"Jadi kapan pindahannya?" tanya Sagara, sejak beberapa hari lalu saat lelaki itu memberikan kejutan datang ke kampus dan memberikan satu unit rumah untuk ditempati bersama, keduanya kembali intens bertemu. Seperti malam ini, Sagara duduk di ujung sofa, Biru berbaring dan menjadikan paha Sagara sebagai bantalannya.
"Minggu depan boleh deh, Sagara. Ini tanggung banget soalnya, besok acara di perusahaan kamu gak datang?"
"Enggaklah, siapa saya?"
"Dih, merendah untuk meroket. Semua juga tahu Sagara anaknya pak Jatmika. Pak Jatmika ini bos saya Sagara, jadi kalau dijadikan judul, Mertuaku adalah bosku hahahaha."
"Bukan," sanggah Sagara.
"Suamiku adalah anak majikanku."
Dua orang itu tertawa tanpa henti, serandom itu hubungan mereka. Jarang ada kencan keluar rumah, jarang jalan-jalan atau nonton. Karena mereka sudah lelah dengan aktivitas masing-masing. Biru harus sudah tiba di perusahaan sejak pukul sebelas. Kalau tidak ada lemburan Biru pulang pukul 20.00 atau lebih kalau lembur. Sedangkan Sagara pergi sejak pagi, saat Biru masih tidur, dan pulang saat Biru belum sampai rumah.
Jadinya, hari libur paling enak ya diam di rumah. Barbeque-an bertiga sama Jingga, atau manja-manjaan berdua kaya sekarang ini.
"Jingga sama temennya liburan ini mau ke Thailand, Sagara." Biru mengatakan apa yang dikatakan Jingga semalam. Awalnya biru kaget, yang namanya pergi ke luar negeri tidak cukup mengeluarkan uang satu sampai juta.
"Sama saya udah cerita dari minggu lalu, ya saya suruh dia bilang ke kamu. Lagian biarin aja sih, dia perginya juga sama orang tua temennya. Jingga juga ke sana kan sambil usaha, nerima jasa jastip itu lumayan juga."
Biru merenggut, mungkin dia memang bukan orang tua Jingga, tapi kakak kandung yang dipaksa oleh keadaan harus mengambil peran sebagai orang tua juga. Dia sangat takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kepada Jingga.
"Anak itu kalau terlalu banyak dikekang dia nantinya jadi pembohong. Demi meloloskan keinginannya sendiri nggak segan mereka pada bohong ke orang tuanya. Emangnya kamu mau dibohongin sama Jingga?"
"Ya nggak mau, maksudnya itu kan negara orang, aku mikirnya kejauhan. Aku udah ditinggal Ibu ditinggal ayah, terus tiba-tiba pikiranku juga Jingga bakalan ninggalin aku."
"Lebay banget sih, Jingga itu mau liburan. Mumpung ada yang ngajakin, ada yang ngaping, orang tuanya Katia. Kalau kamu nggak percaya sama mereka, kamu boleh negosiasi terus ketemu sama mereka. Yakinkan diri kamu kalau Jingga bakalan baik-baik saja. Jangan pikir seolah-olah Jingga bakalan pergi ninggalin kamu," ujar Sagara. "Lagian selama ini kamu lihat nggak Jingga protes sama kamu? Kapan kamu ada waktu banyak buat Jingga, jangankan buat liburan begitu, buat sarapan pun Jingga kadang kesepian karena harus sendiri."
Bener lagi, kadang Biru keki sendiri karena ucapan Sagara itu selalu ada benarnya. Akhirnya mau nggak mau lelaki itu harus melepas kepergian Jingga, untuk liburan selama 2 minggu di Negeri gajah putih. Katanya sih banyak yang jastip, jadi sambil menyelam minum air. Sambil liburan sehingga juga bisa sambil meraup uang dari fans boys love yang ingin berburu merchandise.
Pagi ini, adalah hari terakhir Biru di perusahaan sebagai anak Magang. Mbak Yayu sudah wanti-wanti pada biru untuk hadir di acara penutupan ini. Biru adalah anak magang pertama yang magang di perusahaan itu, tanpa diduga hasil kerjaannya juga bagus makanya ada tawaran agar Biru bisa melanjutkan kerja di sana setelah lulus kuliah. Namun seperti apa yang dia katakan sebelumnya Biru ingin mencari kerja sendiri dulu.
Kali ini outfit yang digunakan Biru untuk datang ke kantor adalah pakaian kasual. Tidak formal seperti biasanya dikarenakan ini adalah acara santai makan-makan bersama Aksara wakil dari bapak Jatmika. Biru sempat bertanya pada Mbak Yayu kenapa Bapak Jatmika tidak pernah lagi datang ke kantor. Ternyata kondisi kesehatannya yang menurun beberapa tahun terakhir ini. Jadi ingat omongan Sagara ketika pertama kali dia balik lagi ke rumah, ayahnya luluh karena katanya umurnya tak lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA BIRU [END]
RomantizmTakdir selalu tidak terduga. Luka Sagara berganti tawa karena Biru. Takut Sagara sirna bersama Biru. Biru bukan sekadar anak mahasiswa berusia 21 tahun. Lebih dari itu, Biru adalah segalanya bagi Sagara. (21+) Semoga kalian bijak memilih bacaan.