by sirhayani
part of zhkansas
34
Rombongan SMA Kastara telah siap menuju lapangan terbuka di mana rombongan SMA Garsan telah menunggu di sana. Dwi berhasil menghentikan mereka lewat pesan teks kemarin yang ingin menyerbu SMA Kastara hari ini, dengan dalih bahwa penyerbuan SMA Kastara oleh SMA Garsan hanya akan merusak fasilitas yang membuat SMA Garsan akan kalah secara moral dan dicap pengecut.
Kenanga yang tak pintar mengendarai motor tentu saja berada di jok penumpang belakang Nathan. Motor sport putih Nathan yang memimpin motor-motor lainnya. Nathan telah memberi perintah mewakili Sadewa—setelah Kenanga pura-pura berbisik di telinga Nathan atas suruhan cowok itu—bahwa sekalipun mereka terlalu mencolok karena mengendarai motor seperti sebuah geng motor yang memenuhi jalan, tetapi mereka harus taat aturan lalu lintas. Tak ada yang boleh menarik-narik gas yang akan menciptakan suara mengganggu. Mereka harus tiba di tujuan tanpa ada masalah sedikit pun.
Mereka telah dekat dengan tujuan, tetapi berhenti di tempat-tempat tertentu untuk parkir. Ada yang parkir di minimarket. Ada yang parkir di ruko. Semuanya menyebar dengan baik. Lalu bertemu di lapangan, di sisi berlawanan dengan kumpulan SMA Garsan yang sudah menunggu.
Nathan dan Kenanga berada paling depan. Di belakang mereka ada hampir seratus siswa SMA Kastara terpilih yang berasal dari kelas X sampai XII.
Nathan sudah meyakinkan Kenanga bahwa semua akan baik-baik saja selama Kenanga menghindar dari pemimpin SMA Garsan bernama Kensho. Cowok bernama Kensho itu katanya selain bermusuhan karena sekolah mereka merupakan musuh bebuyutan, juga karena Kensho memilki dendam pribadi pada Sadewa akibat selalu kalah setiap kali berkelahi dengan Sadewa.
"Kalau gue bisikin serbu, lo tinggal teriak serbu seperti yang udah gue praktekin tadi," bisik Nathan, yang berada dekat dengan Kenanga.
Jika situasi normal, maka Kenanga akan merona. Situasi ini tidak memungkinkan untuk bersikap malu-malu! Kenanga hampir kencing di celana karena melihat cowok-cowok SMA Garsan yang galak-galak. Wajah siswa-siswa SMA Kastara jauh lebih jahat, tetapi wajah mereka tertutupi oleh sikap bodoh dan konyol.
Seorang cowok maju paling depan. Wajah yang datar dengan mata yang menyelisik Sadewa dari bawah sampai atas, membuat Kenanga seperti dikuliti hidup-hidup. Bahkan cowok bermama Kensho itu tak berekspresi, tetapi aura menyeramkan cowok itu menyebar di segala sisi tubuhnya.
Kenanga meneguk ludah sembari meremas ujung kemeja putihnya yang dia keluarkan dari dalam celana agar terlihat seperti Sadewa asli. Dia bahkan membuka semua kancing kemeja sekolah yang dia kenakan sehingga memperlihatkan baju dalam putih yang menutupi sebagian tubuh kekar Sadewa.
"Baru munculin diri ya setelah kami ngancem bakalan nyerbu di sekolah kalian?" Kensho melangkah satu kali, menatap Kenanga dengan tatapan intimidasi. "Habis kecelakaan motor nggak ngebuat lo lupa caranya berantem, kan?"
"WOI!" teriak Vasco sembari maju selangkah dan mengangkat jari tengahnya mengarah pada Kensho. "Lo ngajak tawuran atau ngajak adu mulut?"
"Diem, Vas," kata Nathan pelan.
"ANAK-ANAK GARSAN BAJINGAN!" teriak Dwi, tak sabaran dan ikut maju. Dia menoleh pada Kenanga di sampingnya. "Cepetan, Bos! Aba-aba! Gue udah nggak sabar hancurin mereka."
Tawuran ini tak seperti yang ada di bayangan Kenanga. Tak ada yang memegang balok kayu apalagi tongkat base ball seperti di film atau drama. Semuanya tangan kosong. Namun, tetap saja pemukulan dengan tangan kosong bisa menyebabkan kematian.
![](https://img.wattpad.com/cover/370364532-288-k556176.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Times
Teen FictionSELESAI ✔️ Kenanga yang pendiam, pemalu, lemah, selalu dirundung oleh teman sebangkunya yang bernama Sheila tiba-tiba menjadi sosok yang tak tahu malu, pembuat masalah, jago bela diri, dan tak tanggung-tanggung memukul siapa pun yang melukai dirinya...