INVENTOR

18 6 0
                                    

Yogyakarta, 11 Maret 3.17

Full moon sways
Gently in the night of one fine day
On my way
Looking for a moment with my dear

Full moon waves
Slowly on the surface of the lake
You are there
Smiling in my arms for all those years

What a fool
I don't know about tomorrow
What it's like to be

Terdengar suara Kinan di earphone Kala, yang menyanyikan lagu Moon on the Water milik BEAT CRUSADER. Suara dari video saat Kinan bersama E.C.D.T. melakukan pertunjukan di panggung lustrum SMA DJaya Bhakti. Kala tersenyum-senyum sendiri, apalagi saat kamera menyorot langsung wajah Kinan.

Dia menonton video tersebut, sambil menunggu makanan yang dia pesan datang. Kala sepagi ini, memang sedang berada di warung burjo dekat kosnya, membeli makan untuk sahur.

Dan warung burjo ini, bisa dibilang cukup sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang datang membeli makan untuk sahur. Tapi kebanyakan, lebih memilih untuk dibungkus, dan dibawa pulang.

Kini memang sudah memasuki bulan puasa, dan puasa sudah berjalan hampir 2 minggu. Untuk menghilangkan kantuknya, Kala memang sengaja melihat video performa Kinan dengan E.C.D.T. di atas panggung.

Karena, Lydia yang membangunkan dirinya lewat telepon, sepertinya tidak membuat Kala tetap terjaga. Padahal, Kala juga sudah mencuci mukanya sebelum ke warung burjo.

Tiba-tiba saja, kepala Kala terasa sakit. Karena merasa ada sesuatu benda keras memukul kepalanya.

"Anjir..., goblok..., sakit tau!" pekik Kala sambil melepaskan earphone yang dia pakai. Kemudian, Kala menoleh ke arah belakangnya. Dan dia melihat Ed yang menggenggam sebuah sendok. Sendok itulah yang dipakai Ed, untuk memukul kepala Kala.

"Bisa gak...," tegur Ed. "Sekali-sekali..., gak nyari penyakit."

"Anjir..., dikatain nyari penyakit," balas Kala.

"Ya kalau gak nyari penyakit apaan bego...," kata Ed dengan nada tinggi. "Kirain nonton apaan..., pas aku tinggal telpon-telponan sama Sisil." Ed menghela napasnya. "Jebul..., malah ngesimp Bu Kinan meneh."

"Siapa juga yang ngesimp?" kilah Kala. "Nonton ginian aja gak boleh?"

Ed menghela napasnya lagi, dan kemudian duduk di sebelah Kala.

"Udah video dari kapan...," balas Ed. "Eh, nontonnya serius amat." Lanjut Ed, "mana nonton sambil nyengar-nyengir sendiri."

"Hah...?" ucap Kala. "Emangnya gak boleh ya..., aku senyum-senyum liat video Bu Kinan?"

"Hasyu...," balas Ed sambil geleng-geleng kepala. "Untung ini jam sahur..., bukan pas jamnya udah puasa." Ed meminum teh hangat yang dia pesan. "Jadi beneran pengen nyruput es buahnya Pak Mur..., kalau ini jam-jamnya puasa."

"Hahahaha," tawa Kala. "Bilang aja niatnya emang gak mau puasa Ed," kata Kala. "Gak usah pake alesan kek gini." Lanjut Kala, "tapi emangnya ya Ed..., salah ya nonton videonya Bu Kinan ini?"

"Oh..., jelas enggak," jawab Ed dengan nada sinis. "Enggak salah..., cuman goblok aja sih." Ed menghela napasnya, untuk kesekian kali. "Goblok nyari penyakit lebih tepatnya."

"Paan...," kilah Kala. "Mana ada jadi penyakit, nonton ginian."

"Bodo amat lah, Kal...," ucap Ed kesal. "Katanya suruh ngingetin..., tapi tiap diingetin, gobloknya kambuh."

"Hiburan Ed...," kilah Kala lagi. "Masak ya gak boleh nontonin video Bu Kinan buat hiburan ngilangin ngantuk?"

"Emangnya gak ada hiburan lain?" tanya Ed. "Padahal..., banyak yang bisa ditonton."

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang