menjadi rahasia

287 61 4
                                    


    Winda baru saja keluar dari dapur dan berniat menyambut anak anaknya yang sebentar lagi pulang, namun baru saja dirinya tiba di ruang tamu dirinya sudah di kejutkan dengan ketiga anaknya yang membawa banyak bingkisan bahkan putra bungsunya hampir tidak terlihat karena banyaknya bingkisan jangan lupa Jevan dan Jevin yang membawa masing masing di tangan mereka berdua.

"Kalian habis ngerampok atau bagaimana ha, banyak banget ini" Winda membantu mengambil alih bingkisan di tangan putra bungsunya.

  Kedua anaknya sudah berwajah masam namun tidak dengan Jion yang sangat senang melihat semua bingkisan kado itu.

"Jevan Jevin?" Winda menatap kedua putra kembarnya yang justru melirik ke arah adiknya.

"Jion dari mana ini semua hm" ujar Winda membuat Jion yang sedang mengeluarkan berbagai jenis coklat itu terhenti.

"Mommy ini tuh dari fans fansnya kakak tau, dan mommy tau, gara gara ini Jion bisa berbisnis, liat Jion punya banyak uang" ujarnya kembali memamerkan uang yang dia dapat dari para gadis gadis itu.

"Tuh anak nerima semua itu dengan dan meminta imbalan 50 ribu untuk setiap orang dan ini lah hasilnya" Jevan menyandarkan tubuhnya pada sofa sedikit lelah dengan kelakuan adiknya, lihat saja pasti besok ada lagi yang menitip seperti ini.

"Astaga, bisa bisanya kamu ini" Winda hanya menggelengkan kepalanya menatap putra bungsunya yang seperti tidak perduli sama sekali.

"Oiya mom nanti sore Jion mau keluar janji deh jam 8 malam Jion udah pulang, Jion janji mau neraktir Cleo nanti" Jion menatap harap pada mommy nya yang tengah berfikir.

"Nanti coba Jion izin ke daddy ya, mommy gak berani sayang, dan ini semua biar di simpan dulu ya ambil suratnya aja sayang kalau di buang" ujarnya dengan terkekeh pelan melirik kedua putra kembarnya yang terlihat sangat malas.

"Putra mommy ternyata terkenal ya" godanya lagi hingga Jevan dan Jevin memutuskan pergi ke kamar mereka masing-masing.

"Bekalnya abis tidak" Winda memeriksa tas putranya dan benar saja dua kotak bekal itu sudah kosong bersih, dirinya senang melihat nafsu makan putranya....

"Sekarang ganti baju lalu tidur, nanti sore bunda bangunin hm" Winda mengelus pelan surai putranya sebelum putranya itu beranjak pergi.

"Astaga siapa yang akan memakan ini semua" sekarang justru dirinya yang bingung mau di kemanakan semua bingkisan ini.












"Ingat Cakra, biarkan ini menjadi rahasia, terutama Jevan dan Jevin biarkan mereka tau sendiri dan saat mereka bertanya baru kamu boleh mengatakan yang sebenarnya, sangat mudah mengenali mana Jion dan mana Andy" tuan tama tidak bergeming menatap putranya yang sedari tadi terdiam.

"Jika aku tau akan seperti itu, maka aku tidak akan menitipkan putraku padamu ayah, bertahun tahun kau menyembunyikan ini semua lalu untuk apa ayah bersikeras menanam alat pelacak di tubuh putraku, apa ini alasannya?" Cakra masih tidak percaya dengan fakta yang baru saja dirinya terima tentang putranya.

"Takdir Cakra, kita tidak akan tau apa yang bisa saja terjadi di masa depan, lagi pula Andy bisa melindungi putramu, dua kuat dan ahli dalam segala hal itu yang membuatku percaya padanya" ya memang dulu bahkan tuan tama mencari berbagai cara agar Andy sendiri lenyap dalam kehidupan cucunya.

"Dan masalah alat pelacak aku pasang hanya untuk berjaga jaga karena Andy adalah anak yang nekat, kau bisa saja kehilangan putramu karena andy membawa tubuhnya pergi"











  Dikit dulu ya
Goodbye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JiondraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang