OUR SECRET ROMANCE - 1998 (Eps.46)

12 6 0
                                    


PART 64

         Khalil tak mempercayai penglihatannya. Tampak Fitri di belakang Khalil ber-kode-kode-an dengan Komang yang hanya bisa berdiri dan menyender di lemari kelas mengangkat bahu.

         "Lho? Kemana si Moni?"

         "Kan udah gue bilang dia ke kantin..."

         "Kalo dia ke kantin, gak mungkin dia gak liat gue di depan. Apalagi lo seberisik itu??"

Berhadapan dengan Fitri kembali, Khalil masih mengikat saputangan di hidungnya, seperti petugas kebersihan hendak mengangkat bangkai tikus. Tiba-tiba Khalil seakan bersimpuh di lantai, memeriksa kolong-kolong meja. Lalu berdiri kembali.

         "Ok. Moni juga gak muat masuk kolong. Jadi beneran, dia ke kantin?"

Khalil berjalan mondar-mandir di depan papan tulis dengan resah, melewati Komang yang tampak berdiri dengan tegang.

         "Iya...! Itu maksud gue daritadi, hehe..."

         "Terus, ngapain lo halang-halangin gue ketemu Moni tadi?? Mau lo apa sih??"

Menunjuk lurus hidung Fitri, yang langsung melempar bola matanya ke sana kemari mulai dipenuhi rasa bersalah...

          "Eng... gue gak halangin lo... Gue pikir... emang lo mau ketemu gue..."

Khalil mengangkat kedua tangannya kesal. Sementara Fitri menelan dalam-dalam rasa malunya. Khalil mengernyitkan alis, menimang-nimang sejenak.

          "Kalo dia ke kantin, dan pasti liat gue, kenapa dia lewat begitu aja...?"

          "Mungkin dia kelaperan...? Atau kebelet pipis...?"

Khalil terkejut mendengar jawaban dari orang yang tak ditanyanya. Menoleh ke arah Komang.

          "Sori. Kenapa lo jawab? Lo siapanya Moni?"

Kali ini Fitri dan Komang menjawab serempak.

          "Sahabat."

          "Sahabat?? Sejak... kapan...?"

          "Kemarin."

Khalil tercenung lama. Entah mengapa kenyataan itu sedikit menggores hatinya... Ia seharusnya lega, bahwa gadis itu telah memegang janjinya. Mungkin Moni sudah mulai tahu bagaimana cara mendapatkan teman, dan sudah tau cara untuk bahagia... Bukankah itu pintanya pada Moni saat di bukit tempo lalu...? Lalu, bagaimana dengan dirinya...?  Mengapa keadaan kini seakan berbalik? Namun mengapa pula pemuda seperti dirinya membutuhkan gadis seperti Moni...? Khalil berkata-kata pelan sambil menunduk...

        "Hmm... Jadi... Moni sekarang udah punya sahabat baru... Ok. Mungkin... dia gak butuh gue lagi..."

Fitri dan Komang seakan ditampar, mereka sudah tak mampu menikmati ini semua, tersiksa harus terlibat dalam memisahkan dua insan ini... Moni dan Khalil... Khalil pun bergegas keluar kelas, melepaskan sapu tangannya. Bagi Fitri, ternyata rasa malu dan penyesalan tadi sifatnya hanya sementara, ia kembali dengan gesit mengejar Khalil. Berjalan di sampingnya.

         "Darlang...? Lo mau kemana?"

         "Kantin."

         "Oh... Kok sama sih? Mau turun bareng gak?"

         "Terserah."

Fitri kembali cerah ceria berjalan bersandingan dengan Khalil, dipenuhi rasa bangga, semua orang di koridor tersebut menatap mereka keheranan. Jadi ini rasanya menjadi Alisa? Pikir Fitri terkekeh. Namun Khalil tak peduli apa-apa lagi. Bau menyengat itu pun seakan tak terlintas lagi di pikirannya. Ia membuang pandangannya jauh-jauh ke arah luar koridor, berharap dapat membantu membuang juga pikiran-pikirannya saat ini yang tak menentu arah.

         Setelah memastikan semua aman, di dalam kelas diam-diam Komang membuka pintu lemari, yang ruang di dalamnya bila hanya dibayangkan saja mustahil untuk muat menampung tubuh Moni. Komang menemukan gadis itu tengah duduk mematung di bagian paling bawah, dengan pipi yang basah sambil mengulum coklat... Moni mendengar seluruh percakapan di luar lemari tadi, di dadanya ia menahan segala emosi, Moni gemetar saat bangkit  dari ruangan kecil nan gelap itu, Komang membantu menariknya keluar. 

         "Mon... Gue udah gak mau ikutan main-main tak umpet ini lagi. Terlalu menyakitkan buat gue, ngeliat kalian berdua menderita... Gue gak ngerti tujuannya apa? Kita harus cari cara lain, Mon. Yang gak nyakitin..."

Bahkan Komang pun dapat merasakan apa yang dirasakan Moni dan Khalil. 

Our Secret Romance - 1998Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang