COLOR

72 45 1
                                    

Yogyakarta, 16 Juli pukul 9.15

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat pelajaran kesenian di kelas Kala berhenti. "Baik anak-anak, Bapak mau kalian menyelesaikan tugas menggambar kalian di rumah," kata Pak Waluyo membereskan buku-buku di meja guru, kemudian pergi ke luar kelas.

"Ke kantin yuk," kata Lydia yang mendekat ke bangku Kala dan Ed. "Wah aku ditraktir nih," kata Ed ke Lydia. "Mmm... boleh deh. Kasian aku liat kamu tadi pucat kayak gitu gara-gara ngeliat Bu Kinan," balas Lydia. "Wah, Bang Ateng aku datang...," kata Ed yang bahagia karena akan ditraktir oleh Lydia. "Iya Bang Ateng, tapi es tehnya aja. Kamu beli mie ayamnya sendiri," kata Lydia cekikikan. "Ya elah, penonton kuciwa," timpal Ed. "Tapi gak papa lah, yang penting ditraktir," lanjut Ed yang langsung berjalan keluar kelas menuju kantin sekolah.

"Kal...," kata Lydia yang melihat Kala senyum-senyum sendiri sambil memandangi layar hp-nya. Sepertinya, Kala sedang sibuk mengobrol lewat chat dengan seseorang. "Kala...," panggil Lydia lagi karena Kala tidak menjawab. "Kala!" panggil Lydia yang ketiga kali, karena Kala tidak menyahut.

"Eh iya Lyd?" jawab Kala sedikit kaget. "Chat sama siapa, kok sibuk banget kayaknya," kata Lydia sambil mencoba mengintip layar hp Kala untuk mencari tahu siapa yang sedang diajak ngobrol oleh Kala. "Ah gak penting Lyd. Manggil ada apa ya Lyd?" tanya Kala. "Ayok ke kantin, Mommy udah masuk dan nungguin kita di kantin," kata Lydia yang langsung menarik tangan Kala, agar mengikuti dirinya pergi ke kantin.

Kala berjalan, dengan tangannya digandeng Lydia. Dan seperti biasa, saat mereka melewati sekumpulan siswa kelas 3, para siswa tersebut bersorak menggoda mereka. "Cieee... gandengan," kata mereka. Wajah Lydia memerah, tetapi hari ini dia tidak peduli. Ada yang lebih penting daripada menanggapi mereka. Sambil melebar langkahnya, Lydia menjulurkan lidahnya ke mereka. Kala hanya bisa cengar-cengir sambil melambaikan tangan ke kakak-kakak kelasnya tersebut.

Di kantin, tepat di spot favorit mereka, Lydia sudah melihat Danu dan Ed menunggu pesanan mereka. Duduk di sebelah Ed sambil menyandarkan badannya di punggung Ed, terlihat wajah yang sudah cukup lama Kala dan Lydia tidak lihat, Mitha.

"Mommy!" jerit Lydia kegirangan lalu berlari mendekati Mitha. Mitha yang merasa dipanggil, membalas panggilan Lydia. "Lydia," kata Mitha melambaikan tangannya lemas. "Aku kangen Mommy," kata Lydia yang langsung memeluk Mitha. "Iya aku juga Lyd," balas Mitha.

"Beneran udah baikan Mith?" kata Kala yang khawatir karena melihat wajah Mitha masih pucat. "Udah gak papa kok Kal," jawab Mitha. "Untung ada Ed buat jadi sandaran," lanjut Mitha. "Lumayan lah, dapet bayaran mie ayam," kata Ed cengengesan. "Padahal ya, nek aku sing dadi sandaran Mitha, aku ra njaluk bayaran," kata Danu. Kala hanya tersenyum mendengar perkataan Danu. "Ya jangan lah Mitha nyandar ning awakmu," timpal Ed. "Kasian Mitha, baru aja keluar dari rumah sakit, mosok ya harus nyandar ke gupala sekolah," lanjutnya. "Oooo... waton!" timpal Danu. Mereka berlima lalu tertawa terbahak-bahak karena hal ini.

Ed dan Mitha, di mata Kala, susah untuk melihat mereka ini pasangan. Walaupun keduanya terlihat sangat dekat. Hubungan mereka sangat jauh kalau mau dilihat sebagai sepasang kekasih walaupun mereka berdua sangat dekat. Hubungan mereka lebih terlihat seperti hubungan antara seorang kakak perempuan yang punya adik laki-laki yang sableng. Bahkan Kala tahu, Danu yang sebenarnya memendam rasa ke Mitha, tidak pernah merasa cemburu jika Ed dan Mitha sedekat itu.

"Idih, ogah punya pacar kayak Ed. Mending gak pernah punya pacar seumur hidup deh," begitu kata Mitha saat ada yang mengatakan kalau dia mending jadian dengan Ed. "Orang dengan gangguan jiwa, harusnya mendapatkan pertolongan medis. Bukan malah dipacari," tambah Mitha.

Bahkan Ed sendiri, kalau dia disuruh membayangkan dia dan Mitha pacaran, dia bakalan mual-mual sampai muntah. "Segila-gila aku, tetep milih-milih orang gila mana yang bisa aku pacari," kata Ed.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang