enam

32.6K 682 50
                                        

“Selamat menikmati, Tuan dan Nyonya. Apa ada yang bisa saya bantu lagi?”

Seorang pelayan berpostur tubuh tinggi semampai dengan senyum manis terlatih bertanya kepada Armando dan Rose yang duduk berhadapan dengan satu sama lain. Beberapa piring dan gelas berisi hidangan sudah ia sajikan di meja di hadapan keduanya.

“Tidak, terima kasih,” balas Armando seraya tersenyum pada pelayan yang undur diri dari sisi meja mereka.

Armando memesankan Crispy Wok Fried Prawns untuk Rose dan Broiled Misoyaki Butterfish untuknya sendiri. Untuk minuman, Armando memesan cocktail dengan campuran vodka, Malibu rum, coconut cream, dan dark chocolate liqueur untuknya. Sementara Rose dipesankan Blended Fruit Crush dari buah persik, pisang, markisa, dan kelapa muda.

Hidangan di hadapan Rose adalah hidangan yang cukup asing untuknya. Meskipun hanya tumisan sayur, nasi ayam, dan udang goreng tepung, namun Rose terbilang jarang memakan masakan dengan menu empat sehat. Ia terbiasa mengonsumsi mac n’ cheese, cream soup dengan potongan daging ayam, oatmeal, dan nasi goreng untuk makan malam.

“Kamu tidak alergi udang, ‘kan?” tanya Armando pada Rose yang masih belum menyentuh makanan di hadapannya.

Rose tidak bisa memilih sewaktu membaca daftar menu yang tertera pada buku menu yang diberikan pelayan tadi pada mereka. Ia memasrahkan Armando untuk memilihkan menu untuknya.

“Tidak, Armando. Aku sudah bilang tadi,” jawab Rose seraya tersenyum.

Sebelum memesankan menu makan malam mereka, Armando memang sudah menanyakan perihal alergi yang mungkin dimiliki Rose. Perempuan itu menjawab seumur hidup ia belum pernah alergi pada makanan tertentu.

“Aku tidak tahu makanan favoritmu, jadi aku memesankan menu favorit Hiro untukmu.”

“Hiro? Siapa itu?” tanya Rose. Kedua tangannya mulai memegang sendok dan garpu, siap menyantap hidangan di piring di hadapannya.

Armando menyuap sesendok matsuri rice ke dalam mulutnya sebelum menjawab.

Suapan nasi dengan potongan udang dan sayur juga ikut masuk ke dalam mulut Rose. Ia berekspektasi rasanya akan sama saja dengan menu serupa yang sebelumnya pernah ia konsumsi. Ternyata rasanya jauh lebih nikmat dari bayangannya.

“Akihiro. Adikku setelah Thea. Bungsu keluarga kami,” jawabnya. “Dia paling picky soal makanan. Jadi asumsiku, makanan kesukaannya pasti makanan enak.”

Rose mengangguk mendengarnya. Hari ini Rose mendapat informasi baru tentang atasannya ini. Bahwa atasannya tidak hanya memiliki adik perempuan, melainkan juga adik laki-laki.

Informasi yang tersebar tentang Armando selama ini hanyalah bahwa ia merupakan CEO Lee Corporation, menggantikan CEO sebelumnya yang juga ayahnya, Jinho Lee. Identitas tentang istri Tuan Jinho Lee juga masih tidak diketahui pasti.

Ayah Armando itu hampir tidak pernah datang ke acara bisnis atau acara di hadapan publik bersama istrinya yang merupakan warga negara Amerika, lain halnya dengan dirinya yang masih berstatus warga negara Korea.

"Jadi kalian ada tradisi inisial nama yang sama, ya?" tanya Rose terkekeh.

Armando mengangguk pelan.

"Bukan hanya itu. Sepertinya ayah dan ibuku juga mau anak-anaknya punya tanda tempat produksi seperti makanan dan minuman yang dijual," kata Armando yang membuat Rose bingung sendiri.

Melihat Rose kebingungan, Armando tersenyum dan melanjutkan ceritanya.

"Kamu pasti tahu nama tengahku, bukan?" tanya Armando memulai cerita tentang kekonyolan keluarganya.

call me daddy [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang