Sudah 1 bulan semenjak kedatangan para tuan muda untuk menuntut ilmu, tak terasa waktu berputar sudah sangat cepat. Setiap hari selalu ada perkembangan bagi mereka yang belajar disana.
Ilmu bertahan hidup, bela diri, bisnis, beternak, dan ilmu-ilmu umum lainnya semua mereka pelajari. Wajar saja bila Omimi meminta para muridnya untuk menetap di asramanya. Asrama itu pun hanya menyediakan beberapa hal yang benar-benar dibutuhkan saja. Tak ada sama sekali kemewahan disana.
Hari ke hari, pendidikan Omimi semakin keras. Tepat 1 bulan ini, para murid-muridnya ia perintahkan untuk membawa kambing-kambingnya makan ke luar desa. Saat malam hari tiba, barulah mereka diperbolehkan kembali ke asrama.
Semuanya telah berangkat pagi-pagi sekali, yang dimana tiap-tiap anak Omimi sengaja berangkatkan ke segala desa yang berbeda, guna agar mereka lebih mandiri lagi. Kecuali Sachiro, anak itu mendapatkan pelajaran khusus dari Omimi, yaitu ilmu memanah.
Kenji, Tora, dan juga Hitoshi berpisah diperbatasan desa dan mulai melakukan perjalanan masing-masing sembari membawa setidaknya 1 ekor kambing. Sebelum benar-benar berpisah, ketiga orang itu sempat berbincang sebentar.
"Sachiro itu enak sekali. Dia bahkan tidak disuruh untuk melakukan hal rendahan seperti ini" ucap Tora "guru mulai memperlakukan kita secara tidak adil kak!"
"Kau benar Tora" balas Kenji, kemudian anak itu meraih pundak Hitoshi disebelahnya "temanku, hal yang sangat aku takut kan sepertinya telah terjadi, dimana ayahmu lebih mementingkan Sachiro daripada dirimu. Aku turut prihatin atas semua ini"
Alis Hitoshi tertaut kemudian menatap Kenji "apa maksudmu? Bukankah ia mendapatkan pelajaran yang lebih sulit lagi saat ini?! Ketahuilah, disaat kalian kembali saat malam hari, Sachiro masih melakukan pendidikannya"
Kenji tersenyum getir, tangannya masih berada di bahu Hitoshi "tidak temanku. Justru karena itulah ia mendapatkan pendidikan yang lebih dari kami, bahkan melebihi kau yang merupakan anak guru sendiri"
Hitoshi menunduk dan termenung dalam pikirannya. Setelah berhasil mencuci otak Hitoshi, Kenji menatap Tora dengan senyuman jahatnya. Rencana untuk meracuni pikiran orang ini sangatlah mudah. Ia hanya perlu mengatakan hal-hal yang sedikit berlebihan, dan lihat lah hasilnya, Hitoshi langsung terpedaya akan ucapannya.
"Takkan ku biarkan Sachiro itu mendapatkan perhatian ayah lebih jauh" ucap Hitoshi menatap lurus pandangannya "aku harus menagih janjiku pada ayah supaya orangtua itu ingat apa yang pernah ia janjikan padaku"
Mudah sekali menipu orang seperti Hitoshi ini. Orang yang mudah terhasut ini akan Kenji jadikan boneka untuk kesuksesan dirinya. Melalui pertemanan palsu yang ia buat, akan Kenji manfaatkan Hitoshi dengan segala cara.
*****
Ryu saat ini telah berada pada sebuah desa yang tanpa ia ketahui apa nama desanya. Ia hanya mengikuti perintah gurunya yaitu berjalan ke arah selatan. Hingga saat ini, dirinya telah tiba di sebuah desa arah selatan dari asramanya berada.
Desa itu masih sangatlah hijau. Sehingga Ryu merasa bahwa dirinya beruntung dapat menemukan desa ini untuk memberi makan kambingnya. Namun ini sungguh aneh sekali, mengapa gurunya menyuruh mereka untuk memberi makan kambing hingga keluar desa? Padahal di desa itu sendiri masih banyak rumput yang hijau.
1 bulan kemarin pun mereka memberi makan kambing-kambing itu di desa itu. Tetapi kenapa untuk hari ini? Apakah rumputnya akan habis bila dimakan terus-menerus oleh kambing? Itulah yang dipikirkan oleh anak usia 8 tahun itu.
Saat itu juga, Ryu langsung memberikan kambingnya makan. Ia berdiri di belakang kambing sembari memegang tali yang mengikat kambing agar hewan itu tidak lepas dari pengawasannya. Hari sudah siang, sebentar lagi ia memutuskan untuk memakan makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏eace 𝐒tory || Haikyuu
Ficção AdolescenteAwal kisah dari sebuah ketamakan akan kedudukan dan rasa iri hati membakar diri seorang wanita yang tak ingin menjadi nomor dua suaminya. Hingga akhirnya sang suami menceraikan istri pertamanya demi memprioritaskan istri keduanya. Putra istri pertam...