Ground Control

6 3 0
                                    

Yogyakarta, 16 Maret 9.47

Kala melajukan motor W175TR miliknya tersebut ke arah Balai Kota Yogyakarta, di mana perumahan temat Lydia tinggal berada di sekitaran situ. Kala mengendarai motornya yang memiliki tangki berwarna kuning tersebut dengan santainya. Dia merasa tidak harus buru-buru sampai ke rumah Lydia. Tapi juga, tidak mau sengaja berlama-lama di jalan. Kala ingin sedikit menikmati perjalanannya dari kos hingga ke rumah Lydia. Mungkin karena masih pagi dan sekarang bulan puasa, membuat jalanan Jogja pagi ini terasa lowong.

Lagipula, dengan motornya yang tampilannya sering dianggap jadul oleh beberapa orang. Dari kos Kala ke rumah Lydia, hanya berjarak 5 menit saja. Maka dari itu, Kala makin tidak mau buru-buru sampai.

Motor Kala kini memasuki kawasan perumahan. Dan Kala bisa melihat sebuah mobil Sigra warna putih terparkir, di sebelah Lexus LM350. Mobil yang biasa untuk mengantar, dan menjemput Lydia sekolah. Kala bisa dibilang, sedikit penasaran dengan mobil siapa itu.

Kini dia berhenti di tempat biasa dia memarkirkan motornya jika datang ke rumah Lydia. Kala langsung bisa melihat Lydia yang sedang berada di teras rumah. Lydia duduk bersila di atas kursi, sambil menikmati satu cup es krim vanilla di tangannya. Dan Lydia, memakai pakaian yang biasa dia pakai sehari-hari jika berada di rumah. Pakaian yang dia hindari dia pakai, jika ada teman-temannya datang ke rumahnya.

Kala jelas tahu apa yang selalu dipakai Lydia. Karena Lydia sendiri berkata, hanya bisa nyaman memakai pakaian seperti ini hanya di depan keluarganya dan Kala. Kaos oversize yang lebih mirip kaos kebesaran, dipadu dengan hotpants hitam setinggi 7 senti di atas lutut.

Tapi bukan karena keseringan melihat Lydia berpakaian seperti ini, yang membuat Kala tidak asing dengan kaos yang sedang dipakai Lydia. Kaos hitam, dengan sablon ilustrasi dari sampul album band Scorpions yang berjudul Acoustica.

Kala menepuk jidat, saat menyadari kalau itu kaos miliknya yang dipinjam oleh Lydia. Kaos yang dipinjamkan Kala ke Lydia, karena baju yang dipakai Lydia basah karena kehujanan. Kaos yang dipakai Lydia, saat berada dalam kamar kos Kala. Kaos milik Kala yang waktu itu, dipakai Lydia saat mereka hanya berduaan saja di dalam kamar.

Kaos yang Lydia pakai, dan hampir saja mereka berdua melakukan hal yang melanggar batas.

Kala langsung menggelengkan kepalanya.

Dia teringat, dia sedang puasa. Kala mengingatkan dirinya sendiri, tidak baik mengingat hal itu, saat sedang puasa.

Lagi pula, mereka tidak jadi melakukan hal itu.

Jadi waktu itu, kos Kala memang sedang sepi. Kala hampir saja menyentuh tubuh Lydia, saat mereka berciuman. Tapi tiba-tiba saja, perutnya terasa mulas. Karena beberapa saat sebelumnya, dia menghabiskan seblak Lydia yang tidak habis.

Dan karena perut Kala yang mulas itulah, akhirnya mereka berdua pun tersadar. Mereka menahan diri, untuk tidak melakukan hal yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan.

Apalagi, mereka masih siswa SMA.

"Pip...!" pekik Lydia sambil berlari kecil menuju arah Kala, sambil tetap membawa cup es krim di tangan kirinya, dan sendok es krim di tangan kanannya. Lydia langsung memeluk Kala yang belum turun dari motornya. Lydia kemudian melepaskan pelukannya dari Kala, dan bergerak mundur sedikit.

"Aaa...," ucap Lydia sambil menyuapkan sesendok es krim ke mulut Kala.

Tentu saja Kala langsung menggelengkan kepalanya, menolak suapan Lydia tersebut. Tangan Kala berusaha mencegah Lydia yang terus memaksa untuk menyuapkan es krim ke mulutnya.

"Ih..., Pip nih," protes Lydia sambil menggembungkan pipinya. "Kok gak mau sih, Mip suapin es krim."

"Bukan begitu Lyd...," balas Kala.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang