PART 11
<< Flashback
Saat itu tampak Darlang SMP yang masih bercelana pendek dari arah belakang. Tak sempat berganti pakaian, sibuk membuat kekacauan di dapur ibunya. Pisang setandan dengan kulit-kulitnya yang menyembul melebihi kapasitas tempat sampah. Plastik tepung terigu yang tergeletak terburai, garam, minyak, dan lain-lain tak ada yang ditutup kembali. Kertas minyak warna merah digelar, dan kaleng biskuit Khong Guan yang telah dikosongkan. Jejak adonan tepung ada dimana-mana, menempel pada gagang kulkas, botol air, lantai, dan pastinya meja dapur. Pada sebuah tatakan potongan-potongan pisang berbentuk hati sudah dilumuri adonan tepung, berbaris berantakan siap menuju wajan.
Now >>
"Sebelum gue tembak bu Ina, gue bikin tuh pisang goreng paling spesial... Pisang gue belah dua, gue susun ngebentuk hati. Abis itu gue campur tepung, terus gue goreng deh... Gue bikinnya banyak, gue bungkus satu-satu pake kertas minyak warna merah. Biar keren, gue masukin ke kaleng biskuit Khong Guan. Sampe nyokap gue heran..."
<< Flashback
Di ruang makan seorang ibu tampak terheran-heran melihat di meja terdapat berpiring-piring kecil berisi aneka biskuit kering.
"Ini biskuit kenapa pada di piring?"
Kemudian beliau berjalan memasuki dapur, dan...
"Aaaaakhh...!! Khaliiil...!??"
Sementara Darlang tengah menggenjot sepedanya dengan penuh asa, dalam perjalanannya menuju ke rumah sang dambaan hati. Wajahnya berpeluh, namun sumringah.
Now >>
"Terus gue naik sepeda ke rumah dia, 3 jam baru sampe"
"Elo? Seniat itu??"
<< Flashback
Darlang tampak tersipu berhadap -hadapan dengan ibu Ina, sang pujaan, lalu menyerahkan seluruh hasil usahanya setengah harian tadi.
Now >>
"Gue kasih lah kaleng Khong Guan itu sama surat cinta warna pink, dengan sepenuh cinta..."
"Terus? Dia mau?"
<< Flashback
Tampak Ibu Ina tersenyum-senyum membaca isi surat bocah kelas 3 SMP , Darlang merasa itu sinyal baik. Lalu sang guru menepuk-nepuk kepala muridnya sambil berkata,
"Damarlangit, kalo mau dapet nilai bagus, belajar lebih giat ya..."
Now >>
"Masa dia pikir gue mau nyogok nilai...??"
Alisa tergelak sampai sakit perut, bahkan sampai tak mengeluarkan suara.
"Hahaha... Sebego itu lo?"
"Namanya anak SMP. Yang lebih sakit hatinya lagi, tau-tau pacarnya dateng..."
<< Flashback
Pacar bu Ina datang naik sepeda motor, menyisir rambutnya sebelum turun, dan akhirnya diperkenalkan ke bocah bercelana sedengkul itu. Keduanya sempat bertatap-tatapan sengit, lalu bersama-sama bu Ina mereka semua duduk di sofa ruang tamu. Sang pacar melihat kaleng biskuit itu di meja, tanpa bertanya langsung membukanya. Terkejutlah ia dan bu Ina, saat melihat di dalamnya ada bungkusan-bungkusan kecil berbentuk hati warna merah... Lebih kaget lagi saat membuka isinya...
Now >>
"Tuh cowok protes, kok isinya pisang goreng? Eh... tapi separo kaleng dia yang ngabisin...??"
<< Flashback
Tampak di atas meja bertebaran kertas minyak bekas berwarna merah, dan wajah laki-laki yang kekenyangan asik bersenda gurau dengan kekasihnya. Tampak juga wajah kesal seorang anak yang ditolak cintanya.
Dengan air mata menggenang Darlang mengayuh sepedanya di jalan raya. Suasana mulai gelap. Dalam keramaian lalu lintas dan sorotan lampu-lampu kendaraan menerpa wajahnya, kontras dengan suasana hatinya yang pilu...
PART 12
Now >>
"Saking sedihnya hampir gue nabrak bus..."
Mendengar kisah cinta monyet itu tawa Alisa seakan tak ada habisnya. Darlang melirik sebal.
"Ketawa aja terus. Biar lo tau, sakit hati lo tuh gak ada apa-apanya."
"Darlang... Darlang... Gue baru tau lo seculun itu. Gue jadi... makin suka sama lo."
Alisa tersenyum menggoda. Darlang menyeringai.
"Gitu dong. Lo juga makin kece kalo senyum. Jangan memble kaya tadi."
Cerita Darlang tadi membuat Alisa kian membuka hatinya. Ia mempercayai pemuda itu.
Alisa pun mengalungkan kedua lengannya ke pundak Darlang, di sana ia bergelayut manja. Pemuda itu sedikit tak siap, namun menerimanya dengan senang hati, sambil menahan nafas.
"Darlang... apa sih yang lo suka dari gue?"
"Hmm... Lo tuh cantik, wangi, cool tapi agresif. Lo keliatannya aja kalem, padahal... hehehe... gahar!"
"Terus, kenapa gue gak bisa jadi kayak bu Ina lo dulu?"
"Salah lo sih. Gak ngasih kesempatan gue buat mikirin lo dulu. Tau-tau nembak, hehehe..."
"Tapi gue bisa kok, bikin lo tergila-gila sama gue..."
Wajah kedua remaja itu kian mendekat. Jantung mereka berdetak kencang. Darlang hampir hanyut dalam buaian hormon remajanya.
"Wah... Lo bikin ilang akal sehat gue... Bikin gue tegang terus nih..."
"Ya udah... Gapapa..."
"Hah? Kalo gue gak kuat gimana?"
"Enggaklah... Lo pasti kuat. Lo tuh beda sama semua cowok yang gue kenal. Makanya gue suka banget sama lo..."
"Yah, ini sih lo nyiksa gue namanya...??"
Kepala Darlang langsung cenat-cenut.
Silahkan mengikuti episode selanjutnya ya... :)
Ikuti versi audio nya di YouTube channel : Aisereht07
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Romance - 1998
Humor...Ada gemuruh juga keheningan, ada selintir nyeri juga hangat yang berpendaran... Mereka yang saling membaca, walau dalam diam. Senyum itu mulai tersungging, yang termanis yang pernah dilihat Khalil, yang tertulus yang pernah dirasakan Moni. Walau...