deep beep

14 5 0
                                    

Yogyakarta, 22 Januari 7.37

Kala dan Ed, tertawa terbahak-bahak di dalam ruang perizinan. Ini minggu ketiga mereka masuk sekolah lagi. Dan hari ini, adalah hari di mana mereka berdua pertama kali datang terlambat di semester kedua.

Pak Marji menggebrak meja, karena kesal dengan Kala dan Ed yang malah bercanda. "Kalian mau masuk, atau tidak," bentak Pak Marji.

"Ya kalau saya Pak...," jawab Ed sambil mencoba berhenti tertawa. "Jelas mau masuk. Beda sama Kala..., mau nemenin Bapak di sini."

"Enak aja...," balas Kala. "Kamu itu yang mau pulang lagi kan."

Kala dan Ed lalu mulai membela diri mereka sendiri. Mereka berdua, malah ribut sendiri. Membuat berbagai macam alasan, kenapa mereka berdua bisa terlambat. Hal ini, membuat Pak Marji makin jengkel dengan mereka berdua.

Pak Marji menggebrak meja lagi, sambil membentak Kala dan Ed. Dan bentakan Pak Marji kali ini, berhasil membuat Kala dan Ed terdiam. Pak Marji mengancam mereka berdua jika tidak diam, dia akan membuat keduanya sama sekali tidak bisa masuk ke kelas. Pak Marji juga mengancam, akan membuat mereka mendapat skorsing, jika Kala dan Ed terus-terusan bercanda.

Keduanya, lalu menuruti perkataan dari Pak Marji. Kala dan Ed bergantian menulis nama mereka di buku presensi yang ada di meja. Mereka menulis nama mereka, sebenarnya sambil menahan tawa mereka. Karena Kala dan Ed, merasa lucu dengan yang mereka alami pagi ini. Bisa-bisanya,mereka kompakan datang terlambat. Setelah cukup lama di semester satu, mereka bisa datang tepat waktu.

Setelah mengucapkan terima kasih ke Pak Marji, mereka berdua langsung bergegas keluar dari ruang perizinan.

"Santai aja Kal jalannya," kata Ed yang berjalan pelan di belakang Kala yang berjalan buru-buru.

"Santai gimana...," balas Kala yang masih melangkah cepat. "Lupa apa..., kalau pagi ini jamnya Bu Kinan duluan?"

"Sing tenan?" tanya Ed. "Emang hari ini..., hari Rabu apa?"

"Dasar bego," ucap Kala. "Kamu tadi gak baca apa..., tulisan tanggal di buku presensi?"

"Buat apa coba?" balas Ed. "Gak penting juga liat tanggalan di situ."

Kala menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan. Dan tangan Kala, langsung menjitak kepala Ed.

"Anjir...," protes Ed sambil mengusap kepalanya. "Salahku apa coba?"

"Bodo amat...," balas Kala yang langsung berlari menuju ke kelasnya. Dan Ed pun akhirnya ikut berlari, karena melihat Kala seperti itu.

"Emangnya hari ini...," kata Kala lagi. "Bawa buku pelajaran apaan? Terus tadi tadi aku liat pas di rumahmu..., masukin buku apaan ke tas?"

"Ya kayak biasanya lah Kal..., aku cuman asal masukin buku," jawab Ed santai. "Kan kalau ke sekolah..., aku cuman bawa buku tulis doang, buku pelajaran sih..., ya aku masukin laci."

Tambah Ed, "sama beberapa aku taruh aja di lokerku. Ada juga yang aku taruh di laci mejaku. Jadi gak usah bingung, kalau ketinggalan. Lagipula..., kalau di rumah..., takutnya kejadian lagi..., bukuku malah mau dikiloin bapak."

"Hahahaha...," tawa Kala. "Goblok beneran kamu Ed."

Keduanya kini berhenti tepat di depan pintu masuk kelas mereka. Dari luar, Kala dan Ed tidak mendengar suara dari dalam kelas. Pintu kelas mereka dalam posisi tertutup. Benar-benar terasa sepi dari luar.

"Ada orangnya gak sih?" bisik Ed ke Kala. "Sepi beneran..., ini kelas."

Ed membuka kunci loker miliknya, lalu mengambil buku pelajaran matematika. Kemudian memasukan buku tersebut ke dalam tas.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang