38. Hirugami Sachiro

22 5 0
                                    

Hari ini seluruh murid-murid dari Omimi Ren tengah melakukan tugas mereka, yakni memberikan kambing milik Omimi makan sampai ke luar desa. Kecuali satu orang yang tak ikut mengemban tugas itu, ialah Sachiro.

Sachiro ditugaskan untuk fokus dengan latihan memanahnya. Sejak tadi pagi, Omimi selalu bersamanya untuk melatihnya. Hasilnya selalu memuaskan, mulai dari menembak target diam hingga terget yang bergerak. Bahkan Omimi menyuruh Sachiro untuk berlari sembari menembakkan anak panahnya ke target yang bergerak.

Omimi sangat bangga atas pencapaian dari muridnya ini. Sedari pagi, kemampuan anak ini sangatlah luar biasa. Ia bahkan tidak meleset sedikit pun walau mungkin badan sudah terasa lelah. Omimi juga telah diberi tahu oleh Keishin, bahwa Sachiro itu mudah sekali jatuh sakit. Maka dari situ Omimi sering kali memberikan Sachiro istirahat.

Hingga saat ini, hari yang dimana langitnya mulai berwarna oranye, tandanya hari sudah ingin malam. Target baru saja dilepaskan guna untuk ditembak oleh Sachiro. Ia mengangkat busurnya, namun perlahan, busur itu ia turunkan kembali hingga target yang dilepaskan itu jatuh ke tanah.

Omimi menatap Sachiro dengan heran. Mungkinkah ia sudah kelelahan? Atau ada faktor lain? "Kenapa kau berhenti?"

"Hari sudah mulai gelap guru" jawab Sachiro lalu menoleh ke arah Omimi "aku tidak bisa membidik sasaranku saat dalam kegelapan"

"Itu artinya matamu adalah batasan buatmu" balas Omimi lalu menatap matahari yang perlahan mulai menyembunyikan dirinya "orang yang tangguh takkan membiarkan celah sekecil apapun untuk menjadikan dirinya tak berdaya"

Setelahnya, Omimi langsung pergi begitu saja meninggalkan Sachiro yang masih berdiri disana. Dapat ia cerna dari kalimat Omimi bahwa dirinya harus banyak belajar untuk bisa menjadi lebih kuat lagi. Tanpa berfikir panjang, Sachiro terus membidik sasarannya di malam hari, mulai dari target yang tak bergerak terlebih dahulu.

Bahkan Sachiro sendiri tak sadar, bahwa saudara-saudaranya telah kembali dari tugas mereka. Masing-masing dari mereka harus menghadap ke Omimi terlebih dahulu untuk diabsen, takut bila ada seorang murid yang tak bisa kembali.

Hari sudah malam dan langit pun sudah menjadi gelap sempurna. Cahaya bulan menerangi pada langit yang bertabur bintang kala itu. Masih di lapangan yang hijau, Sachiro masih berusaha untuk membidik sasarannya.

Sejak malam mulai, bidikan-bidikan Sachiro yang tadinya sempurna mendadak meleset. Ia tidak bisa melihat targetnya jika dalam keadaan gelap. Mungkin yang dikatakan oleh gurunya itu ada benarnya. Sachiro merenung sejenak, lalu kembali bangkit untuk melakukan latihannya sampai ia berhasil.

Bahkan saat tengah malam pun, Omimi dapat mengintip melalui sela jendelanya bahwa Sachiro masih sibuk dengan latihannya. Anak itu tidak berhenti sama sekali sejak malam datang. Disaat yang lain tengah tertidur, Sachiro masih terjaga dengan busur beserta anak panah yang menemaninya.

*****

Sudah 3 hari waktu telah berlalu, suasana kini dalam keadaan malam dan cukup dingin. Dengan mengenakan pakaian seadanya, Sachiro masih tetap terpaku pada bidikan-bidikannya yang selalu meleset. Ia bahkan tak tidur atau istirahat selama 3 hari ini.

Kiyoomi beserta adik-adiknya menatap pilu ke arah Sachiro yang terlalu memaksakan dirinya. Mereka kemudian perlahan berjalan mendekati Sachiro, kemudian Kiyoomi menyentuh pundaknya "sudahlah Sachiro. Kau belum istirahat sama sekali, bahkan kau belum tidur selama 3 hari. Sudahilah dulu latihanmu"

Sachiro menautkan alisnya lalu berbalik menatap sang kakak tertua "tidak kak. Aku tidak akan berhenti sebelum aku berhasil mengenai sasaranku!" ucapnya lalu membidik sasarannya lagi walau dalam kegelapan. Alhasil, bidikannya pun gagal lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐏eace 𝐒tory || HaikyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang