Circle

20 12 7
                                    

Yogyakarta, 25 Agustus 22.16

Nge-date Kala dan Lydia hari ini, berakhir dengan Kakek Kala yang memaksa mereka berdua menginap. Terdengar oleh telinga Kala dan Lydia, suara Kakek Kala yang menelepon ke Papah Lydia. Kakek Kala sendiri, yang menelepon Papah Lydia untuk meminta ijin agar Lydia boleh menginap.

Saat ini, Kala dan Lydia sedang duduk di ruang keluarga rumah Kakek Kala. Lydia berganti pakaian menggunakan pakaian Ibu Kala yang tersimpan rapi, di kamar yang dulunya dipakai oleh mendiang Ibu Kala. Kala tidak menyangka, ternyata ukuran baju Ibunya sama dengan Lydia.

"Cocok kamu pake itu Lyd," puji Kala. "Makasih," balas Lydia. "Tau gak, ini baju suka dipake Ibu waktu masih hidup," kata Kala. "Aku inget pas SD dan liburan ke rumah Kakek ini," lanjut Kala. "Jadi, aku duduk di sofa yang kita duduki ini, dan Ibu pake baju yang kamu pake sekarang ini." Tambah Kala, "Ibu duduk di kursi goyang di sana sambil baca buku. Sedangkan aku duduk di sini, sambil nonton tv."

Lydia melihat ke arah kursi goyang yang Kala maksud. "Hihi, mungkin seru juga ya Kal," kata Lydia. "Kalau Ibu masih ada, terus ngobrol sama aku." Lydia lalu memeluk erat lengang Kala dan menyandarkan kepalanya di bahu Kala.

"Lydia," kata Kakek Kala memanggil Lydia dengan suaranya yang terdengar penuh wibawa. Kakek Kala yang kata Ed mirip dengan Slamet Rahardjo ini, terlihat menghampiri mereka berdua. "Iya Kek," jawab Lydia yang langsung berdiri dan menghadap ke arah Kakek Kala.

"Ini, Papah kamu mau ngomong," kata Kakek Kala memberikan hp-nya, yang sedang digunakan untuk menelepon Papah Lydia. "Permisi Kek," kata Lydia sambil menerima hp Kakek Kala tersebut. Kemudian, Lydia berjalan sedikit menjauh untuk berbicara dengan Papahnya.

"Cucuku sekarang udah jago nyari pacar ya," goda Kakek Kala. "Hahaha, gak juga Kek," balas Kala. "Cantik kayak Ibumu itu Lydia," kata Kakek Kala lagi. "Gak nyangka cucu Kakek sekarang dah pacaran kayak gini."

"Kakek masih inget, kamu ngerengek ke Ibumu karena ga dibolehin beli es krim," lanjut Kakek Kala. "Eh, sekarang udah pacaran aja." Kakek Kala terkekeh-kekeh.

"Jaga dia ya Kal," kata Kakek Kala lagi. Kala hanya mengangguk saat Kakeknya berkata seperti itu.

"Makasih Pah, met malam," kata Lydia kata Lydia sambil mendekat ke arah sofa.

"Kek," kata Lydia. "Papah masih mau ngomong sama Kakek," kata Lydia sambil menyerahkan hp Kakek Kala. Kakek Kala mengambil hp-nya, lalu mulai berbicara ke Papah Lydia.

"Oh iya, besok biar saya saja yang anter pulang," kata Kakek Kala. "Iya, sama-sama," lanjutnya. "Gak ngerepotin kok, malah saya senang rumah jadi rame. Hahaha," tambah Kakek Kala.

"Ya, selamat malam," kata Kakek Kala lalu mematikan panggilannya.

"Kala, Lydia," kata Kakek Kala. "Kakek mau tidur dulu," lanjutnya. "Silahkan kalau kalian masih mau ngobrol." Tambah Kakek Kala, "tapi ingat, jangan kemalaman tidurnya."

"Dan buat Lydia," kata Kakek Kala lagi. "Iya Kek?" balas Lydia. "Terima kasih udah maksa Kala, buat ke rumah Kakek," kata Kakek Kala.

Lydia mengangguk sambil memberikan senyumnya ke Kakek Kala. "Selamat malam," kata Kakek Kala yang lalu berjalan masuk ke kamarnya. "Malam Kek," jawab Kala dan Lydia berbarengan.

Beberapa saat kemudian, saat mereka berdua melihat Kakek Kala sudah menutup pintu kamarnya.

"Kakek baik gitu loh, Kal," kata Lydia. "Kenapa ga sering-sering ke sini?"

"Itu," jawab Kala. "Banyak kenangan sama Ibu di sini," kata Kala. "Bikin aku jadi males ngapa-ngapain." Tambah Kala, "karena keinget Ibu mulu."

"Hmm...," kata Lydia. "Gitu ya Kal." Lanjutnya, "aku ga bisa bayangin, kalau aku jadi kamu Kal." Lydia mulai bersandar lagi di Kala. Kini, dia meletakan kepalanya di dada Kala. Terasa hangat, saat kepalanya bersandar di situ.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang