PART 85
"Terus, kalo kamu gimana...?"
"Aku gimana...?"
"Iya. Kalo kita udah jadian beneran, terus aku direbut orang... kamu bakal berjuang buat dapetin aku balik gak...?"
"Hmm... Kalo kamunya diculik, pasti aku bakal berjuang demi apapun. Tapi kalo kamunya yang ingin pergi... aku gak akan melakukan apapun."
Alisa terhenyak. Tampak kekecewaan di wajahnya.
"Kenapa...? Kalo ceritanya kamu masih cinta, kamu tetep diem aja...?"
"Kalo aku cinta, aku akan berusaha bikin orang itu selalu pengen sama aku. Jadi kalo sampe orang itu ingin pergi, mungkin karena aku udah gak berusaha lagi... atau... aku udah gak cukup buat dia..."
Alisa terbelalak.
"Kamu tuh polos banget ya, Lang... Kamu kayak bayi ngeliat kehidupan..."
"Hahaha... emang kamu berapa tahun lebih lama hidupnya daripada aku?"
"Aku belajar... dari orang tuaku."
Darlang termangu. Dari seluruh orang yang ia kenal, ia pikir si cantik Alisa yang bak boneka Barbie ini tak pernah punya masalah dalam hidupnya... Namun, itu hanya terjadi di dunia Barbie.
"Mama dan papa aku... sama sintingnya dan begonya kayak si Rizal... Aku bolak balik bolos nemenin mamaku jalan-jalan, papaku yang minta, biar mama happy dan gak selingkuh lagi sama pacar pertamanya, papaku pingin keluarga kita solid. Pacar pertama mamaku itu orangnya kasar, suka mukul mama dulu, tapi mamaku tetep cinta... Kebayang gak sih, waktu aku kecil hampir mau dibawa kabur sama mama dan pacarnya...? Sampe aku besar, mamaku masih minta cerai. Papaku kurang apa coba? Udah ganteng, kaya, baik, banyak yang naksir. Berapa kali papaku yang berlutut memohon-mohon mama jangan pergi... Udah segala cara dia tunjukin cintanya ke mama... Papaku selalu bilang ke aku, kalo kamu cinta, kamu akan berjuang untuk orang yang kamu sayangi... Anehnya, mamaku juga ngomong yang sama ke aku... Dulu dia dipaksa sama orang tuanya nikah sama papa, sampe punya 3 anak dia masih belum bisa lupain cinta pertamanya...? Mereka sama-sama bilang, kalo aku harus nemuin orang yang bener-bener tepat, karena secara genetik aku pasti sama seperti mereka... alias sinting!"
Darlang tercengang. Akhirnya ada secuplik cerita yang bisa membuka lapisan langit mengenai Alisa... Walau ada sedikit aroma mengancam terselip di cerita itu...
"Cinta... kaya hidup dalam penjara ya...?"
"Maksudnya...? Kamu lebih paham cinta ketimbang papaku...?"
"Oh, engga... engga... Sumpah aku gak ngerti apa-apa. Tapi kamu keren, Al... bisa netral, menilai orang tua kamu."
"Gimana aku mau berpihak? Yang membuat mamaku tetap ada di keluargaku ini karena ada aku & adik-adikku... dia rela juga membuang cintanya demi anaknya. Sementara papa, dia yang selalu ngingetin aku untuk jangan benci mamaku... karena dia paham apa yang dirasakan mama... Siapa yang lebih sinting coba...?"
"Luar biasa... Aku bangga banget sama kamu. Makasih ya, Al... udah mau ini cerita ke aku..."
Darlang menepuk-nepuk pundak Alisa. Ia harus salut atas kekuatan yang dimiliki gadis tersebut dengan semua yang dialami, tetap bisa melihat cinta dengan optimis...
"Sama-sama..."
Alisa segera mengibaskan rambutnya ke belakang, menampakkan sisi dirinya yang terkuat.
"Tapi aku percaya, kamu juga akan melakukan hal yang sama..."
"Aku?"
"Ya kamu keliatannya aja plintat plintut, playboy, khas cowok gemini... Tapi padahal kamu hanya pemilih. Dan kalo kamu udah memilih, kamu udah pastikan yang terpilih adalah yang terbaik... maka kamu gak akan bisa ngelepasinnya... Catet kata-kataku hari ini, "
Darlang bergidik mendengarnya. Gadis ini tiba-tiba tampak seperti penyihir kecil yang melepaskan mantranya ke udara...
"Ok. Sekarang aku mau bersihin bekas luka kamu ya..."
Tanpa menunggu persetujuan apapun, tiba-tiba Alisa mendekatkan bibirnya ke ujung bibir Darlang yang terluka... dan mengecupnya... Sekejap timbul beragam reaksi kimia di tubuh Darlang, melecutkan hormon remajanya, aliran darahnya menderas ke bagian-bagian tertentu... mengendurkan seluruh tekanan yang seharian ini ia alami. Pemuda itu nyengir selebar-lebarnya... Matanya kian terang benderang. Alisa tersenyum, mengayun-ayunkan kedua kakinya untuk mengusir rasa malu.
"Wooow... Barusan itu apa, Alisa...?"
"Itu... aku abis ngobatin luka kamu. Katanya air liur bikin luka cepet kering... Seneng, gak? Hihihi..."
"Wuuaah... di atasnya seneng... Kamu, cantik banget hari ini, Al..."
"Dari lahir juga aku udah cantik... Jadi ngajakin aku nonton film romantis gak...?"
"Hmm... Sore ini jadwalku ke bengkel seharian sampe malem. Siang ini aja kita makan yuk? Terus temenin aku nengokin Rizal..."
"Boleh. Aku juga mau ikut nyumbang."
Mereka pun tak bisa berhenti tersenyum hingga berjam-jam berikutnya, menanti-nanti bel pulang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Romance - 1998
Humor...Ada gemuruh juga keheningan, ada selintir nyeri juga hangat yang berpendaran... Mereka yang saling membaca, walau dalam diam. Senyum itu mulai tersungging, yang termanis yang pernah dilihat Khalil, yang tertulus yang pernah dirasakan Moni. Walau...