BMX

15 9 0
                                    

Yogyakarta, 10 November 9.32

"Hanjirlah..," kata Ed sambil menghela napas. "Ini kenapa kalian, pada hobi nyari penyakit sih?"

"Hahahaha," tawa Kala sambil memperhatikan ke arah depan. Di depannya, terlihat Lydia yang sedang menaiki sepeda Sisil, dan Sisil memakai sepeda Ed. Keduanya bersepeda bolak-balik di depan rumah Lydia. Sedangkan Kala dan Ed, keduanya duduk di teras rumah Lydia. Terlihat, Lydia dan Sisil, mengendarai sepeda sambil tertawa terbahak-bahak.

"Malah ketawa," protes Ed ke Kala. "Kok ya kamu gak nyegah, Kal...," lanjut Ed. "biar Bu Kinan gak ikut ngumpul sama kita hari ini."

"Alesan apa lah gitu, biar Lydia gak ngajak Bu Kinan," tambah Ed. "Bu Kinan juga aneh banget, gak nolak ajakan Lydia."

"Bu Kinan udah nolak, Ed," jawab Kala. "Tetep aja dipaksa sama Lydia ikutan ke sini." Kata Kala lagi, "cuman bisa berharap, Bu Kinan tiba-tiba ada keperluan mendadak. Jadi gak harus ke sini."

"Moga-moga aja gitu," kata Ed sambil menghela napas. "Tapi...," kata Ed sambil menengok ke arah jalan raya.

"Tapi apaan coba?" tanya Kala, saat melihat wajah Ed yang berubah jadi serius.

"Tapi ada yang lebih penting sekarang Kal," jawab Ed.

"Hah.., lebih penting?" tanya Kala lagi yang bingung dengan maksud Ed. Kala juga mencoba melihat ke arah yang Ed lihat.

"Ya iyalah penting," jawab Ed. "Ini Mitha sama Danu ning endi coba?" lanjut Ed. "Kan berdua itu, lagi beli minum buat kita semua. Kok dah hampir setengah jam ra balik-balik. Pacaran apa ya?"

*TAK!!!*

Kala menjitak kepala Ed dengan jengkel, setelah Ed berkata seperti itu.

"Asemik..," protes Ed sambil mengusap kepalanya.

"Kirain bilang 'tapi' tadi tuh..., karena masih bahas soal Bu Kinan," kata Kala dengan nada jengkel. "Udah dengerin serius-serius padahal."

"Emangnya Mitha ama Danu gak penting ya Kal," balas Ed. "Haus tau, nungguin mereka balik."

"Padahal ya biasanya keluar masuk rumah Lydia ambil minum dah kayak rumah sendiri...," kata Kala. "Ini sok-sokan nungguin mereka balik. Kalau haus, ambil tuh air putih di dalem."

"Bukan masalah bisa minum apa enggak," jawab Ed membela diri. "Aku nungguin jus botolan yang aku titipin ke mereka." Lanjut Ed, "kira-kira mlipir ke mana coba, mereka buat pacaran."

"Sabar kenapa," kata Kala. "Sekali-sekali Ed, biarin mereka berduaan." Tambah Kala, "seneng juga kan Ed, kalau mereka akhirnya beneran pacaran?"

"Bodo amat, sama mereka mau pacaran," balas Ed. "Jusnya, lebih penting daripada mereka."

"Hahahaha," tawa Kala. "Dasar bego."

"Biarin...," kata Ed. "Yang penting jusku cepet dateng." Lanjut Ed, "gak mungkin kan, mereka mlipir ke balaikota. Setauku, kalau Minggu gini kantor dukcapil di balaikota ya tutup."

"Ngapain juga mereka ke dukcapil Ed?" tanya Kala.

"Ya mau daftarin nikahan lah, kali aja mereka mau nikah di dukcapil bukan di KUA," jawab Ed dengan santainya.

"Anjir..., hahahaha..., goblok...," kata Kala sambil tertawa terpingkal-pingkal. "Bisa-bisanya kamu kepikiran kayak gitu."

"Ya kali aja Kal," jawab Ed. "Gak mau pacaran, maunya langsung nikah."

Keduanya kemudian tertawa bersama, sambil mengawasi kekasih mereka masing-masing yang sedang bersepeda berseliweran di depan mereka.

"Oh ya, Ed...," kata Kala. "Soal Bu Kinan...," lanjut Kala sambil menolehkan kepalanya ke arah Ed.

What ever are you looking for?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang