BAB 21 | Hukuman Manis(21+)

10.7K 223 16
                                    

Double Update enggak nih?
Kalau mau, comment dan follow akun wattpad aku ini yaaa
❤️‍🔥💃❤️‍🔥

.

.


Selena dan Daniel saling menatap dengan napas yang memburu setelah ciuman mereka yang panjang dan penuh gairah. Mata Daniel berkilat dengan emosi yang sulit diartikan. Tanpa berkata apa-apa, ia memanggul Selena yangtentunya memekik terkejut, "Hei, apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!"

Hanya saja, Daniel tidak mempedulikan seruan Selena tersebut. Ia malah membawa Selena menuju ranjang dan membaringkannya di sana. Lalu Daniel mengapit Selena dengan kedua kakinya yang tengah berlutut. Tentunya itu membuat Selena tidak bergerak atau melarikan diri dari cengkraman Daniel. Lalu Daniel, sendiri mulai melepaskan pakaian mereka satu per satu.

Tentunya Selena menjadi panik karena ia bisa menduga apa yang ingin Daniel lakukan. Bukan karena Selena tidak menginginkan hal yang sama, tetapi ia takut Daniel tertangkap basah oleh ayahnya. Jika ayahnya tahu Daniel ada di sini bahkan melakukan hal intim dengannya, sudah bisa dipastikan Daniel tidak akan selamat. Selena mencengkram kedua tangan Daniel dengan gemetar.

"Tidak, Daniel. Ini bukan waktunya kau di sini. Aku tidak akan bertanya bagaimana bisa kau berada di sini. Tapi yang terpenting adalah, sekarang pergilah. Larilah sebelum ayahku mengetahui keberadaanmu di sini," ucap Selena dengan penuh kecemasan.

Daniel menatap Selena dengan intens. Ia tahu bahwa Selena tengah cemas. Namun, Daniel sendiri tidak berniat untuk menuruti apa yang dikatakan oleh kekasihnya ini. Daniel melempar sembarang pakaian yang sudah ia lepas. "Ini juga bukan waktunya bagimu untuk mencemaskan hal itu, Selena. Hal yang harus kau cemaskan adalah diriku. Aku benar-benar murka karena kau meninggalkanku begitu saja," ucap Daniel dengan nada rendah. Seakan-akan menekankan bahwa saat ini dirinya benar-benar marah.

Tentunya Selena menjadi mati kutu di hadapan Daniel yang marah seperti ini. Mungkin kesan pertama mereka dulu memang tidak baik. Bahkan Daniel bersikap dingin dan ketus pada Selena yang dulu menawarkan hal-hal yang aneh. Namun, Selena belum pernah melihat Daniel semarah ini. Memang Selena juga sudah memprediksi bahwa Daniel akan marah dan kecewa padanya. Namun, saat menghadapi Daniel yang marah secara langsung seperti ini, Selena sungguh tidak berkutik.

Daniel menunduk. Ia mendekatkan wajahnya dengan Selena. Karena sedekat itu, Selena bahkan harus menahan napas karena merasakan hawa dingin merambat di sepanjang punggungnya. "Kau sudah mengingkari janjimu sendiri yang mengatakan akan selalu berada di sisiku. Karena itulah, kau harus menerima hukumanmu. ini adalah hukuman yang harus kau terima karena meninggalkanku begitu saja. Hanya secarik kertas yang tidak berguna yang kau tinggalkan," bisik Daniel dengan suara serak.

Selena merasa darahnya berdesir mendengar kata-kata Daniel. "Daniel, aku-" ia mencoba menjelaskan, namun ciuman Daniel memotong kata-katanya.

Daniel mencium Selena dengan penuh gairah, seolah-olah ingin menyalurkan semua rasa kehilangan dan kegilaannya selama mereka terpisah. "Kau membuatku kehilangan diriku sendiri," bisik Daniel di telinga Selena. "Aku hampir menjadi gila setelah kau meninggalkanku."

Selena menghela napas panjang, merasakan setiap sentuhan Daniel yang begitu intens dan penuh emosi. "Aku tidak punya pilihan lain," jawabnya dengan suara terputus-putus. "Aku tidak ingin melihatmu terluka."

Daniel menggeram pelan dan menatap Selena dengan penuh gairah. "Aku tidak menerima alasanmu, termasuk alasanmu barusan. Kini bersiaplah untuk menerima hukumanmu," katanya sebelum melumat bibir Selena lagi. Setiap ciuman dan sentuhan dari Daniel seolah-olah adalah cara untuk mengklaim kembali haknya atas diri Selena. Tentunya saat mereka berciuman, tangan Daniel tidak tinggal diam dan segera melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Selena hingga sama-sama berada dalam kondisi polos sepertinya.

Mereka berciuman dengan penuh gairah. Daniel tampak sangat ahli dalam membangunkan sisi liar dalam diri Selena. Setiap sentuhan dan gerakannya seolah-olah adalah cara untuk melepaskan semua emosi yang tertahan selama ini. Selena merasakan setiap sentuhan dan ciuman Daniel yang begitu panas dan intens, membuatnya merasa hidup kembali. Dengan mudah, Daniel membuat Selena basah dan siap untuk melakukan penyatuan.

"Ugh! Da-Dalamnya!" erang Selena tampaknya juga lepas kendali. Hingga erangannya sama sekali tidak bisa tertahan dan menggema di dalam kamar hotel tersebut.

Daniel menelan ludah melihat kondisi Selena yang tampak terbaring tak berdaya di bawah tindihannya. Selena sendiri menatap Daniel dengan sayu dan pipinya tampak memerah. "Ja-Jangan menatapku seperti itu," erang Selena membuat Daniel malah menggerakkan pinggulnya semakin kuat dan dalam.

Setiap hentakkan pinggulnya itu selalu diakhiri dengan kalimat, "Aku mencintaimu, Selena. Karena itulah, jangan pernah berpikir kau bisa meninggalkanku. Jika penasaran, maka kau hanya perlu mencoba untuk lari lagi. Maka kau akan melihat diriku yang kembali murka padamu."

"Ah!" erang Selena sembari menggeliat karena rasanya bukti gairah Daniel selain mengisi penuh dirinya, itu juga terasa menghentak dan menyentuh titik terdalam yang menciptakan kenikmatan yang membuatnya candu. Daniel yang tahu titik lemah Selena, kini berlama-lama menekan titik tersebut. Bahkan ia menarik miliknya sedikit dan kembali menekannya di titik yang sama hingga membuat Selena mulai bergetar hebat.

"Kau menyukainya, bukan? Asal kau tau, hanya aku yang bisa melakukan ini padamu. Hanya aku yang bisa membuatmu merasakan kepuasan seperti ini. Jadi, sekarang berjanjilah padaku," ucap Daniel dengan suara seraknya. Tentunya pinggul Daniel sama sekali tidak berhenti bergerak dan menggoda Selena untuk semakin merasakan sensasi nikmat yang tidak bisa diabaikan tersebut.

"A-Apa yang kau bicarakan?" tanya Selena di tengah erangannya tersebut.

Daniel tidak segera menjawab pertanyaan tersebut. Sebaliknya ia malah menarik bukti gairahnya hingga hampir terlepas dari bagian intim Selena. Lalu kembali menghentak kuat dalam sekali gerakan membuat Selena mengejang karena kenikmatannya yang luar biasa. "Berjanjilah bahwa kau tidak akan meninggalkanku lagi," bisik Daniel membuat Selena yang mendengarnya tersentak.

Selena seakan-akan mendapatkan kesadaran di tengah pelukan gairah yang menderanya. Selena menatap mata Daniel yang ternyata dipenuhi rasa putus asa. Lalu secara spontan Selena membalas, "Aku berjanji, Daniel. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi."

"Kerja bagus. Sekarang aku harus memberikan hadiah bagi gadis penurut sepertimu," balas Daniel lalu membuat Selena berubah posisi.

Daniel menyatukan diri dengan Selena dari posisi belakang, Selena yang bertumpu pada kedua lututnya tampak goyah. Hingga Daniel menangkap tubuh Selena dan membuat tubuh gadis itu menjadi berlutut dengan bersandar pada tubuhnya. Lalu Daniel menolehkan wajah Selena. Daniel menciumi wajah manis Selena yang tampak begitu dimabuk oleh gairahnya.

"Ya, aku sangat senang melihat ekspresi seperti ini di wajah manismu. Mengeranglah sepuas dirimu, jangan menahan diri. Karena aku juga tidak akan menahan diri. Aku sama sekali tidak akan menghentikan kegiatan kita walau kau memohon aku berhenti. Jadi, mulailah mengerang," bisik Daniel sembari menghentak membuat erangan secara spontan terlontar dari bibir manis Selena.

"Ugh, jangan seperti ini. Kau menusuk terlalu dalam," erang Selena terdengar seperti rengekan manja yang begitu menyenangkan di telinganya.

Daniel tentunya tidak mau mendengarkan apa yang sudah diminta oleh Selena. Sebab Daniel sendiri sudah berkata bahwa dirinya tidak akan menahan diri. Jadi, ia malah menggoda Selena dengan menarik milknya secara perlahan, lalu menghentak kuat dan dalam untuk mengisi relung cinta Selena. Tubuh Selena sudah sepenuhnya bersandar pada Daniel. Tautan tubuh mereka menjadi semakin erat ketika Selena sukses mendapatkan klimaksnya, tepatnya multi klimaks yang membuatnya mendapatkan klimaks yang beruntun.

Daniel memeluk tubuh Selena yang bergetar dan mengejang-ngejang sebagai ekspresi kenikmatan yang ia rasakan. Daniel menciumi bahu Selena dengan lembut, dan kedua tangannya juga tidak tinggal diam. Keduanya memilin puncak payudara Selena yang memang sudah menegang dan sangat sensitif. Selena tidak bisa melakukan apa pun selain pasrah membiarkan Daniel menyentuhnya dengan manis seperti itu.

Namun, Selena menjadi tegang ketika Daniel berbisik, "Jangan tidur dulu. Karena ini akan menjadi malam panas yang begitu panjang bagi kita, Selena. Bahkan aku akan memastikan bahwa kau tidak akan tidur sebelum aku benar-benar puas memberikan hukuman untukmu."

Gairah Membara Sang Pewaris (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang