JOEY BOY

13 7 0
                                    

Yogyakarta, 14 November 18.21

Iyahon mimi ni atete
Amanogawa no koe ga kikoete
Gin'iro sabaku ni hibiku
Shinsekai kōkyō gakudan
Namae wa kamupanerura
Tsubasa toketa yoru ōji
Yoru fukashi kodomo wa mita
Kurōru shite sora o tobu yume

"Dengaren sinau Le," kata Pak Mardi menyapa Ed, saat terdengar suara Cent Chihiro Chittiii mendendangkan Youji to Tsuki no Hime dari hp Ed. Pak Mardi yang masih memakai seragam satpam, memang baru pulang dari giliran jaganya. Dia takjub, melihat Ed yang berada di ruang tamu sedang mengerjakan tugas sekolah.

"Bapak ki ngece," balas Ed. "Anake ra sinau diloke, saiki sinau ya pada wae," protes Ed.

"Lah, Bapak ra tau ndelok kowe sinau," kata Pak Mardi sambil mengacak-acak rambut Ed. Pak Mardi menolehkan kepalanya, dan baru menyadari bahwa ada Kala di situ. "Loh, ada Kala juga di sini?" kata Pak Mardi lagi.

"Iya Om, kita berdua lagi ngerjain PR," jawab Kala.

"Kalian berdua, kesambet apa kok dadi sregep ngene?" ejek Pak Mardi.

"Kan...," protes Ed lagi. "Ngece meneh kan..., Bapak ki."

"Bapak ora ngece Le," balas Pak Mardi. "Bapak mung ngomongke fakta." Lanjut Pak Mardi, "Oh ya, wis do mangan durung?"

"Jelas durung lah, Pak," jawab Ed. 

"Padahal ning omah, akeh rendang, soto, kare," kata Pak Mardi dengan santainya. "Kok ya durung mangan."

"Bar iki...," balas Ed. "Mesti arep ngomong dalam bentuk mie instant, kan Pak?" Lanjut Ed, "Bar iki, mesti njelehi." Kata Ed lagi sambil menghela napas, "siap-siap kayak biasanya ya Kal. Siap-siap bapakku nge-joke ra lucu."

Kala tertawa mendengar perkataan Ed tersebut. Matanya tetap tertuju ke tugas sekolah yang sedang dia kerjakan.

"Kok ya langsung paham, nek Bapak arep ngomong kuwi?" tanya Pak Mardi.

"Meh mben dina Pak...," jawab Ed. "Nganti luwih apal lawakane Bapak sing njelehi iki, mbangane pelajaran ning sekolah."

Pak Mardi tertawa dan terlihat seperti bangga. Bangga karena putra semata wayangnya itu, sudah hafal dengan guyonan yang sering dilontarkan oleh Pak Mardi.

Pak Mardi menepuk jidatnya, seperti teringat akan sesuatu. "Ed, Bapak malah lali," kata Pak Mardi. "Kae ning motor, Bapak nyangklongke kresek isine rong bungkus sega padang." Lanjut Pak Mardi, "jupuken kana, nggo kowe karo Kala wae." Pak Mardi lalu langsung masuk ke dalam kamar. "Gek ndang dijupuk, mbangane digondol kirike Pak Budi," tambah Pak Mardi.

Mendengar Pak Mardi berkata seperti itu, Ed segera bergegas keluar rumah menuju motor CG 125 milik Pak Mardi yang terparkir di depan rumah.

"Lah, Bapak ra mangan?" tanya Ed sambil membawa masuk ke dalam rumah, kresek yang disangkutkan Pak Mardi di stang motornya.

"Bapak gampang lah," jawab Pak Mardi yang sedang berganti pakaian dalam kamarnya. "Bar iki arep ning balai RW," tambah Pak Mardi. "Bapak arep melu rapat pengurus RW. Dadi pangananen wae."

Sambil mendengarkan perkataan bapaknya, Ed menaruh kresek berisi 2 bungkus nasi padang di atas meja di ruang tamu. Meja di mana, Kala dan Ed mengerjakan tugas sekolah mereka.

"Makan dulu Kal," ajak Ed. "Butuh sendok gak Kal?" tanya Ed ke Kala. "Sekalian aku mau ambil piring."

"Gak usah Ed," jawab Kala.

"Woke..," kata Ed sambil berjalan menuju arah dapur mengambil dua buah piring plastik. Tak lupa dia mengisi botol kaca bekas sirup dengan air putih, dan 2 cangkir plastik untuk minum mereka berdua.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang