Bunda langsung menerima panggilan telpon dari nadilla.
Hai dil,ada apa nelpon bunda malam gini? ~ (Bunda)
Aku punya kabar bahagia buat bunda - (Nadilla)
Oh yah,kabar bahagia apa itu dil? ~ (Bunda)
Bun-da - (Mas revan)
Re-van,apa itu kamu nak yang panggil bunda sayang,ya Allah anak ku sudah bisa berbicara,terima kasih banyak ya Allah.dilla kapan revan bisa berbicara kenapa baru memberitahu pada bunda ~ (Bunda)
Baru hari ini bun,aku juga kaget banget tadi pas mas revan bangun udah manggil aku,walau masih terbata yang penting aku terharu banget - (Nadilla)
Revan,apakah kamu dengar bunda nak ~ (Bunda)
I-ya - (Mas revan)
Besok bunda akan ke rumah,kalian tidur lah kasian revan juga pasti dia mau istirahat ~ (Bunda)
Iya bun - (Nadilla)
Tut tut tut
Panggilan pun berakhir,nadilla dan mas revan kembali siap-siap untuk tidur karena ini sudah sangat malam,waktunya mengistirahatkan diri.
###
Pukul 05.40 bunda dan ayah sampai ke rumah,saking ingin sekali bertemu dengan mas revan,dan jam segitu pun mas revan belum bangun cuman nadilla saja yang baru bangun karena melaksanakan sholat subuh.
"Revan dimana dil?"tanya bunda tak sabaran.
"Di kamar bun,masih tidur"jawab nadilla dengan tersenyum kecil.
"Bunda ke atas dulu yah,udah kangen banget sama anak itu"bunda langsung berlari naik ke atas dengan langkah yang tak sabaran.
"Harap maklum yah dil,mertua mu itu emang terlalu semangat kalo menyangkut revan"ujar ayah dengan senyum hangatnya.
"Nggak pa-pa kok yah,aku kalo jadi bunda juga paling kek gitu kok,ayah mau lihat mas revan?,atau mau nadilla buatkan kopi dulu?"tanya nadilla pada ayah mertuanya.
"Buatin kopi aja dil,masih banyak kerjaan ayah"jawab ayah sambil berlalu ke ruang keluarga.
"Siap yah,tak buatin dulu"pamit nadilla sambil berlalu ke dapur untuk membuat kopi.
###
Clek
"Revan"panggil bunda saat sudah membuka pintu kamar itu.
"Anak bunda bangun dulu yuk,bunda kangen banget loh sama kamu"ucap bunda sambil mengelus rambut mas revan dengan lembut.
"Eugh eugh,bun-da"suara serak mas revan saat melihat bunda berada di sampingnya.
" Ya Allah anak ku,hiks hiks hiks sungguh Allah maha baik pada mu nak,dia memberi kesembuhan pada mu,bunda terharu sekali nak,hiks hiks hiks"tangis bunda dengan haru tak lupa memberi kecupan hangat di kening mas revan.
"I-ya"
"Bunda harus banyak terima kasih juga sama nadilla,karena dia juga andil dalam kesembuhan kamu ini"ujar bunda dengan senang.
Mas revan hanya menatap bunda dengan senyum tipisnya saja.
"Ayo turun ke bawah,kita cerita sama-sama di bawah yah"
Bunda langsung memindahkan tubuh mas revan ke kursi roda,dan mendorong kursi roda itu keluar untuk turun ke bawah.
"Eh bun,biar nadilla aja"
"Nggak pa-pa dil,bunda masih kuat kok"
"Selamat yah tuan,mbo turut senang juga karena kesembuhan tuan"ujar mbo dengan tulus.
"Ma-ka-sih m-bo"jawab mas revan dengan suara yang masih terbata.
"Sama-sama tuan"
Bunda lanjut mendorong kursi roda mas revan ke ruang keluarga.
"Ay-ah"panggil mas revan saat melihat ayahnya yang selalu sibuk dengan berkasnya itu.
"Revan anakku,Ya Allah ayah turut senang mendengar kesembuhan kamu nak,ayah harap kamu bisa kembali berjalan seperti biasa lagi yah"ucap ayah dengan bahagia dan memeluk tubuh mas revan itu dan mencium kepalanya dengan sayang.
"Heleh senang apan,orang udah sampai sini masih aja ngurus berkas-berkas itu,padahal udah sampai jauh-jauh,nggak bisa luangin waktu dikit aja buat anak.malah lebih pedulin kertas-kertas yang benda mati itu"kesal bunda pada sikap ayah yang selalu menomer duakan anak mereka.
"Bukan gitu bun,bunda kan tau ayah itu sibuk dengan perusahan karena lagi banyak yang harus di urus"sanggah ayah.
"Kerjaan di tinggal sehari,nggak akan buat kita jatuh miskin kali yah"dumel bunda dengan wajah datarnya.
Ayah hanya membuang nafas dengan kasar saja.
"Iya ayah tau ayah salah,maafin ayah kalo selama ini sibuk banget sama kerjaan.sampe nggak pernah punya waktu buat revan dan bunda"sesal ayah dengan sedih.
"Udah nggak usah minta maaf,kalo hal itu bakalan terulang lagi"
"Ya Allah bunda gitu banget sih omongannya"rajuk ayah.
"Bunda udah muak sama sifat ayah yang kayak gitu,bukan satu atau dua kali tapi udah banyak kali,asal ayah tau itu"
"Ud-ah bun-da da-n ay-ah ja-ngan ber-teng-kar la-gi"mas revan menengahi pertengkaran ini agar tidak meleber terlalu jauh.
"Iya iya maafin bunda sama ayah udah buat revan jadi pusing,udah mas aku nggak mau bertengkar lagi di depan revan,kamu berhenti aja kerjanya itu"
"Iya bun,ayah lanjut kerja di kantor aja nanti"ucap ayah mengalah dari pada dia di suruh tidur di luar kamar lagi wkwk.
Nadilla dan mbo siti yang melihat itu hanya saling bertukar senyum saja,mereka juga bahagia melihat keluarga ini yang saling sayang satu sama lain,dan selalu berada di saat anaknya membutuhkan support.
Wah udah mulai malas nih aku ngetik bab baru lagi.
Nanti aku bakalan ngetik bab baru kalo udah lihat vote aku udah nembus 1000k,dan comen aku yang udah nembus 100,dan yg baca cerita aku udah nembus 5000k.setelah semua itu nembus baru aku lanjut buat cerita bahkan aku bakalan dobel update buat kalian.
Soalnya aku masih merasa cerita aku ini masih sepi banget jadi nggak semangat buat ngetik lagi karena udah capek banget sama peminat yg jelek.
Aku kan juga kepengen kayak novel² yang lain yang udah tembus 5000 pembaca dan vote yang udah ribuan.
Walau cerita yang aku buat ini emang masih di bawah rata² sih,tapi apa salahnya kan berharap dikit.
Tapi kalo emang belum nembus sampai yg aku tentuin yaudah sih bulan depan baru aku bisa lanjut ceritanya wkwk.
Karena mau balikin rasa semangat dulu karena sepi pembaca hehehe.
Moga pada nggak marah² yah karena keegoisan aku karena sebagai penulis juga aku butuh suport yang banyak biar semangat.
Love you banyak² buat kalian pembaca aku yg selama ini oke guys 🩷
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
General FictionJangan lupa vote banyak-banyak yah guys,semoga suka dengan cerita ini ☆☆☆ nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa menikah untuk membayar uta...