Cakra memasuki kamar putranya yang masih terlelap di sana juga ada istrinya winda yang sedang bersandar pada tempat tidur sambil melihat handphone....
Cakra mendekat dan mencium lama kening putranya itu, dari dulu mereka berdua sangat menjaga jion dengan baik....
Winda yang merasakan ada pergerakan langsung menolehkan pandangannya ke arah jion yang masih tertidur dan ternyata ada suaminya yang sedang mengelus pipi putranya....
"Ada apa? " Winda tau pasti ada yang tidak beres jika suaminya sudah seperti ini....
"Aku tidak tau, aku hanya berharap putra kita tetap baik baik saja sampai kapanpun, ayah menyuruhku memasang pelacak pada putra kita" Ucap cakra yang sudah kembali duduk....
"Tapi beberapa barang bahkan pakaian jion bukankah sudah ada? " Winda menatap suaminya heran...
"Tidak tapi di tubuhnya kalau bisa karena barang bisa saja mereka buang"ucapan cakra tentu saja membuat winda cukup terkejut....
" Kau tidak akan melakukan itu kan? Aku tidak mau putraku kenapa napa "ujar Winda menatap suaminya tidak percaya....
" Aku juga tidak mau menyakiti jion sayang, tapi ayah yang meminta, kau tau sendiri siapa ayah kan? "Cakra mengacak rambutnya frustasi.....
Namun sepertinya perdebatan mereka mengganggu tidur jion....
" Eeuunngg daddy"lirih jion namun matanya masih tertutup.....
"Hussttt tidur lagi ya pangeran daddy" Cakra membawa putranya ke dalam dekapannya sambil mengelus rambut jion yang mulai panjang....
Namun sepertinya ketenangan mereka tidak bertahan lama saat pintu kamar mereka di ketuk dari luar....
Winda segera turun dari kasur dan langsung membuka pintu tersebut namun dirinya terkejut mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya...
"A ayah" Ujar Winda saat melihat mertuanya yang sudah berdiri di depannya....
"Dimana cucuku? "Tuan tama hanya menatap menantunya tersebut dengan datar...
" Jion masih tidur ayah "jawab winda namun tiba-tiba tuan tama langsung masuk begitu saja kedalam kamar tersebut.....
Cakra yang sedang memeluk putranya pun ikut terkejut melihat ayahnya yang sudah berdiri di sebelah ranjang dengan Winda yang hanya menunduk...
Cakra langsung bangkit dan menatap ayahnya...
" Ayah tidak akan melakukan itu bukan? "Cakra bertanya sambil menatap ayahnya tersebut....
" Ayah akan tetap melakukannya, dan ini semua untuk kebaikan cucuku juga "tuan tama langsung menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh jion....
" Ayah, aku akan menjaga putraku tidak perlu sampai ayah memasang alat pelacak di tubuh jion"ucap cakra berusaha menghalangi ayahnya....
"Cakra Greyson Javeer! Kau mau menyingkir sendiri atau aku sendiri yang akan menarikmu keluar dari kamar ini" Tuan tama menatap putranya tajam yang masih memeluk erat jion...
Akhirnya cakra melepaskan pelukannya dan mulai menyingkirkan ikut berdiri di samping tempat tidur, cakra tidak bisa melawan semua yang di katakan ayahnya sedari dulu karena kekuasaan ayahnya yang sangat kuat....
Tuan tama membenarkan posisi tidur jion menjadi tengkurap karena alat itu akan di pasang di bagian bahu....
"Putramu tidak akan kenapa napa, kalian tenang saja, aku yang menjamin itu semua, aku juga tidak mungkin menyakiti cucu kesayangan ku, steven yang akan melakukannya" Ujar tuan tama dan benar saja tak lama steven datang dengan tas di tangannya dan juga jevan dan jevin yang ikut di belakang steven...
"Lakukan sekarang" Ujar tuan tama melihat steven yang baru saja tiba....
Winda hanya menggenggam erat tangan suaminya, dia tidak bisa apa apa sekarang...
Steven mulai mendekati tempat tidur dan sedikit membuka baju tidur yang di pakai jion....
"Sshhttt"
Tuan tama langsung menahan tangan jion yang hendak menyentuh bahunya....
"Hiks mommy hiks sakit ssttt hiks" Lirih jion saat merasakan sakit dan nyeri di bagian bahunya....
Tuan tama juga menahan kepala jion agar tidak bergerak kesana kemari....
Hingga akhirnya semua itu selesai setelah steven menaruh plester di tempat tersebut karena memang kecil dan harus hati hati....Jion kembali tertidur setelah steven memberikan obat bius pada nya....
Mereka semua akhirnya keluar dan winda langsung memeluk putranya, mengelus surai putranya yang basah karena keringat juga menghapus jejak air mata di pipi putranya....
"Jion sayang hiks maafkan mommy nak maafkan mommy" Ujar winda menciumi kening putranya....
Cakra jevan dan jevin hanya melihat sambil terdiam, mereka hanya berharap jion selalu baik baik saja....