LEVEL 42

14 5 0
                                    

Yogyakarta, 8 Desember 16.37

Hari ini, adalah hari Minggu. Dan hari ini, bukan sekedar hari biasa buat Kala. Tepat 17 tahun yang lalu, di sebuah rumah sakit bersalin di kota Tangerang. Kala terlahir di dunia ini, saat waktu menunjukan pukul 5.49 pagi.

Pagi tadi, Kala mendapatkan kejutan ulang tahun dari teman-temannya. Lydia, Ed, Sisil, Mitha, dan Danu, mendatangi kos Kala dan membuatkan pesta kejutan untuknya. Tak hanya itu, Lydia dan Ed bahkan sampai minta tolong ke Bu Narti dan Pak Jumadi. Untuk membantu mereka, membuat pesta kejutan untuk Kala.

Bu Narti, bahkan sampai repot-repot membuatkan nasi tumpeng untuk dirinya. Dan pesta kejutan ini benar-benar terasa sangat spesial untuk Kala.

Tak hanya itu, beberapa penghuni kos yang lain pun, ikut memberikan ucapan selamat ulang tahun ke Kala. Walaupun, Ed sempat berkelakar. Kalau penghuni kos lain ikut itu, hanya sekedar mengincar nasi tumpeng buatan Bu Narti.

Dan euforia pesta kejutan untuk Kala, sore ini berubah menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih tidak disangka-sangka oleh Kala, setelah semua teman-temannya pulang.

¤¤¤

Tentang cinta yang datang perlahan
Membuatku takut kehilangan
Kutitipkan cahaya terang
Tak padam didera goda dan masa

Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku?
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti, selamanya

Lagu milik Astrid yang berjudul Tentang Rasa, mengalun di sebuah coffee shop yang berada di utara Tugu Jogja. Lagu ini, menjadi pengiring rasa tidak percaya Kala, dengan apa yang sedang dia alami.

Pagi tadi, setelah semua temannya pulang di sekitar pukul 10 pagi. Tinggal lah Lydia, yang langsung mengajak Kala untuk nge-date. Mereka nge-date, sampai pukul 2 siang tadi.

Dan 2 jam kemudian, Kala sekarang sedang duduk di dalam sebuah coffee shop. Duduk di sebuah meja yang sudah dipersiapkan hanya untuk 2 orang saja. Dan di depan Kala, ada Kinan yang sedang tersenyum manis ke dirinya.

Sebuah kue coklat berukuran sekitar 8x8 senti, berada di atas meja. Diatasnya terdapat sebuah lilin motif ulir putih biru, yang sedang menyala.

Kala masih mencerna apa yang terjadi. Tiba-tiba saja, 45 menit setelah Lydia pulang, Kinan menelepon dirinya. Kinan hanya berkata, agar Kala segera siap-siap. Karena Kinan akan menjemput Kala.

"Selamat ulang taun Kal," ucap Kinan. "Harusnya...," lanjut Kinan. "Ibu gak ngelakuin ini. Tapi Ibu..., akhirnya ngelakuin juga."

"Ibu bener-bener gak bisa...," tambah Kinan. "Buat gak ngajak kamu ke sini..., dan ngerayain ultahmu, Kal."

Kala dalam posisi yang sangat canggung dan salah tingkah. Terlebih lagi, jika di coffee shop ini ada yang mengenal dirinya. Bagaimana reaksi yang akan terjadi. Jika orang yang mengenal Kala tersebut, mengira Kala dan Kinan sebagai pasangan sedang berkencan.

Walaupun dipikir-pikir lagi, Kala melihat posisi dia dan Kinan memang seperti saat dirinya nge-date dengan Lydia.

"Kenapa Kal?" tanya Kinan. "Kayak gak nyaman gini?"

"Hahahaha," tawa Kala sambil garuk-garuk kepala.

"Ayo...," pinta Kinan. "Tiup lilinnya Kal. Maaf kuenya cuman kecil segini."

"E-enggak papa..., Bu," balas Kala yang langsung meniup lilin tersebut.

Kinan bertepuk tangan pelan, setelah api di lilin tersebut mati. "Sekali lagi...," kata Kinan. "Ibu ucapin selamat ulang tahun, Kala."

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang