25

849 137 7
                                    


by sirhayani

part of zhkansas

🫧

PART 25

"Kenangaaa!" Sheila memeluk lengan Sadewa sesaat setelah guru keluar dari kelas karena waktu istirahat telah tiba. Cewek itu bahkan menempelkan pipinya di pipi Sadewa sampai sunscreen dari pipi cewek itu menempel di pipi Sadewa.

Meskipun Sheila cewek, tetapi Sadewa tidak gugup berada di dekatnya, tak juga malu-malu, yang ada hanya perasaan muak sampai Sadewa hanya bisa memandang meja tanpa ekspresi. Sejak tahu sifat asli Sheila, Sadewa hanya melihat Sheila seperti setan yang penuh dengan comberan.

"Kita makan di kantin bareng, yuk? Udah lama nggak makan bareng, nih." Sheila berdiri dan menarik Sadewa yang diam di kursinya. Sheila sampai menariknya sekuat tenaga. "Duh, kok berat, sih."

Tentu saja. Sadewa menahan pantatnya untuk tetap menempel di kursi.

Sheila berhenti menariknya dan tersenyum semringah. Di balik senyuman itu ada wajah yang busuk.

Sadewa memutar bola mata, lalu menghela napas panjang. "Lo kangen tai hidung gue?"

Sheila membelalak sambil menjauh. "Duh, Kenanga jangan bercanda gitu, dong! Masa lo nggak malu sih mainin kotoran idung?" teriaknya, sengaja sekali agar siswa-siswi di kelas ini mendengar.

Cewek yang ketahuan mengupil di kelas akan malu seumur hidupnya, tetapi ini Sadewa! Mau dia tak sengaja berak di celana juga tak akan peduli dengan pandangan orang lain.

Hanya saja, Sadewa sadar, kasihan juga Kenanga lama-lama....

Cowok itu berdiri dari kursinya, lalu Sheila mendatanginya dan memeluk lengannya erat seperti perangko. Entah apa yang Sheila rencanakan. Sadewa bisa merasakan hawa negatif dari cewek ini.

Sadewa menoleh ke belakang. Ria dan Safira mengikut seperti pelayan cewek ini.

"Eh, itu Keenan!" seru Sheila pada Keenan yang datang dari arah berlawanan. "Lo ke sini buat jemput Kenanga seperti biasanya, ya?"

Keenan tak menjawab pertanyaan Sheila. Bahkan mengabaikan cewek itu sampai senyum palsu di wajah Sheila menghilang. Cowok itu berhenti di depan Sadewa, lalu menarik pergelangan tangan Sadewa. Sadewa mengambil kesempatan itu untuk segera melepaskan diri dari ular licik yang melilit lengannya.

Akhirnya, Sheila tidak menggandengnya lagi. Namun, cewek itu berlari dan mengejarnya, lalu berhenti di sampingnya.

"Kalian berdua so sweet banget, ya?" tanya Sheila, sok asyik.

Sadewa ingin muntah mendengarnya. Dia dan Keenan? Tentu saja menjijikan. Jelas bahwa yang Sheila maksud adalah Keenan dan Kenanga, tetapi Sadewa yang mendengarnya langsung jadi geli sendiri. Dia mempercepat langkahnya sampai Sheila berlari terburu-buru mengikuti mereka.

"Cepet banget lo jalan," kata Keenan sambil tertawa. "Biasanya langkah lo pendek-pendek, tapi cepet. Ini lo jalannya udah hampir split." Cowok itu menoleh sebentar. Sheila tertinggal jauh. Kembali dia pandangi Sadewa. "Takut banget, ya, sama Sheila?"

"Kagak takut, lah, anjir."

"Hus, siapa sih yang ngajarin ngomong kasar?" Keenan geleng-geleng. "Sejak lo siuman, kebiasaan lo jadi berubah drastis banget dari biasanya.

Two TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang