"Kenapa mukanya murung gitu?."tanya mas revan dengan suara lembutnya.
"Nggak kok,mau makan sekarang? Atau nanti?."
"Sekarang dong sayang."
Ia pun membuka kotak bekal itu dan menyusunya di meja kerja mas revan yang sudah kosong dengan berkas berkas kantor.
"Wahh masak ayam saus nih."Seru mas revan senang.
"Makan jangan di liatin aja."
"Mau di suapin sama kamu."ucap mas revan dengan manja.
"Hi manja banget jadi orang."Walau begitu nadilla tetap menyuapi suami manjanya itu.
Mas revan pun hanya tersenyum geli saja karena tingkah istrinya ini,walau nadilla sering mengomel namun perempuan itu selalu saja baik dan berperilaku manis kepadanya,jadi semakin membuatnya jatuh cinta saja kalo tiap hari seperti ini.
"Pulang jam berapa kamu?."tanya nadilla di sela sela ia menyuapi mas revan.
"Emmm kayaknya malam deh."
"Banyak banget yah kerjaan kamu? Kamu kan masih belum pulih maksimal mas."
"Banyak banget karena aku kan juga baru balik kantor,In Sya Allah aku bakalan jaga kesehatan terus kok."
"Nggak percaya,coba aja aku nggak bawaiin kamu makan siang pasti kamu bakalan lupa buat makan siangnya kan."
"Hehehe lupa sayang."
Nadilla hanya mendesah pelan saja karena ia sudah capek karena mas revan yang selalu saja tidak memikirkan kesehatannya.melihat raut sedih nadilla,mas revan menangkup wajah cantik itu dengan kedua tangannya dengan lembut,dan di pandanginya mata coklat indah itu dengan tatapan sayang.
"Maaf yah udah buat kamu khawatir banget,tapi aku janji kok mulai sekarang bakalan jaga kesehatan aku sebaik mungkin,dan nggak akan lupa untuk makan siang lagi.harusnya aku bersyukur karena di kirim istri yang pengertian nya besar banget ke aku malah akunya yang nggak patuh."ujar mas revan.
"Tuh tau."sahut nadilla tak ayal ia juga tersenyum.
Cup
Mas revan memberi kecupan di bibir manis nadilla.
"Yaudah minum dulu."nadilla menyodorkan air putih ke mas revan.
Setelah membereskan kotak bekal itu,nadilla kembali menatap mas revan yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang selalu saja membuatnya mencoba untuk tidak salting karena tatapan cinta yang begitu dalam.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."ucap nadilla serius.
"Oke,mau ngomong apa?."
"Aku bosan banget di rumah,aku izin buka usaha boleh nggak?."tanya nadilla dengan hati hati takut suaminya itu langsung menolak keras.
"Boleh."jawab mas revan santai.
"Eh."kaget nadilla karena segampang itu mendapatkan izin.
Melihat kekagetan nadilla,mas revan menggenggam kedua tangan itu.
"Aku nggak punya hak buat larang kamu untuk bahagia kan,kalo dengan buka usaha bakalan buat kamu senang yah aku izinin.selagi itu masih di hal yang wajar pasti akan aku izinin,aku bakalan terus support semua yang kamu pengen jalanin,karena selama kamu bahagia aku juga bakalan bahagia."kata mas revan dengan manis.
Grep
Nadilla memeluknya dengan erat karena merasa terharu memiliki suami yang begitu pengertian pada nya,yang selalu saja memperlakukannya dengan begitu manis dan di ratukan sekali oleh suaminya itu.
"Makasih banyak sayang."ucap nadilla.
"Kembali kasih juga istriku untuk semuanya."
Ia mengelus pucuk kepala yang di tutup hijab itu dengan pelan. "Mau buat usaha apa memangnya?."
"Antara cake atau fashion gitu sih."
"Hmm,buat yang menurut kamu gampang di kelola aja."
"Masing bingung mau pilih apa,coba kasih saran dong antara dua itu aku harus milih apa."
"Menurut aku sih cake."jawab mas revan.
"Kenapa milih itu?."
"Karena cake buatan kamu enak banget,apalagi kamu juga hobinya baking kan.di tambah juga lebih muda dan praktis di banding fashion yang mungkin akan lebih susah karena itu udah harus buat usaha yang langsung gede."jelas mas revan menurut pendapatnya.
Nadilla menganggukan kepalanya karena ia juga merasa sedikit setuju dengan pendapat suaminya itu.
"Yaudah aku buka usaha cake aja."ujar nadilla dengan mantap.
"Oke nanti kita bahas lebih lanjut di rumah aja kalo gitu."
"Sip,yaudah aku pulang aja deh,lagian udah nggak ada urusan lagi sama kamu di tambah kamu juga sibuk banget kerja."nadilla berdiri untuk siap siap pulang.
Di salimnya punggung tangan mas revan,dan pamit untuk pulang,ia keluar di antar oleh vano sampai di parkiran.sampai di parkiran ia langsung naik ke mobil dan pulang ke rumah.
Nadilla juga sibuk mengsharcing hal apa saja yang harus di lakukan untuk membuka usaha cake,nanti untuk tempat akan ia bahas malam nanti bersama mas revan,untuk belanja bahan akan di lakukan saat tempatnya sudah ia dapat.
Selama perjalanan nadilla tak henti tersenyum karena merasa senang karena akan membuka usaha,sudah lama juga ia memimpikan membuka usaha walau sederhana yang penting ia bisa menghasilkan uang.
Di tambah ia di support dengan sangat baik oleh mas revan,jadi semakin bahagia karena kehidupannya yang selalu baik.
Jangan lupa vote banyak-banyak dan coment di kolom komentar
Maaf kalo sedikit banget karena udah kehabisan ide soalnya wkwk.
Enjoy bacanya guyss

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
Ficción GeneralJangan lupa vote banyak-banyak yah guys,semoga suka dengan cerita ini ☆☆☆ nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa menikah untuk membayar uta...