30. Rumah Baru

19 3 0
                                    

Selama menempuh jauhnya perjalanan, Koushi hanya terdiam menatapi jalanan yang tadinya dipenuhi oleh dedaunan menjadi terlihat jalanan beraspal. Dirinya menatap kosong ke arah jendela dan tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Bahkan Tooru sama sekali tak ingin mengganggu kakak iparnya. Mungkin dirinya masih dilanda kesedihan atas kehilangan suaminya.

Untuk sekedar informasi, mobil yang dinaiki oleh Tooru dan juga Koushi itu berbeda. Anak-anak itu naik di mobil yang lebih besar muatannya, sementara Koushi ikut dengan mobil Tooru bersama  dengan sang supir.

Kini 2 mobil mewah itu telah berhenti di depan gerbang utama mansion mendiang Ukai Ikkei sembari menunggu gerbang itu terbuka.

"Tooru, aku mau keluar" ucap Koushi tanpa aba-aba langsung membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

Tooru sedikit terkejut dengan aksi yang kakak iparnya lakukan. Perlahan ia kemudian ikut turun dari mobil disaat pintu gerbang sudah mulai terbuka.

"Anak-anakku, turunlah. Ibu memanggil kalian" ucap Koushi pada ke 5 anaknya. Kaca mobil itu sengaja anak-anak itu buka karena katanya mereka ingin melihat langsung pemandangan kota.

Ke 5 anak itu turun dari mobil dan menghampiri sang ibu secara bersama "ada apa ibu?" ucap mereka.

"Mulai dari sini kita akan masuk ke dalam dengan berjalan kaki" ujar Koushi menatap satu persatu ke 5 anaknya "seperti ketika ayah kalian membawa ibu pertama kali kesini, maka ibu akan melakukan hal yang sama ketika kembali memasuki rumah ini"

Tooru mengangguk. Ia tau Koushi sedang menjawab pertanyaannya yang belum sempat ia keluarkan.

Tangan kanan Koushi terulur menunjuk sebuah mansion yang sangat mewah berdiri megah disana "mansion besar itu adalah rumah kalian sekarang. Disini, di rumah ini, sosok ayah kalian akan digantikan oleh kakek kalian dan paman kalian"

Ke 5 anak itu menatap kagum akan besarnya rumah yang akan mereka tinggali. Ke 5 nya takjub akan ke megahan yang ada disana. Seakan-akan mereka tak percaya bangunan itu akan menjadi rumah mereka kelak.

"Dan bibi kalian, adalah bibi Mori" sambung Koushi "tunjukkan rasa kasih dan hormat kalian pada mereka. Disini kalian memiliki 11 orang saudara. Tunjukkan kebersamaan dan kasih sayang kalian pada mereka. Jangan pernah menciptakan permusuhan dengan mereka"

"Disini, tidak ada yang namanya 10 putra dari Mori atau pun 5 putra dari Koushi. Disini hanya akan ada 15 orang tuan muda pada kediaman ini"

Ke 5 anaknya itu mengangguk mengerti.

Sesuai dengan perkataan Koushi, mereka pun terus melangkahkan kaki mereka dengan terus berjalan kaki. Para pelayan pun banyak memberikan belasungkawa atas kepergian sang tuan yang mereka hormati.

Satu persatu dari mereka memberikan 1 buket bunga hingga mereka bertabrakan satu sama lain. Bahkan Koushi sendiri sempat melihat banyak orang yang terjepit di kerumunan itu. Betapa terhormatnya Daichi hingga para pelayan ini rela memberikan sebuah buket untuknya.

.

.

.

.

.

Di lain sisi, di sebuah kediaman sederhana dalam mansion mewah milik mendiang Ukai, seorang pemuda yang saat ini tengah bertengkar dengan orangtuanya.

"Aku mau pergi saja dan menempuh sekolah memanah di luar kota ini!" ucap pemuda itu seraya memasukkan barang-barang yang akan ia bawa dalam perjalanannya.

Sebut saja pemuda itu adalah Suguru.

"Suamiku, lihatlah anakmu ini. Cegahlah ia untuk pergi dari sini suamiku" ucap Maki sebagai ibu yang mencemaskan keadaan anaknya nanti "disana ia akan pergi seorang diri. Tidak akan ada yang bisa memberikannya kasih sayang tuanku. Disana sangat berbahaya!!"

𝐏eace 𝐒tory || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang