BANZAI

20 12 0
                                    

Yogyakarta, 27 Oktober 11.49

2 minggu setelah obrolan antara Kala dan Kinan di Klub Diskusi Musik. Mereka kini, jadi sering mengobrol lagi lewat chat. Kinan juga tidak lupa, untuk mengingatkan Kala sudah mengerjakan pekerjaan rumahnya atau belum. Juga mengingatkan Kala untuk segera tidur, jika mereka berdua chat, dan sudah larut malam. Tidak lupa, Kinan masih menelepon Kala di pagi hari, untuk membangunkannya.

Dan dalam dua minggu ini, terhitung sudah 3 kali Kinan menjemput Kala untuk berangkat ke sekolah bersama. Dengan sebelumnya, sarapan dulu di warung nasi pecel milik Pak Ratno, yang berada di sekitaran XT Square.

Mereka berdua, juga sepakat untuk memberi batasan sampai mana interaksi mereka berdua. Kala sebenarnya tidak yakin, interaksi mereka berdua ini tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Walaupun Kinan sering meyakinkan Kala itu tidak akan terjadi.

"Malah ngelamun," kata Ed membuyarkan lamunan Kala.

"Siapa yang ngelamun?" protes Kala sambil mengusap kepalanya yang dijitak Ed. "Lah kuwi, bengong wae ket mau," balas Ed.

"Beneran, aku lagi gak bengong, Ed," kata Kala sambil memandang ke arah stand-stand yang menjual makanan di depan mereka berdua. Hari ini, Ed mengajak Kala ke sebuah event bernama October in Summer. Event kebudayaan Jepang, yang diselenggarakan di Jogja Expo Center. Mata Kala tertuju ke arah Lydia yang tangannya ditarik-tarik Sisil, untuk mencoba beberapa stand makanan.

"Aku cuman kepikiran soal Bu Kinan," kata Kala lagi. "Beneran ngerasa bersalah aku, Ed," lanjut Kala. "Ngelakuin kayak gini ke Bu Kinan."

"Bodo amat," balas Ed. "Kalian berdua sama aja, hobi nyari penyakit." Lanjut Ed, "gak mau kurang ajar karena ngatain guru sendiri. Tapi ya Bu Kinan juga bego. Malah ngajak janjian kayak gitu, sama kamu." Tambah Ed, "kirain aku yang gak waras, ternyata kalian yang lebih gila."

"Gak tau lah Ed," kata Kala. "Mungkin, kayak gini jalan terbaiknya buat sekarang."

"Tapi mau sampe kapan kayak gini?" balas Ed. "Entah ya Kal, aku bisa jaga rahasia kalian sampe kapan." Lanjut Ed, "Bisa-bisanya, ngide kayak gini. Untung otakku gak meledak nge-keep rahasia sablengmu sama Bu Kinan."

"Apa gak takut kamu Kal, ujung-ujungnya kalian berdua itu..., selingkuh?" tanya Ed dengan wajah serius. "Itu yang aku takutin," jawab Kala. "Kamu gak liat sih, Ed. Gimana wajah Bu Kinan pas kita berdua ngobrol." Lanjut Kala, "ngerasa bersalah banget aku, dan aku ngerasa nge-iyain apa yang Bu Kinan minta. Aku mikir ini satu-satunya cara."

Kala melambaikan tangan ke Lydia yang masih saja ditarik-tarik oleh Sisil, untuk mencoba tiap stand makanan yang ada. "Punya saran gak Ed, biar gak makin berlarut-larut."

"Emang Kala goblok," balas Ed. "Malah nanya saran ke aku," lanjut Ed. "Aku sendiri, kok ya goblok gini. Malah dengerin curhatan kalian berdua. Mana gak ada bayarannya lagi." Tambah Ed, "ini ibaratnya kayak orang laper dikasih angin. Kenyang kagak, cuman dapet kembungnya doang."

Terlihat rombongan cosplayer Honkai: Star Rail berjalan melewati mereka berdua. Saat mereka melihat Ed, mereka melambaikan tangan mereka untuk menyapa Ed. Ed membalas lambaian tangan mereka.

"Siapa itu Ed?" tanya Kala. "Entah," jawab Ed. "Gak kenal aku siapa mereka. Aku kalau ke event ginian, lebih sering kayak orang ilang." Lanjut Ed, "lucunya, sering disapa sama orang yang aku sama sekali gak kenal."

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang