Usai sudah makan bersama dengan saudara-saudaranya di hutan yang rimbun, kini Yuuji kembali ke rumahnya dengan tergesa-gesa. Pintu belakang pun ia buka dengan sedikit kencang hingga mampu mengagetkan Koushi yang saat itu tengah memasak.
"Yuuji? Ada apa nak? Kenapa wajahmu masam begitu?" tanya Koushi segera menghampiri putranya itu. Tak lupa ia matikan kompor untuk keamanan mereka.
"Aku tidak tau bu. Aku tadi sudah makan di hutan bersama dengan saudara-saudaraku" jawab Yuuji "tetapi entah kenapa aku masih lapar bu"
Yuuji melirik ke arah makanan yang tengah dimasak oleh Koushi, terlihat begitu melezatkan di matanya. Bahkan dirinya sampai mengusap bibirnya sendiri.
"Lapar–?" balas Koushi lalu ikut melihat ke arah mana pandangan putranya itu "tetapi itu bagian untuk ibu Yui"
Seketika wajahnya kembali masam. Yuuji mengusap perutnya dengan perasaan sedih. Melihat itu Koushi tak tega, ia tersenyum lalu mengambilkan sesendok nasi beserta telur untuk ia siapkan pada putranya itu.
Sebelum menyendokkan itu ke mulut Yuuji, Koushi dapat melihat ke 4 anaknya yang lain tengah mengintip mereka di sela-sela pintu dan jendela dapur. Tentu saja Yuuji tak tau akan hal itu.
Koushi kembali tersenyum dengan sedikit tertawa melihat anak-anaknya saat ini seperti itu. Hingga fokusnya kembali kepada Yuuji yang saat ini matanya telah bersinar karena menunggu makanan itu sampai ke mulutnya
"Buka mulutmu" ucap Koushi dan Yuuji pun perlahan membuka mulutnya. Makanan itu berhasil masuk ke dalam mulut Yuuji.
Yuuji mengunyah makanan yang telah disuapkan oleh ibunya itu dan kemudian menelannya. Lalu tanpa sadar dirinya bersendawa karena telah merasa kenyang.
Koushi sedikit terkejut lalu menahan tawanya. Sama halnya dengan Koushi, ke 4 anak yang tengah mengintip itu pun menahan tawa mereka.
Yuuji mengelap mulutnya lalu menegak segelas air yang ada disana "aku sudah kenyang bu" ujarnya "entah kenapa kalau ibu yang memberikanku makan, aku pasti langsung merasa kenyang"
Tangan Koushi terulur menyentuh pipi Yuuji dan sesekali mengelusnya "ibu senang mendengarnya. Karena ibu selalu ingin memberi makan anak-anaknya supaya mereka merasa puas dan juga kenyang. Kebahagiaan ibu ada pada anak-anaknya. Jika mereka kenyang, hati ibu akan sangat bahagia"
Kepala Koushi sedikit ia miringkan guna menatap ke 4 anaknya yang tengah mengintip "ayo masuk, sebelum makanan kalian akan dihabiskan oleh Yuuji sendirian"
Yuuji menyerngitkan alisnya lalu menoleh ke belakang, dan benar saja, ke 4 saudaranya saat ini telah keluar dari persembunyian mereka lalu berlari memeluk Koushi satu persatu.
Tak mau kalah, Yuuji pun dengan sedikit tenaga ia ikut memeluk ibunya sehingga pelukan itu sampai termundur ke belakang akibat ulahnya.
Koushi tersenyum dan tertawa. Melihat anak-anaknya bahagia seperti ini sungguh membuat hatinya tenang. Ia mengelus kepala Kiyoomi dan Yuuji yang dekat dengan tangannya, lalu mencium pucuk Sachiro, Ryu, dan juga Rin yang berada dekat dalam pelukannya.
*****
"Apa kau yakin akan melanjutkan perjalanan ini, nenek?"
Saat ini ada Tooru, Yasufumi, supir dan juga penjaga mereka. Ucapan Yasufumi memutuskan untuk menemui Daichi langsung benar-benar ia lakukan. Pada siang ini mereka tengah beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Daichi tak pernah memberitahukan dimana ia tinggal selama beberapa tahun ini, itulah mengapa Yasufumi beserta Tooru mengalami sedikit kesulitan untuk mencari kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏eace 𝐒tory || Haikyuu
Teen FictionAwal kisah dari sebuah ketamakan akan kedudukan dan rasa iri hati membakar diri seorang wanita yang tak ingin menjadi nomor dua suaminya. Hingga akhirnya sang suami menceraikan istri pertamanya demi memprioritaskan istri keduanya. Putra istri pertam...