Pesta ulang tahun pertama Jasmine diadakan di pekarangan belakang mansion milik Jinho dan Michelle Lee. Perayaannya dibuat bersama sekaligus untuk merayakan ulang tahun Nate yang kedua yang mestinya dilaksanakan bulan sebelumnya.
Sebenarnya Armando dan Rose sudah mengadakan acara ulang tahun untuk Nate di penthouse mereka, yang juga dihadiri oleh keluarga Armando dan kerabat dekat lainnya. Hanya saja Jinho dan Michelle bersikukuh untuk tetap mengadakan pesta ulang tahun kedua cucunya sekaligus. Mereka khawatir Nate akan merasa iri pada adiknya. Selain itu, mereka juga ingin mengulang tradisi merayakan ulang tahun Armando dan Thea bersamaan karena tanggal ulang tahun mereka juga sama berdekatan.
Lain halnya dengan Jasmine yang belum paham makna ulang tahun dan perayaan, Nate benar-benar menikmati pesta dan hadiah-hadiah juga segala perhatian yang diberikan semua yang hadir untuknya. Energi Nate yang di hari biasa memang selalu penuh, di hari itu rasanya tenaganya melimpah. Armando dibuat kewalahan menemaninya bermain, menanggapinya mengobrol, dan memastikan supaya tingkahnya masih bisa dikendalikan.
Ulang tahun Jasmine yang pertama kebetulan jatuh di hari Sabtu. Akhir pekan membuat semua tamu undangan tidak ada halangan dan semua dapat hadir. Bahkan nenek Armando menyempatkan terbang dari Seoul ke New York untuk datang. Katanya, ia tidak mau melewatkan ulang tahun pertama cucu buyutnya, seperti halnya ia dulu datang ke ulang tahun pertama Nate.
"Tapi Halmeoni ketika itu kebetulan sedang di New York. Sudahlah, tidak perlu memaksakan datang ke sini," cegah Armando lewat sambungan telepon seminggu sebelum acara.
Bukannya melunak, neneknya itu justru memarahinya dan mengatakan bahwa ia sudah membeli tiket penerbangan. Armando bahkan dituduh menghalangi neneknya untuk bertemu dengan cucu buyutnya, meski diselingi tawa dan sebatas bercanda. Keras kepala sepertinya memang mengalir dalam darah keluarga besar Lee.
Meski sudah harus dibantu topang oleh tongkat untuk berjalan, bahkan terkadang harus duduk di kursi roda, nenek Armando masih bersemangat dan memberi perhatian pada semua orang yang datang. Ia tidak segan membuka pembicaraan terlebih dulu, menyapa dan memulai obrolan. Termasuk pada Rose, meski karena aksen Korea yang kental, bahasa Inggris-nya sulit untuk Rose pahami awalnya.
"Selamat juga untukmu, Nate eomma," ucap nenek Armando ketika berdiri di samping Rose yang berada di dekat meja island dapur dengan sebuah cupcake ber-topping cream merah muda dan sprinkle sudah habis setengah di tangannya.
Sejak kali pertama bertemu dan berkenalan dengan Rose dan Nate, nenek Armando lebih sering memanggil Rose dengan panggilan Nate eomma. Awalnya Rose tidak paham arti dan alasannya, sampai kemudian Michelle menjelaskan. Katanya, di Korea memang biasanya seorang ibu akan lebih sering disapa dengan menyebut nama anaknya, terutama nama anak pertama bahkan jika anak yang dipunyai lebih dari satu. Michelle pun masih dipanggil Jinwoo eomma. Karena Nate tidak punya nama Korea, jadi ia tidak dipanggil dengan nama Korea-nya seperti halnya Armando.
"Kenapa selamat untukku, Halmeoni?" tanya Rose yang kebingungan.
Nenek Armando tersenyum teduh menenangkan, seperti senyuman tulus yang memang hanya bisa diberi seorang nenek untuk cucunya. Rambutnya yang didominasi rambut putih itu tertata rapi dalam satu gelungan di belakang kepalanya. Kedua tangannya ia topangkan di ujung tongkat.
"Ulang tahun anak itu juga sekaligus mengingat perjuangan si ibu sewaktu melahirkan anaknya. Bukan suatu hal yang mudah, kan? Jadi, selamat karena sudah berhasil melahirkan dan membesarkan cicit-cicitku yang lucu dan sehat," jelas nenek Armando.
Mata Rose dibuat berkaca-kaca mendengarnya. Manis sekali.
Rose tersenyum dan menganggukkan kepala pelan. Ia membungkukkan badannya sedikit, sebuah gestur yang ia pelajari ditujukan untuk menunjukkan rasa hormat pada orang di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/236253324-288-k670771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
call me daddy [completed]
Romance[mature and explicit content, 18+] Berawal dari usaha menyambung hidup untuk anaknya, Rosaline berakhir menjadi pemuas nafsu atasannya sendiri.