19

789 133 34
                                    

vote dulu sebelum baca, yaa 😍 terima kasih❤️🫶🏻19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote dulu sebelum baca, yaa 😍 terima kasih❤️🫶🏻19

"Itu kok ada anak kelas sebelas yang gabung bareng kita?" Winnie berhenti di dekat Qiana saat keduanya berhenti karena Qiana baru saja mencetak gol bertepatan dengan seorang siswi kelas XI berteriak heboh sambil berkata, "Go! Go! Qiana!"

Qiana menoleh. Siswi itu lari dari tengah lapangan menuju posisi Qiana.

"Mana nggak sopan lagi langsung nyebut nama lo. Eh? Tunggu!" Winnie mengerjapkan mata. "Poni yang naik.... Ciri-cirinya mirip cewek gatel yang deketin Abim! Iya! Itu dia! Idih, idih! Dia ngapain senyum-senyum gitu natap lo, Qi? Malah ke sini. Minta dilabrak—"

Qiana menaruh tangannya di depan Winnie. Temannya itu tak akan tanggung-tanggung melabrak Kenanga di lapangan ini ini juga. "Nggak usah ngeluarin banyak tenaga buat hal yang nggak perlu."

Winnie berdecak.

Kenanga terlihat manis dan imut. Senyuman manisnya yang terlihat positif membuat Qiana refleks menyunggingkan senyum yang nyaris tak kentara. Wajar Abim menyukai cewek seperti Kenanga.

"Halo!" Kenanga berhenti di hadapannya sambil mengulurkan tangan malu-malu. "Ehm, gue mau kenalan. Boleh?"

Winnie tiba-tiba berdiri di antara Qiana dan Kenanga. "Kurang ajar banget, sih, lo? Sengaja ya deketin Qiana? Gue tahu akal bulus cewek-cewek yang kelihatan polos kayak lo itu diam-diam menghanyutkan!"

Qiana geleng-geleng kepala. Winnie berulah lagi.

"Temen-temen sini kumpul!" seru Winnie, membuat cewek-cewek lain datang dan mengelilingi mereka.

Qiana berpindah ke sisi Winnie sembari memperhatikan wajah Kenanga yang semakin memerah setelah cewek itu melihat sekeliling.

Ekspresi wajahnya tidak terlihat seperti sedang ketakutan atau semacamnya, tetapi justru ... bahagia?

Seorang siswi kelas XI dilabrak oleh lebih dari dua puluh siswi kelas XII karena berebut cowok.... Itu adalah gosip yang terdengar menyebalkan. Ujung-ujungnya, Qiana yang paling dirugikan di sini.

"Anu..., kakak-kakak, boleh nggak kenalan satu-satu?"

Perkataan Kenanga yang terdengar malu-malu membuat Winnie terlihat geregetan. "Lo ngejek? Beneran pengin kami labrak di sini?"

Qiana memejamkan mata sesaat, lalu cewek itu menarik tangan Kenanga yang membuat wajah Kenanga semakin memerah. "Udahlah. Kalian jangan berlebihan."

"Qiana!" seru Winnie.

Qiana menggenggam tangan Kenanga sambil menoleh pada Winnie. "Ssst, biar gue yang urus urusan gue sendiri."

Qiana meninggalkan lapangan bola di mana guru olahraga XII sedang tidak hadir di sekolah. Dia membawa Kenanga menuju taman di mana tak ada yang akan mengganggu mereka untuk saling berbagi cerita.

Two TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang