PART 72
Dengan wajah ceria, tampak dari kejauhan Moni mengenakan helm dan mencoba menaiki motor trail sahabatnya dengan sedikit usaha. Akhirnya ia berhasil duduk dengan mantap, berpegangan pada kedua pundak Khalil, motor pun melaju. Tanpa disadari, ada seorang murid dari sekolah itu menyaksikan kepergian mereka berdua dari kejauhan.
PART 73
Tawuran pecah tak terhindarkan. Diawali lempar-lemparan batu, dengan mudahnya anak-anak itu berhasil membobol pertahanan SMA tetangga, Soleh dan kawan-kawannya merangsek masuk. Namun anehnya, suasana lebih sepi dari perkiraannya. Anak-anak itu menghajar murid laki-laki yang tersisa yang mereka temui. Namun perlawanan tak terduga dilakukan oleh murid-murid sekolah tersebut, dari lantai dua bahkan mereka telah siap dengan berbagai amunisi untuk dihujamkan ke bawah... Ada meja, kursi, penghapus, penggaris papan tulis, semua saja mereka lemparkan, bahkan mesin tik...! Tak ayal beberapa dari para penyerbu pun ikut menjadi korban... Mata Soleh menyisir ke penjuru sekolah itu, ia berlari ke arah tangga dan bersiap untuk mengeluarkan sesuatu yang dibawanya... Namun betapa terkejutnya ia, mencari-carinya dan tak menemukannya. Soleh berlari kembali ke arah teman-temannya, dan berteriak menanyakan dimana Darlang. Dan sama halnya dengan golok itu, tak satu pun yang melihatnya. Mata Soleh menyala-nyala dipenuhi angkara murka...
PART 74
Tampak wajah panik Moni ketika Khalil memacu motornya dan menyelap nyelip di antara mobil-mobil. Posisi boncengan belakang yang lebih tinggi pada motor trail tersebut membuat Moni dapat menyaksikan jalan raya lebih leluasa... Akhirnya ia mulai menikmati dan tertawa kegirangan... Membisikan sesuatu ke telinga Khalil yang membuat pemuda itu ikut tertawa.
Di sebuah perempatan besar, kumpulan massa menggelar orasi. Jaket warna warni mahasiswa bertebaran, para muda-mudi membawa spanduk dan poster-poster berisi slogan-slogan, serta meneriakan yel-yel... "Turunkan harga sembako!"... "Berantas KKN!"... Moni dan Khalil ikut menyimaknya, dan ikut berteriak serempak sambil mengepal-kepalkan tangan,
"Turunkan harga sembako!!"
"Berantas KKN!!"
Seolah-olah dua bocah SMA itu mengerti saja apa yang terjadi di negeri ini... Walau apapun di luar sana tak menggerus kegembiraan yang mereka rasakan saat bersama. Hingga akhirnya lampu lalu lintas menghijau, mereka melanjutkan perjalanan. Moni masih berteriak-teriak di jalanan sambil mengepal-kepalkan tangan...
"Turunkan harga sembako!!"
"Berantas KKN!!"
Khalil tergelak melihat perubahan sang kawan.
Mendekati lokasi yang dituju. Jalanan mulai lengang, matahari mengintip di balik pepohonan, angin menerpa ke wajah mereka, Moni memejamkan mata, dan melebarkan kedua tangannya, membelah udara, membayangkan dirinya seringan bulu... Belum pernah ia menemukan bagian dirinya yang seperti saat ini... Bersama Khalil ia merasa mampu menerobos apapun... Memasuki sebuah terowongan, seakan mereka melengkungkan ruang waktu... cahaya di ujung, dan tiba-tiba mereka sampai di dimensi yang baru... yang dipenuhi cahaya... meninggalkan segala kekisruhan yang tengah melanda negerinya, sekolahnya, atau apa-apa di kehidupan dimensi lamanya... Entah sampai kapan lubang cacing itu dapat bertahan, sebelum apapun meruntuhkannya... Saat ini Moni tak peduli lagi apa yang ada di depan atau di belakangnya... Yang ada hanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret Romance - 1998
Humor...Ada gemuruh juga keheningan, ada selintir nyeri juga hangat yang berpendaran... Mereka yang saling membaca, walau dalam diam. Senyum itu mulai tersungging, yang termanis yang pernah dilihat Khalil, yang tertulus yang pernah dirasakan Moni. Walau...