36. 12 Tahun Pendidikan

27 3 0
                                    

Dengan langkah yang cepat, Kenji menyibak segala yang menghalangi jalannya. Bahkan saat para pelayan tengah membawakan vas bunga pun sengaja Kenji jatuhkan hingga benda itu hancur berkeping-keping.

Sepertinya ia sedang kesal.

Dibantingnya lah pintu kamar sang ayah dengan sangat keras hingga mampu menimbulkan bunyi yang cukup kencang. Bahkan Tetsu sampai berdiri dari lamunannya karena terkejut dengan suara keras itu.

"Ayah!! Ayah!!!!" teriak Kenji lalu menatap tajam sang ayah yang sudah berada di hadapannya langsung "hey ayah!!!"

"Ada Kenji?! Ada apa?!!" balas Tetsu tak kalah kerasnya "katakan saja jangan berteriak!!"

Dengan kasarnya, Kenji menarik badan Tetsu hingga benar-benar menghadap dirinya "kenapa ayah setuju untuk menyekolahkanku dengan guru Omimi, ayah?!! Aku sudah sekolah selama 8 tahun ayah!! Jika aku sekolah dengannya, itu artinya aku harus mengulangnya dari awal lagi! Aku tidak mau!!"

"A-anakku Kenji, tenanglah nak, tenang" ucap Tetsu, ia menepuk pelan pundak Kenji. Namun tentu saja, Kenji langsung menepis kasar tangan ayahnya yang hinggap di bahunya.

"Tenang apanya ayah?!! Aku tidak terima dengan keputusan ayah yang sepihak seperti ini!!" teriak Kenji lalu melempar asbak rokok yang ada di meja hingga berhamburan "ayah seharusnya menanyakan dulu padaku!! Bagaimana bila aku tidak mau ayah?!! Kau juga bilang bahwa kau akan menjadikan ku penerusmu!! Mana janjimu ayah?!!!"

"Diamlah Kenji!!!" kali Tetsu yang berteriak hingga mampu membuat Kenji terdiam tanpa kata "diamlah!! Diam!!"

Tetsu mengepalkan tangannya lalu berjalan hingga pada kasurnya. Tangannya ia sandarkan pada ujung dipan "aku harus apa anakku? Aku tidak berdaya!! Paman yang menyuruhku untuk melakukannya"

Badan Tetsu kemudian berbalik kembali lalu menunjuk ke arah Kenji "aku telah berusaha untukmu, tetapi apa yang kau perbuat?! Kau telah meracuni Yuuji dan membuang mayatnya ke sungai! Apa itu layak untuk dijadikan penerusku?! Beruntunglah kau masih diberi kesempatan oleh Koushi sampai saat ini nak. Kenapa kau melakukannya?! Apa yang membuatmu sampai terfikir untuk melakukan itu?! Jawab aku Kenji!!!"

"Mereka adalah musuhku ayah!! Kau pernah bilang bahwa orang yang menghalangi jalan kesuksesanku adalah musuhku!" balas Kenji "aku hanya mengikuti apa yang telah kau ajarkan padaku. Lantas apa salahku ayah?"

Mata Tetsu membulat. Dirinya bergetar namun ia masih tetap berusaha untuk meraih pundak putranya. Setelahnya, ia memeluk erat Kenji, tak lupa pula ia menangis kala itu "aku memang sudah salah dalam mengajarimu, anakku. Ini salahku. Seharusnya aku tak berkata demikian padamu"

Kenji memejamkan matanya dalam pelukan ayahnya. Bahkan matanya terasa panas, dirinya seakan-akan ingin menangis saat berada dalam dekapan ayahnya.

"Tetapi tetap saja, semuanya telah terlambat" sambung Tetsu lalu melepas paksa pelukannya dan mencengkeram bahu Kenji dengan erat "karena kau telah melakukannya, kau harus menerima konsekuensinya. Lakukan saja perintah kakekmu. Buktikan padaku bahwa kau bisa menjadi penerusku setelah menyelesaikan 12 tahun pendidikanmu"

"Pergilah dan berkemaslah!!"

Finalnya, Tetsu mendorong tubuh Kenji agar menjauh darinya. Ia kemudian berbalik lalu terduduk diatas kasurnya "pergilah Kenji!! Pergilah!!"

Tak dapat dibendung, air mata Kenji jatuh begitu saja. Berat rasanya meninggalkan rumah selama 12 tahun demi pendidikan. Akhirnya, Kenji melangkahkan kakinya keluar dari ruang kamar itu sembari menghapus air matanya.

*****

Seluruh anak-anak dari Tetsu dan Daichi telah menyiapkan barang-barang untuk keberangkatan mereka ke asrama guru Omimi yang berada di kaki gunung. Beliau mengatakan bahwa anak-anak itu tidak perlu membawa banyak pakaian, karena disana telah disediakan.

𝐏eace 𝐒tory || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang