Aroma dedaunan terhirup segar dimana-mana. Warna alam sekitar yang menghijau, sungguh dapat menyentuh bagi mata memandang. Tanaman-tanaman tumbuh subur serta air terjun yang airnya dapat digunakan untuk bersuci, menjadikan pemandangan itu tak akan pernah bisa dilewatkan.
Sembari menunggangi kuda, gadis dengan mata yang cantik ini berjalan mengitari seisi hutan yang lebat. Banyak hewan seperti rusa, kelinci, monyet, dan hewan lainnya yang dapat ditangkap oleh sepasang matanya.
Sebuah suara seperti lesatan anak panah berhasil terperangkap masuk ke telinganya. Bergegas ia membawa kudanya itu menuju ke sumber suara. Ia berasumsi bahwa ada seseorang, atau bahkan sekelompok orang yang sedang berburu di hutan ini.
Dan benar saja, penampakan sekelompok orang yang tengah melesatkan anak panah mereka untuk memburu seekor monyet yang bergelantungan dari pohon ke pohon. Tak kalah cepatnya pula, gadis itu mengambil anak panah miliknya lalu memakaikannya pada busur miliknya.
Saat ketika anak panah itu nyaris mengenai monyet itu, sebuah anak panah yang datang dari arah lain berhasil menyelamatkan seekor monyet itu. Sekelompok orang itu menatap siapakah pelaku dibalik gagalnya lesatan mereka.
"Nona Koushi, mengapa anda menghentikan anak panah kami?" ujar salah seorang disana. Rupanya mereka mengenal gadis itu.
"Monyet itu adalah monyet betina. Bagaimana jika ia memiliki anak? Apa yang akan terjadi pada anaknya bila induknya mati?" bukannya menjawab, justru gadis ini malah berbalik bertanya.
"Tapi hewan seperti itu memang sudah sering diburu, nona" sanggah salah seorang lagi.
"Tidak peduli meski mereka sering diburu atau tidak. Bagi kalian yang tau namanya keluarga, pasti kalian tidak akan mengambil salah satu dari keluarga orang lain" jawab gadis itu.
Seluruh pria disana menunduk. Ada benarnya ucapan sang nona muda itu.
Setelahnya, seorang pemuda datang menghampirinya, sembari membungkuk lalu menyampaikan informasi "selamat siang nona, tuan besar menyuruh anda untuk segera pulang"
Alis gadis itu tertaut bingung "ayah menyuruhku pulang? Kenapa? Tak biasanya ia seperti ini" balas gadis itu.
"Tuan besar ingin memperkenalkan calon suami pada anda nona" jawab pelayan pria itu lagi "beliau mengatakan bahwa calon anda akan tiba 3 jam lagi. Bergegaslah untuk pulang"
Helaan napas panjang gadis itu keluarkan. Rasanya malas sekali membicarakan suami yang cocok untuknya. Akan tetapi ayahnya mati-matian menyuruhnya untuk menikah. Ia tidak bisa menolak.
"Baiklah, aku akan pulang"
.
.
.
.
.
"Aku pulang" seru gadis itu setelah baru saja menginjakkan kakinya ke dalam mansion milik ayahnya.
Terlihat seorang pria paruh baya datang menghampirinya lalu menyambutnya "selamat datang kembali, putriku, Koushi" ucapnya "masuklah dan istirahatlah dulu"
Koushi, gadis itu tersenyum canggung. Ia berjalan lalu memutuskan untuk duduk di salah satu sofa yang ada disana, tak lupa sang ayah dan ibunya juga duduk di dekatnya.
"Anakku Koushi, 2 jam ke depan calon suamimu beserta keluarganya akan tiba disini" ucap sang ayah, terlihat ia tersenyum bahagia "aku yakin setelah kau melihat calonnya kau pasti mau menerima dan memilihnya"
Koushi tertunduk dan tersenyum canggung. Ia mengepalkan jemarinya dengan erat, seakan ingin mengutarakan sepatah kalimat yang sepertinya akan sulit diungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏eace 𝐒tory || Haikyuu
Teen FictionAwal kisah dari sebuah ketamakan akan kedudukan dan rasa iri hati membakar diri seorang wanita yang tak ingin menjadi nomor dua suaminya. Hingga akhirnya sang suami menceraikan istri pertamanya demi memprioritaskan istri keduanya. Putra istri pertam...