Di marahi mba nara

25.4K 775 6
                                    

Nadilla dan mas revan sekarang lagi berada di ruang makan,setelah sholat isya nadilla langsung turun ke bawah untuk makan malam.

Malam ini mbo siti memasakan bubur yang sudah halus untuk mas revan,dan ayam goreng untuk nadilla dengan lauk yang lain.

Sebelum nadilla makan ia menyuapi suaminya dulu karena mas revan makan agak memakan waktu dan susah.

"Bismilahirahmanirahim."nadilla memasukan sendok berukuran kecil itu ke mulut suaminya yang terbuka dan langsung mengangkat dagu mas revan sedikit untuk memudahkan makanan itu masuk ke dalam perut.

Di karenakan mulut mas revan terbuka dan moncong ke kiri membuat makanan yang masuk kedalam sangat susah untuk turun ke bawah perut.

Nadilla merasa kasihan dengan suaminya karena melihat tubuh yang tak berdaya ini di tambah dengan makanan yang cuman bubur polosan saja sungguh begitu memilukan tapi mau bagaimana lagi sudah takdir mas revan.

"Biar saya saja yang suapin tuan,ibu makan aja keburu makannya dingin."ujar mbo siti yang tidak enak hati karena melihat majikannya yang kesusahan menyuapi majikan laki-lakinya.

"Nggak pa-pa mbo,saya masih bisa kok suapin mas revan.mbo makan saja sana sama yang lain."tolak nadilla dengan lembut karena dia sama sekali tidak merasa terbebani menyuapi mas revan.

Karena sudah dua kali nadilla menolaknya akhirnya mbo siti pun menyerah saja,perempuan paruh baya itu langsung ke dapur untuk makan malam bersama pekerja rumah yang lain.

Dan di meja makan hanya tersisa mereka berdua saja,syukur Alhamdulilah mas revan menghabiskan semua makananya satu mangkuk,setelah makan nadilla memberikan minum yang sudah di berikan pipet.

"Alhamdulillah mas revan makannya lahap banget,kalo gitu sekarang aku yang makan yah mas.kamu liatin aku aja disini."nadilla langsung mengunyah makanannya dengan 33× sesuai sunnah nabi Muhammad SAW.

setelah selesai makan nadilla meneguk air putih 3× dan tak lupa membaca basmalah dan di akhiri Alhamdulillah.

Ia berdiri dan membereskan piring kotornya dan  bawa ke dapur.ternyata mereka masih makan,saat mba narti berdiri untuk mengambil alih piring kotor itu tapi di larang oleh nadilla karena biar dia saja yang atur dan mereka kembali makan.

Selesai beres semua nadilla pamit ke yang lain untuk naik ke kamar,sebelum tidur nadilla menyikat gigi suaminya dulu dan cuci muka dengan facial wash.

Setelah itu mereka tidur karena ini sudah malam,nadilla tak butuh waktu lama untuk ada di alam bawah sadar karena kalo sudah bertemu dengan selimut ia langsung tertidur lelah saking capeknya satu hari ini mengurus mas revan.

Mas revan ingin sekali tidur sambil melihat wajah cantik nadilla tapi apalah dayanya karena ia tidak bisa membalikan kepalanya ke kiri di karenakan kelumpuhannya ini,dia pun hanya bisa menatap ke atas atap kamarnya saja.

Hari ini revan merasa sedikit senang karena ada orang yang merawatnya dengan tulus dan mau menerimanya dengan baik,walau awalnya revan merasa marah saat tau nara mencari istri kedua untuknya tapi saat ia di urusi oleh nadilla membuatnya merasa senang karena kebaikan nadilla.

Kalo boleh memutar waktu rasanya revan ingin yang menjadi istri satu-satunya adalah nadilla bukan nara yang begitu jahat padanya yang selama ini menutupi sifat buruknya selama mereka pacaran.

Sungguh hal yang paling ia sesali seumur hidup adalah menikah dengan nara perempuan yang dulu sangat ia cintai dengan tulus tapi perempuan itu hanya mempermainkannya saja.

Revan sadar dulu dia memang terlalu bodoh karena tidak mendengar ucapan sang bunda yang sangat peka terhadap putranya.

Masa bodo dengan masa lalu yang terpenting sekarang revan ingin sekali cepat sembuh agar bisa menceraikan nara dan menjadikan nadilla istri sahnya secara negara dan memperkenalkannya pada kedua orangtuanya.

###

Nara sudah bangun jam 4 tapi dia mendapati kalo dia sedang dalam masa istimewa (haid),karena merasa dia masih mengantuk membuat nadilla kembali tertidur lagi di samping mas revan sambil memeluk tubuh lelaki itu yang masih terlelap.

Pukul 07.40

Tok tok tok

"Eughh siapa itu."ujar nadilla yang terbangun sambil mengucek kedua matanya.

Nadilla pun bangkit dari ranjang dan memakai makenanya,berjalan membuka pintu kamarnya.

Clek

"Baru bangun kamu,dasar perempuan pemalas yah kamu saya nyuruh kamu nikah sama laki-laki itu bukan untuk santai-santai tapi urus laki-laki nggak guna itu yah."saat membuka pintu langsung ada mba nara yang langsung marah-marah ke nadilla yang masih belum terlalu sadar.

"Ma-af mba saya kecapean soalnya."ucap nadilla dengan menundukan kepalanya.

"Dasar perempuan kampung emang,udah sana bangunin laki-laki cacat itu dan bersihin badan dia yang kotor itu.sore nanti orang tua dia datang ke sini dan kamu nggak boleh bilang kalo kamu istri keduanya kalo berani kamu bilang seperti itu akan saya beri kamu pelajaran yah!,dengar tidak omongan saya!."kata mba nara dengan ngegas.

"Iya mba saya dengar."jawab nadilla dengan lemah karena baru pagi saja ia sudah dapat omelan dari perempuan kasar ini.

Mba nara pun langsung turun ke bawah tanpa pamit sekali pun,nadilla pun menghela nafas pelan karena akhirnya perempuan itu sudah tidak di depannya lagi.

"Gitu amat sih sifatnya,persis kayak nenek lampir.astagfirulah maafkan hamba ya Allah."ucap nadilla sambil mengusap dadanya dengan pelan.

Ia pun masuk ke dalam untuk membangunkan mas revan ternyata mas revan sudah bangun mungkin karena mendengar teriakan mba nara.

"Maaf yah mas gara-gara aku di marahin,kamu jadi bangun dari tidur kan."sesal nadilla sambil mengelus tangan kiri suaminya yang lurus walau jari-jarinya saling mengepal.

"Karena kamu udah bangun sekarang bersihin badan dulu yah abis itu turun ke bawah buat sarapan dan sekalian berjemur di luar."

Sebelum mengangkat tubuh mas revan nadilla sedikit memberi peregangan dulu di kaki dan tangan mas revan agar tidak terkena spasme.

Baru setelah itu nadilla memandikan mas revan di kamar mandi,setelah selesai mandi baru mereka turun ke bawah untuk sarapan.

Nadilla kira saat ia turun ke meja makan akan ada mba nara tapi nyatanya perempuan yang lebih tua darinya itu tidak ada sama sekali.

"Mba nara dimana yah mbo?."tanya nadilla kepada mbo siti yang lagi menyiapkan sarapan mereka.

"Nyonya udah pergi kerja lagi bu."jawab mbo siti dengan menunduk sopan.

"Oh yah,cepat banget perginya."heran nadilla.

"Nyonya pulang ke rumah cuman mau ambil bajunya aja sekalian ngasih tau kalo orang tua tuan nanti sore bakalan mampir kesini."ucap mbo siti,nadilla pun hanya mengagguk mengerti saja.










































Jangan lupa coment yahh guyss,beri saran dan kritikan kalo ada yang kurang dari cerita ini.aku mohon yahh aku butuh saran dan coment kalian agar aku bisa lebih baik dalam penulisan🙏

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang