Kecurigaan

603 74 4
                                    

   Saat ini Jion dan Cleo tidak benar-benar ada tugas kelompok, Jion sengaja berbohong dengan keluarga.
Walaupun begitu dirinya tetap membawa buku karena ada tugas sekaligus mengerjakannya bersama Cleo bukan kerja kelompok....

  Seperti saat ini, buku itu masih terbuka dan hanya beberapa yang Jion sengaja kerjakan, mereka berdua kini berada di dalam kamar Cleo...

"Ji lu yakin gak bakal ketahuan? Pokoknya jangan bawa bawa nama gue loh ya" Cleo bangun dari acara rebahannya dan memandang Jion yang hanya diam melamun di bawahnya..

"Ngapain harus takut sih Cleo, lagian kalau ketahuan ya sudah, itu juga bukan sepenuhnya salah ku kan, ngapain mereka berbohong selama ini, apa mereka pikir aku masih anak kecil?" Ujarnya membuat Cleo menghela nafas lelah...

"Tapi pasti mereka punya alasan Jion" Cleo masih memperhatikan Jion yang terdiam...

"Apapun alasannya aku tidak bisa menerima itu semua Cleo, aku sudah besar, apa menurut mu aku adalah sebuah tahanan yang harus hidup penuh aturan, tidak Cleo, kali ini mereka sudah keterlaluan, aku paling benci dengan seseorang yang berbohong, kau lihat ini Cleo" ujarnya menyentuh sesuatu seperti bekas luka di leher belakangnya...

"Bahkan mereka menanam alat ini, aku bukan robot yang bisa di kendalikan Cleo, aku sudah bisa memberontak sekarang" ujarnya seraya tersenyum tipis namun bukan itu yang menjadi beban pikiran Cleo sekarang tapi sesuatu yang berbeda dengan sahabat nya ini....

"Maafin jion Cleo" lirihnya membuat Cleo kembali tersadar....

"Tidak masalah aku mengerti" ujar Cleo membuat Jion tersenyum ....

"Entah kenapa aku seperti melihat dua orang yang berbeda Jion" ujarnya dalam hati seraya menatap Jion yang kini sudah kembali fokus dengan bukunya....



   Malam harinya suasana sedikit berbeda di meja makan keluarga zaveer..

Lebih tepatnya mereka yang memperhatikan Jion sang putra bungsu sedari tadi, Cakra dan Winda sengaja masih menyimpan berbagai pertanyaan di benak mereka.
Namun apa yang mereka lihat kali ini semakin membuat mereka merasa ada sesuatu yang berbeda dengan sang putra....

"Jion kenapa sayurnya di pisah? Bukankah ini semua kesukaan Jion sayang" Winda memperhatikan sang putra yang sangat berbeda malam ini bahkan dari cara makannya saja sudah berbeda, Jion tidak akan membeda bedakan makanan dan akan memakan makanan apapun yang ada di depannya....

"Tidak apa mommy, hanya ingin libur makan sayuran saja" ujarnya membuat mereka semua terdiam...

"Benarkah? Jion tidak sakit kan sayang hm" Winda mendekat dan memeriksa mungkin putranya sedikit demam...

"Gak apa apa mommy, sekali kali gak makan sayur kan tidak masalah" dirinya kembali memakan makanan itu dengan tenang berbeda dengan yang lainnya....

  Winda menatap suaminya yang juga menatapnya seraya menyuruhnya untuk kembali melanjutkan makan malamnya....


  Hari semakin larut tapi tidak membuat Cakra Winda bahkan Jevan dan Jevin beranjak dari tempat duduknya...
Jion sudah lebih dulu pergi ke kamarnya membuat mereka berempat lebih leluasa dalam membahas masalah ini...

"Apa yang akan kita lakukan, bahkan aku baru pertama kali melihat Jion yang menyisihkan makanannya" Jevin menatap kedua orang tuanya secara bergantian....

"Bukankah kita harus segera mencari tau?" Lanjutnya membuat mereka semakin terdiam....

"Jangan gegabah, cukup kita pantau saja dari jauh, kalian tidak perlu khawatir, daddy sudah menaruh beberapa kamera kecil yang tersembunyi di kamar Jion, sementara kita akan pantau dari jauh, takutnya jika kita terus mendesaknya maka Jion akan semakin menyembunyikan nya" ujar Cakra....

  Mereka setuju dengan rencana Cakra tapi tetap saja itu belum tentu berhasil bukan?....

"Cukup kita bersikap seperti biasanya saja tanpa membuat Jion curiga dengan kita, nanti daddy juga akan menghubungi Steven untuk ikut menyelidiki, sekarang kalian kembali ke kamar kalian, ini sudah larut" gumam Cakra membuat Jevan dan Jevin sedikit berdecak menatap daddy dan mommy nya....

"Kita ke markas malam ini" gumam Jevan...

"Terserah tapi pulanglah sebelum pagi, jangan sampe adik kalian curiga" Cakra membawa istrinya untuk pergi ke kamar mereka meninggalkan kedua putra kembarnya yang kini masih terdiam di ruang tamu....

"Kita selesaikan dengan cepat" Jevan menyambar kunci motor yang ada di depannya....

"Sungguh merepotkan" Jevin juga mengikuti sang kembaran yang sudah lebih dulu keluar.....














"Aku akan membantumu bebas dari alat ini Jiondra".......

JiondraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang