by sirhayani
part of zhkansas
43
Jika dulunya Abim bisa dengan puas mendapatkan Kenanga dari Keenan, maka sekarang Abim sulit sekali bertindak semaunya. Salah sedikit saja, Keenan akan mendaftarkan nama Abim dalam daftar nama laki-laki yang tak akan direstui sebagai calon suami Kenanga.
Abim harus menurut. Ketika Abim ingin sekali menggendong Kenanga untuk membawa cewek itu ke UKS, Keenan memarahinya. Memang, sih, Kenanga sudah ada di gendongan Keenan dan tak perlu lagi mengoper Kenanga kepada Abim. Gara-gara itu, Abim tak dibolehkan untuk menjenguk Kenanga di UKS.
"Padahal gue pengin banget lihat keadaannya secara langsung." Abim menghela napas panjang.
Calvin dan teman-teman Abim yang lain hanya bisa mengiakan Abim yang sedang dalam mode bucin.
"Eh, itu bukannya saudara kembarnya Kenanga?" Calvin menunjuk seseorang yang sedang membeli air mineral botol. "Tuh, si Keenan, kan."
Abim segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Keenan yang baru saja akan meninggalkan kantin. "Bro!" Dipegangnya pundak Keenan. Keenan pun berhenti dan menoleh dengan tatapan datar. "Gimana kabar Kenanga? Gue belum boleh ketemu, nih?"
Keenan menghela napas panjang. "Kenanga cerita kalau ingatan sejak dia siuman sampai sebelum dia pingsan itu hilang semuanya. Ingatan lamanya kembali seperti dulu lagi. Dan dia nggak kenal lo sama sekali."
Abim terdiam membisu.
"Karena Kenanga balik jadi Kenanga yang dulu, tolong jangan deketin dia." Setelah mengatakan kalimat penuh penekanan tersebut, Keenan pergi dari kantin, meninggalkan Abim yang mengepalkan kedua tangannya sembari menggigit bibir.
Omong kosong apa yang Keenan katakan? Memangnya Abim akan menuruti permintaan Keenan barusan? Tentu saja tidak. Abim akan mendekati Kenanga, tak peduli Keenan akan mengamuk.
***
Mengetahui Kenanga sudah masuk kelas setelah sempat beberapa waktu istirahat di UKS, beberapa menit sebelum bel istirahat kedua berbunyi, Abim langsung izin keluar dari kelas untuk menuju kelas Kenanga. Dia harus cepat-cepat bertemu Kenanga sebelum Keenan muncul. Bahkan Abim menunggu di depan kelas, menunggu bel istirahat berbunyi dan guru keluar dari kelas Kenanga.
Akhirnya, bel yang dia nanti berbunyi. Terdengar suara ucapan terima kasih di dalam kelas kepada guru, kemudian suara percakapan siswa-siswi. Abim mengulum senyum tipis ketika guru akhirnya keluar dari kelas Kenanga, membuat Abim bergegas memasuki kelas cewek itu.
Suara yang tadinya berisik di kelas menjadi sedikit hening. Beberapa siswi tak jadi melangkah keluar kelas. Pandangan mereka tertuju pada Abim yang sedang berdiri di sisi kursi kosong samping Kenanga.
Abim terdiam sesaat memandang wajah ketakutan Kenanga. Keenan sepertinya tidak berbohong terkait Kenanga yang melupakan momen setelah dia siuman akibat percobaan bunuh dirinya. Abim sedih akan kenyataan itu. Kenanga lupa pertemuan pertama mereka?
"Ada apa...?" Tatapan bingung dan waspada, membuat Abim tak tahan untuk segera bicara empat mata. Ditariknya pergelangan tangan Kenanga, membuat cewek itu memekik kaget.
Abim sedikit khawatir Keenan akan muncul. Muncul di benaknya untuk menggendong Kenanga, tetapi bukankah dia terlalu kurang ajar?
Satu-satunya cara adalah menarik Kenanga dengan buru-buru. Dia membawa cewek itu ke belakang sekolah setelah melewati lantai dua. Untung saja Keenan tidak muncul lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Times
Teen FictionSELESAI ✔️ Kenanga yang pendiam, pemalu, lemah, selalu dirundung oleh teman sebangkunya yang bernama Sheila tiba-tiba menjadi sosok yang tak tahu malu, pembuat masalah, jago bela diri, dan tak tanggung-tanggung memukul siapa pun yang melukai dirinya...