selamat membaca!
love,
vote dulu sebelum baca, yaa 😍 terima kasih❤️🫶🏻20
Yah, Sadewa sedang membayangkan motor milik Abim. "Gue jatuh cinta sama dia saat pertama kali gue lihat."
"Se—sejak kapan lo dudukin Abim?" tanya Qiana dengan ekspresi tak percaya.
"Hari pertama ketemu," balas Sadewa dengan tenang.
"Gitu, ya...." Qiana menunduk sedih. "Ternyata udah sampai pangku-pangkuan...."
Sejujurnya, Sadewa tak ingin melukai hati Qiana. Namun, Qiana harus segera melupakan Abim. Cowok jelek seperti Abim tak cocok bersanding dengan Qiana. Sadewa yang ganteng jauh lebih cocok bersanding dengan Qiana.
"Tapi nggak apa-apa." Qiana mendongak. "Haha. Tadinya gue pengin ngajak lo sebagai rival yang sehat. Kalau kayak gini, artinya gue udah kalah duluan. Lagian ... mustahil juga gue bisa buat Abim jatuh cinta. Dia aja nggak pernah mau lihat gue."
Abim sialan! Sadewa akan mengerjai cowok itu habis-habisan karena telah melukai Qiana-nya.
"Nggak apa-apa." Sadewa menaruh tangannya di atas punggung tangan Qiana. Tak kuat dengan debaran yang semakin kencang, cowok itu segera menarik tangannya kembali. "Walaupun gue suka Abim, tapi belum tentu juga Abim bakalan pacaran sama gue. Bukannya gue mau remehin Abim, ya, tapi lo itu pantes dapetin yang lebiiih lebih dari Abim. Misalnya, cowok ganteng, keren, anak tunggal kaya raya, terus setia ke satu cewek yang udah buat dia jatuh cinta. Walaupun dia sering dikatain preman sekolah, tapi hatinya selalu lembut kok ke cewek yang dia sukai. Dia juga tinggi, punya roti sobek kesukaan cewek-cewek, ada ototnya juga loh."
Qiana tertawa, membuat Sadewa terdiam karena terpana.
Dia sungguh beruntung bertemu Qiana di sini meski harus berada di tubuh orang lain.
"Lo itu lagi nyebutin ciri-ciri seseorang, yah? Siapa, sih? Penasaran gue," kata Qiana.
"Haha." Sadewa menggaruk-garuk kepalanya. "Ada. Cowok yang suka berat sama lo, tapi sayangnya gue nggak tahu di mana dia sekarang karena gue lupa ingatan. Di ingatan gue, dia tuh nggak mau gue sebutin namanya kalau udah berhadapan sama lo. Dia yang bakalan datengin lo duluan."
Qiana mengulum senyum. "Gue bakalan tungguin dia. Seperti apa sih cowok yang lo deskripsiin dengan lucu?"
Sadewa manyun. "Kok lucu."
Qiana tertawa kecil. "Gue bersyukur banget. Lo nanggepin gue dengan positif." Qiana berdiri, lalu mengulurkan tangan pada Sadewa. "Kalau cewek lain, mungkin akan nanggepin gue sinis hanya karena suka sama cowok yang sama."
Sadewa menggenggam erat tangan lembut itu.
Saat kembali ke tubuhnya nanti, Sadewa berjanji akan mencari Qiana sampai mendapatkannya.
***
"Dia pasti kabur. Sialan banget tuh cewek. Sejak balik dari rumah sakit, dia jadi kayak belut." Sheila bersama Ria dan Safira kabur dari pelajaran olahraga hanya untuk mencari Kenanga. "Pokoknya cari dia sampai dapat terus bawa ke gudang. Gue harus dapetin foto telanjangnya lagi. Ck, sial banget hari itu handphone gue malah jatuh ke laut. Mana lupa password email."
Sudah hampir bel pelajaran selanjutnya dan Kenanga tak kunjung ketemu. Sheila dan yang lain harus mencari Kenanga tanpa ketahuan guru piket.
Saat Kenaga masih di rumah sakit, Sheila bersenang-senang dengan berlibur ke pulau dan dalam perjalanan ke sana, ponselnya terjatuh di laut yang tak memungkinkannya untuk mendapatkannya. Di dalam sana ada banyak foto Kenanga menggunakan yang Sheila ambil dari berbagai sisi. Bahkan ada video yang menarik sekali untuk dia sebar sebagai balasan dari perlakuan kurang ajar Kenanga belakangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Times
Teen FictionKenanga yang pendiam, pemalu, lemah, selalu dirundung oleh teman sebangkunya yang bernama Sheila tiba-tiba menjadi sosok yang tak tahu malu, pembuat masalah, jago bela diri, dan tak tanggung-tanggung memukul siapa pun yang melukai dirinya. Sadewa ya...