Setelah makan siang,bunda sudah bangun dari tidurnya dan itu sangat membuat mereka senang,terutama ayah yang sedari tadi menunggu kebangunan bunda.
"Ada yang sakit bun?,biar ayah panggilin dokter"tanya ayah dengan wajah khawatirnya.
"Nggak,cuman ngantuk aja kok"jawab bunda dengan suara seraknya."Udah datang dari tadi kalian?"tanya bunda kepada anak dan menantunya.
"Iya bun,dari pagi kita sudah datang"jawab nadilla dengan tersenyum manis.
"Maaf yah,bunda baru bangun soalnya ngantuk banget"bunda tak enak hati.
"Nggak pa-pa bun"
"Ja-ng-an ker-ja ter-us bun"ucap mas revan kepada bundanya.
"Iya bunda nggak akan kerja terus kok,namanya juga bunda harus turun tangan jadi mau nggak mau yah gini deh"
"Re-van kha-wa-tir sama bun-da"revan memandang wajah bundanya itu dengan kekhawatiran yang sangat mendalam.
"Maafin bunda yah udah buat revan khawatir,bunda janji nggak akan full kerja lagi mulai sekarang kok"tangan bunda pun mengelus rambut anaknya itu dengan lembut.
Nadilla pun hanya tersenyum melihat interaksi anak dan ibu itu,walau dalam hati kecilnya ia juga merasa seperti iri,karena merindukan sosok ibunya,apakah Allah bisa mempertemukannya dengan ibu yang melahirkannya di dunia ini walau beliau sudah tidak ada di dunia ini,namun seenggaknya nadilla bisa tau keberadaannya.
Saat meminta bantuan kepada bunda,nadilla belum mendapat kabar apapun tentang hasilnya.mungkin karena bunda juga memang belum menemukannya karena hanya bermodalkan nama saja itu sudah sangat susah,karena yang pasti ada juga yang mempunyai nama yang sama seperti orang tua kandung nadilla.
Nadilla di minta tolong oleh ayah untuk membawa makanan bunda,nadilla langsung keluar untuk meminta ke suster.
Sembari menunggu kedatangan suster,mereka pun berbincang sebentar dulu sambil memakan sepotong buah apel yang sudah nadilla kupas dan di potong kecil.
☘️☘️☘️
Malam ini paman kaisar,paman arkan,tante khadijah,dan tante claudia yang datang untuk melihat keadaan bunda.
"Ya Allah repot-repot banget sih kalian kesini,aku cuman kecapean aja kok"ujar bunda saat melihat iparnya datang.
"Khawatir banget kita loh,dengar kabar dari suamimu kalo kamu pingsan udah buat kita panik disana"sahut tante khadijah yang sekarang duduk di kursi dekat brankar.
"Iya pingsan karena udah lemas banget aku"
"Lain kali jangan terlalu kerja terus,ingat udah berumur loh harus lebih mentingin kesehatan juga,walau emang sekarang kamu masih merasa kuat tapi daya tahan tubuh nggak bisa di bohongin.dia juga butuh istirahat"pesan tante claudia sebagai ipar tertua.
"Iya maaf mba,lain kali nggak lagi kok"
"Kenapa nggak pulang aja ke rumah sih,lagian kan revan juga udah ada istrinya yang jaga"ucap paman arkan.
"Maunya sih gitu bang,tapi aku selesaikan pekerjaan ku dulu disini baru nanti aku pulang kesana buat tinggal bareng"balas ayah.
"Selesaiakan secepat mungkin,biar bisa tinggal bareng omah,karena kalo sudah ke rumah mama itu artinya sudah nggak bisa urus pekerjaan yang 24 jam lagi karena kalo sudah kesana itu artinya kamu udah istirahat total"ujar paman kaisar.
Ayah dan bunda hanya mengangguk patuh,karena bagaimana pun juga mereka sangat ingin tinggal bersama di rumah omah,menikmati hari tua dengan saudara mereka tanpa mengingat pekerjaan apapun.
Tapi ayah masih belum bisa untuk kesana,karena beliau juga masih mengurus perusahan mas revan yang selama ini cuman di tangani oleh tangan kanan mas revan sendiri,jadi tunggu dua perusahan itu sudah bisa di tinggal sendiri baru ayah mengajak bunda untuk pergi ke rumah omah.
Dan sudah tidak perlu khawatir akan kesehatan mas revan yang sudah banyak perkembangan juga,apalagi ada yang menjaga mas revan dengan baik yaitu nadilla,yang selalu di samping sang suami,menemani nya kemana pun.
"Kalian nggak pulang?"tanya tante khadijah pada dua ponakannya.
"Ah kita disini aja temani bunda"jawab nadilla.
"Pulang aja,disini nanti tante dan paman yang temani bunda.nggak baik juga buat revan tidur disini karena nggak ada brankar lagi"ucap tante claudi.
"Biar ayah telpon pak mamat dulu buat jemput kalian"ayah langsung menelpon pak mamat untuk menjemput mereka.
"Dilla juga nggak boleh terlalu fokus aja rawat revan,karena kamu juga harus tetap lihat tubuh kamu.kalo kamu sakit siapa coba yang bakalan jaga kamu,kalo kalian berdua sakit"pesan tante claudi.
"Iya tan"jawab nadilla dengan patuh.
Berapa lama pun pak mamat datang dan sudah di depan kamar inap bunda,nadilla dan mas revan langsung pamit ke mereka,pak mamat juga yang mendorong kursi roda mas revan menuju parkiran.
Di tengah jalan nadilla su berhenti,karena malam ini dia lagi kepengen makan martabak,jadi dia beli dua karena satunya akan dia kasih buat pak mamat bawa pulang ke keluarganya.
Sesampainya di rumah,nadilla dan mas revan langsung masuk ke kamar untuk berganti pakaian,dan bersih-bersih setelah itu nadilla duduk sebentar untuk memakan martabaknya,mas revan sudah tidur karena sepertinya suaminya itu sangat kecapean.
Nadilla juga memakan martabaknya dengan nikmat sambil menonton drakor,karena sudah lama juga dia tidak memakan martabak dan sekarang selagi ada harus nadilla makan dengan baik dan penuh kebahagiaan.
Karena jarang sekali,selama menjadi istri mas revan,nadilla tidak pernah memakan makanan yang di jual di pinggir jalan.paling hari-hari makan masakannya atau pun masakan mbo siti,itu saja.
Jangan lupa vote banyak-banyak dan coment atas kritkan dan saran dari kalian,see you next bab......

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
Ficción GeneralJangan lupa vote banyak-banyak yah guys,semoga suka dengan cerita ini ☆☆☆ nadilla di paksa menikah oleh suami orang untuk merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan di seluruh badannya dan stroke selama 5 tahun ia di paksa menikah untuk membayar uta...