2 bulan kemudian
Acara makan malam sedang berlangsung dengan khidmat. Setiap orang menikmati setiap hidangan yang telah disediakan dan sesekali bercanda gurau untuk memecah keheningan.
Bahkan mereka seakan telah melupakan kejadian 2 bulan lalu, saat hari pernikahan tiba.
"Sebelum makan malam ini berakhir, aku ingin menyampaikan sesuatu" ucap Mai ketika semua orang hendak memakan makanan penutup "bolehkan ibu?"
Yasufumi tersenyum lalu mengangguk "silahkan nak"
Mai menyunggingkan senyumnya, pertanda ada kabar bahagia yang sebentar lagi akan diberitahukan "ibu, kakak, sebuah pernikahan ada karena adanya cinta, dan dari cinta itulah muncul sebuah hasil, hasil dari cinta kedua insan itu"
Yasufumi menyerngitkan alisnya "apa maksudmu nak?"
Keishin, pria itu tersenyum "ibu, seperti cintamu dan ayahku lah adikku Anabara bisa lahir" tunjuk pria itu pada adiknya "dan begitu pula adikku dan istrinya"
Mendengar itu, Yasufumi tersenyum bahagia "benarkah itu?" tanyanya "benarkah itu nak? Kau- kau sedang hamil?"
Mai dengan cepat menggeleng "tidak bu. Itu bukan aku, tapi kakakku, Kiyoko" jawabnya melirik kakaknya "dia sedang mengandung cucu pertamamu bu"
Yasufumi berdiri dari duduknya, menatap sebentar Kiyoko lalu menghampirinya dan memeluknya "selamat nak! Kau akan jadi ibu! Aku turut berbahagia!"
Sementara Kiyoko, wanita muda itu tersenyum malu, membalas pelukan dari ibu mertuanya dan menatap suaminya yang tersenyum malu ke arahnya.
Yasufumi melepas pelukan itu lalu menarik pelan tangan menantunya menuju Anabara. Pria itu lantas berdiri dan tanpa berfikir panjang langsung saja memeluk istrinya itu "terima kasih" ucapnya.
Kiyoko berada dalam dekapan hanya bisa mengangguk, sungguh hari yang sangat bahagia bagi keluarganya. Dilepasnya pelukan itu lalu diusap perut wanita itu dengan pelan dan penuh kasih sayang.
"Ibu, buatlah pesta yang sangat meriah atas kehamilan istriku, dan sumbangkan 10 juta yen pada panti asuhan yang ada di Tokyo ini. Seluruh Tokyo harus mengetahui atas kehamilan anak pertamaku" ucap Anabara bahagia, sangat bahagia. Mungkin ini pertama kalinya ia bisa merasakan bahagia yang sesungguhnya.
Begitu pula bagi Yasufumi dan Keishin, kedua orang dewasa itu turut senang melihat sebuah kebahagiaan terpancar pada wajah Anabara.
*****
Panti asuhan. Ukai Keishin kini telah tiba di sebuah tempat di ujung Tokyo, yakni sebuah panti asuhan. Mobilnya sengaja ia pelankan saat hendak memasuki gerbang, dengan tujuan menghindari anak kecil yang berlarian tanpa menoleh lagi.
Dibukanya pintu mobil dan ditataplah sebuah bangunan tua namun masih tetap kokoh meski sudah berumur puluhan tahun lamanya. Langkah kakinya mulai menyusuri rerumputan yang ada disana dengan harapan ia ingin menghampiri anak-anak yang sepertinya sedang bermain voli disana.
"Anak-anak" panggilnya, senyum merekah di wajahnya begitu anak-anak yang sedang bermain itu menatapnya.
"Tuan Keishin!!" teriak mereka lalu secara asal saja bola voli yang sedang dimainkan mendadak dilupakan begitu saja.
"Tuan Keishin kenapa kemari? Apakah kak Anabara sedang berulang tahun?" tanya salah satu anak disana.
Keishin menatap anak tersebut lalu mengelus pelan surainya "tidak anakku. Anabara tidak sedang berulang tahun" jawabnya, membuat para anak-anak itu bingung dan menatap satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏eace 𝐒tory || Haikyuu
Teen FictionAwal kisah dari sebuah ketamakan akan kedudukan dan rasa iri hati membakar diri seorang wanita yang tak ingin menjadi nomor dua suaminya. Hingga akhirnya sang suami menceraikan istri pertamanya demi memprioritaskan istri keduanya. Putra istri pertam...