datang dengan membawa nampan berisi makanan sang suami.
"Sekarang waktunya tuan makan siang bu."ucap mba narti.
"Oh iya,sini nampannya biar saya yang suapin mas revan."pinta nadila kepada mba narti.
"Iya bu,abis tuan makan nanti ibu tolong kasih minum tuan obat yah."
"Iya,yang ini kan obatnya?."
"Iya."setelah itu mba narti pun pamit turun ke bawah.
Nadila kembali menutup pintu kamar dan berjalan ke meja dan menaruh nampan itu di atas meja itu dulu karena dia ingin memperbaiki posisi baring suaminya agar bisa lebih gampang makan.
Ia memegang kepala mas revan agak sedikit tinggi dan menaruh dua bantalan di kepala ranjang setelah itu memposisikan mas revan setengah duduk dan tak lupa juga ia taruh bantal dibawah kakinya.
"Kamu makan siang yah mas,abis makan kamu minum obat."ucap nadilla sambil menyuapi mas revan walau kesusahan karena mulut terbuka mas revan tidak bisa tertutup rapat.
Dan butuh 30 menit untuk menyuapi mas revan walau cuman habis setengah mangkuk saja karena sepertinya mas revan sudah kenyang atau memang sudah tidak nafsu makan lagi.
Setelah makan nadilla membalikan posisi mas revan seperti semula tadi,dia pun keluar untuk mengembalikan nampan itu ke dapur.
"Eh bu,kenapa nggak panggil saya aja biar saya yang bawa turun nampannya."ucap mba narti dengan bersalah.
"Nggak pa-pa mba,dari pada mba bulak-balik terus kan capek nanti."ucap nadilla dengan senyuman.
Mba narti langsung mengambil alih nampan yang nadilla pegang dan ia cuci nampan itu.
"Emm aku boleh tanya sesuatu nggak mba?."tanya nadilla sambil menatap lurus ke mba narti yang sedang mencuci piring.
"Boleh bu."jawab mba narti dengan sopan dan membalikan badannya menghadap nadilla
"Mba nara itu jarang di rumah yah?."
"Oh nyonya emang jarang di rumah,paling kalo di rumah untuk istirahat aja selebihnya pasti keluar rumah gitu bu."
"Gimana hubungan mba nara sama mas revan?,apa hubungan mereka harmonis seperti suami istri pada umumnya?,atau kayak asing gitu."tanya nadilla sekali lagi dengan wajah penasarannya.
"Dulu awal nikah nyonya dan tuan itu suami istri yang romantis banget,tapi saat nyonya kerja jadi model sifat nyonya jadi berubah ke tuan.yang biasanya selalu lembut tapi semenjak kerja sifat nyonya jadi dingin dan acuh,bahkan tidak pernah punya waktu lagi untuk tuan."jawab mba narti.
"Oh oke,aku mau nanya satu lagi yah janji ini yang terakhir hehehe.kenapa mas revan bisa kayak sekarang ini apa penyebabnya apa mba narti tau?."tanya nadilla untuk terakhir kalinya
"Kalo untuk penyebabnya itu karena tuan mengalami kecelakaan saat ingin pergi ke kantor."
"Kecelakaan yah,oke kalo gitu makasih yah mba narti, maaf udah gangguin mba narti cuci piringnya."ucap nadilla dengan bersalah.
"Nggak pa-pa bu."
"Yaudah kalo gitu aku naik ke kamar dulu yah kasian mas revan sendiri di atas."pamit nadilla kepada mba narti.
Nadilla pun naik ke atas karena takut juga ada yang terjadi dengan mas revan kalo di tinggal sendirian,walau mas revan memang tidak bisa bergerak tapi mas revan kadang-kadang kalo sendiri selalu saja kejang-kejang membuat tubuh lelaki itu suka jatuh ke bawah kasur.
Okee udah 4 bab aja nih guyss,semoga pada maklumin dengan bab yang semakin ambur aduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/368910788-288-k593494.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
قصص عامةJangan lupa vote banyak-banyak yah guys,semoga suka dengan cerita ini ☆☆☆ nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa menikah untuk membayar uta...