34. Kemana Yuuji?

13 4 0
                                    

Mori saat ini tengah berbicara santai bersama dengan Koushi di kamar miliknya. Keduanya sama-sama membicarakan anak-anak mereka dan juga Mori ingin menunjukkan beberapa pakaian untuk bisa diberikan pada Koushi.

"Baju ini sangatlah indah, Koushi. Tetapi sayangnya baju ini terlalu panjang untukku" ucap Mori mengeluarkan baju itu dari dalam lemari miliknya "jadi aku ingin kau yang harus memilikinya"

Alis Koushi tertaut "aku kak?" dirinya mengambil baju yang diserahkan Mori padanya. Ia lihat baju itu sekilas saja "kak, ini baju yang sangat mewah, pasti kau sangat mahal membelinya, dan kau ingin memberinya padaku?"

Mori tersenyum lalu meraih pundak Koushi "jika baju itu tidak pas padaku, lalu untuk apa aku menyimpannya selagi aku bisa memberikannya pada orang lain?" ucapnya "kau sudah seperti adikku sendiri, Koushi. Keberadaanmu disini membuatku sangat senang"

Koushi tersenyum getir. Dirinya kembali menatap baju itu lekat-lekat sembari tak enak pada Mori. Koushi berfikir, itu adalah baju yang sangat mewah, pastinya itu sangat mahal. Siapa tau yang membelikan baju mewah itu adalah Tetsu sendiri kan? Tidak ada yang tau.

"Tidak apa Koushi" jelas Mori tatkala dirinya melihat ekspresi Koushi yang nampak begitu tak enak padanya "baju itu bukan pembelian dari tuan Tetsu. Itu adalah baju yang aku beli secara online, dan itu hanya iseng saja. Setelah paketnya sampai, ternyata baju itu kebesaran padaku"

Koushi mencoba menghela napasnya lalu ia tersenyum sembari menatap Mori "baiklah kak. Aku akan memakai baju ini nanti. Terima kasih banyak atas pakaiannya"

Mori langsung saja memeluk Koushi dengan erat. Hubungan mereka memanglah sesama menantu di keluarga ini, tetapi Mori sudah menganggap Koushi layaknya adiknya sendiri. Terlebih lagi nasib yang kurang beruntung telah menimpa Koushi dan anak-anaknya, membuat Mori tak tega akan semua itu.

"Bibi Koushi, aku yakin bibi akan terlihat cantik dengan gaun mewah itu!" sela Yahaba yang ada juga dalam ruangan itu. Setelah dirinya bermain di taman, ia memutuskan untuk pergi ke kamar ibunya dan bermain disana.

Anak yang menggemaskan.

Koushi tersenyum bahagia. Ia menepuk pelan surai coklat dari gadis kecil itu dan tertawa kecil "terima kasih Yahaba sayang" ucapnya lalu menyamakan tingginya dengan gadis itu "kau tau? Bibi sangat ingin bertemu denganmu. Tetapi setelah beberapa hari bibi tinggal disini, baru hari ini bibi punya kesempatan untuk bicara denganmu"

"Benarkah bibi?" balas anak itu dengan antusias.

"Iya!" ucap Koushi tak kalah antusiasnya "sebelumnya kau memiliki 10 orang saudara, namun saat ini kau memiliki 15 orang saudara! Mereka semua adalah kakak-kakakmu!"

Yahaba menutup mulutnya, ia sedikit terkejut "15 orang saudara bibi?! Itu sangatlah banyak!"

Mori tersenyum melihat adegan lucu di hadapannya ini. Terlihat sangat jelas Koushi sangat menyayangi putri kecilnya itu, terlebih lagi Koushi tidak miliki anak perempuan. Mori bersyukur setidaknya Tuhan telah memberikannya seorang putri meski hanya seorang saja.

"Yahaba, kenapa kau tidak bermain dengan teman-temanmu di taman?" tanya Mori pada putrinya "biasanya pagi-pagi begini kau selalu bermain disana. Ada apa?"

Raut wajah yang tadinya terlihat antusias kini berubah menjadi masam. Terlihat sekali perubahan dari ekspresi wajahnya itu "tadi aku memang bermain di taman ibu. Tetapi kakak Kenji datang dan memarahiku"

Mori memasang wajah datar. Ia menghela napas lalu memutar bola malasnya "apa lagi yang dipikirkan oleh anak itu?!" ucapnya lalu menatap kembali putrinya "apa kau telah berbuat sesuatu yang nakal sehingga membuat kakakmu marah nak?"

𝐏eace 𝐒tory || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang